Gunung Semeru dan Upacara Pujawali di Pura Mandhara Semeru Agung

Upacara pujawali biasa dilakukan oleh masyarakat Bali atau Pemeluk Agama Hindu. Biasanya dilakukan di Pura-pura besar, salah satunya di Pura Mandhara Semeru Agung. Meski dalam masa pandemi Covid-19 upacara Pujawali tetap dilakukan dengan prokes ketat

oleh Dewi Divianta diperbarui 05 Des 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 07:00 WIB
Puncak B29
Berdekatan dengan Desa Argosari, tepatnya di Jalan Serma Dohir, Desa Senduro, Kabupaten Lumajang, terdapat Pura Mandhara Giri Semeru Agung. (Liputan6.com/Anri Syaiful)

Liputan6.com, Lumajang - Upacara Pujawali atau Piodalan bagi masyarakat Hindu Bali adalah rangkaian upacara keagamaan yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widi pada sebuah tempat suci atau pura dipimpin oleh pemangku agama. Seperti yang dilakukan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) beberapa waktu lalu saat mengikuti rangkaian upacara Karya Pujawali (piodalan) krama tahun 2021 di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Jumat (25/6/2021) di Kabupaten Lumajang Jawa timur.

Piodalan yang diambil dari kata wedal yang berarti keluar atau lahir diperingati dan ditetapkan sebagai hari lahir pura atau bangunan suci sehingga diartikan piodalan/pujawali dianggap sebagai memperingati kelahiran tempat suci daerah tersebut seperti layaknya kelahiran manusia. 

Untuk itu, setiap pura memiliki hari yang ditetapkan sebagai hari suci sebagai hari pujawali atau piodalan berdasarkan hitungan sasih yang merujuk pada kalender saka yang jatuhnya setiap satu tahun sekali atau berdasarkan hitungan kalender wuku yang jatuh tepat 6 bulan (210) sekali.

Upacara pujawali atau piodalan bisa dilakukan dalam skala kecil dan besar, disesuaikan dengan kemampuan finansial. Sedangkan hari suci yang dipilih untuk dilakukan pujawali atau piodalan itu jatuh pada hari suci seperti diketahui dalam bahasa Bali, purnama kapat, kalima, kadasa, anggar kasih kulantir, julungwangi, medangsia, tambir, perangbakat dan dukut, saniscara, kliwon (tumpek) landep, wariga, kuningan, krulut, uye dan wayang, budewage ukir, warigadean, langkir, merakih, menail, dan klawu.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pura di Semeru Salah Satu Pura Tertua

Wagub Bali Cok Ace Saat Jalani Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung
Wagub Bali Cok Ace Saat Jalani Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Wagub Cok Ace mengikuti rangkaian prosesi upacara Pecaruan, Melasti ke Beji, dan prosesi Mapepada Wewalungan di Mandhara Giri Semeru Agung. Kegiatan itu juga disambangi Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Ia memastikan tatanan upacara telah dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, mengingat prosesi tersebut digelar di tengah masa pandemi.

"Sebelum dilangsungkan upacara, areal pura sudah disemprot disinfektan. Seluruh perangkat dan pemuput upacara juga telah divaksin dan tidak meninggalkan prokes," kata Penglingsir Puri Ubud ini di Lumajang, Jumat (25/6/2021).

Ia melanjutkan upacara tersebut dipuput Ida Pedanda Djelantik Giri. Dia berharap karya nganyarin dapat dilaksanakan secara bergilir di masing-masing Kabupaten dan Kota se-Bali."Persembahyangan juga dilakukan bergiliran serta diatur jaraknya," ujar Cok Ace.

Sementara itu, Thoriqul Haq yang menyaksikan langsung jalannya upacara menyatakan secara umum pelaksanaan karya di Mandhara Giri Semeru agung atau pura tertua di Indonesia tersebut sudah berjalan baik."Semua sudah ditata dengan bagus sejak awal. Yang penting jarak dijaga dengan ketat pada prokesnya. Tapi sekali lagi saya lihat sudah berjalan dengan baik," kata Thoriqul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya