5 Kampung Toleransi di Kota Bandung, Inspirasi Indahnya Keberagaman

Bandung tak hanya soal surga kuliner atau cerita paras perempuannya yang identik cantik.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 31 Jan 2022, 22:08 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 08:00 WIB
Gedung Sate
Gedung Sate sebagai landmark di Kota Bandung. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Bandung tak hanya soal surga kuliner atau cerita paras perempuannya yang identik cantik. Namun juga soal beragamnya keyakinan.

Sebagai kota yang memiliki ciri keanekaragaman sosial, sejatinya Bandung menyimpan potensi konflik bersumber dari keanekaragaman tersebut. Namun begitu, keragaman bukanlah jurang pemisah bagi warga Bandung untuk terus menjunjung sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Kota Bandung juga memiliki beragam komunitas. Sehingga tak sedikit, dalam sebuah kawasan terdapat beragam kelompok, suku, hingga rumah peribadatan yang berbeda.

Salah satu kawasan menarik di Kota Bandung adalah adanya Kampung Toleransi. Kampung ini di Kota Bandung merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mengapresiasi kepada suatu daerah yang memiliki tingkat toleransi yang sangat baik, aktif, dan progresif.

Kampung Toleransi diinisiasi sebagai upaya pemeliharaan keberagaman dan kebhinekaan di Kota Bandung. Diresmikan oleh berbagai pejabat wali kota, berikut daftar lima Kampung Toleransi yang ada di Bandung.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

1. Kampung Toleransi Gang Luna

Kampung Toleransi Gang Luna terletak di RW 04, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojong Loa Kaler, Kota Bandung. Ciri khas mencolok dari bentuk toleransi di Gang Luna adalah dengan terdirinya sejumlah tempat ibadah dari agama yang berbeda.

Terdapat empat gereja, empat wihara, dan dua masjid. Keberadaan sejumlah tempat ibadah tersebut saling berdekatan satu sama lain. Meski begitu, tidak pernah terdengar kabar bentrok dan rusuh antar umat beragama di sana.

Keempat gereja antara lain, Pantekosta, Rehoboth Ebenhaezer, Bethesda, dan Jemaat Kristus. Sedangkan, empat wihara yakni Yasodhara, Terang Hati, Aman, dan Ratnapani. Sementara, dua masjid yang terdapat di Kampung Toleransi Gang Luna adalah Al-Amin dan Al-Asror.

Kampung Toleransi Gang Luna diresmikan pada 20 Agustus 2017 oleh Wali Kota Bandung yang menjabat saat itu, Ridwan Kamil. Ridwan Kamil turut menandatangani monumen berbentuk batu yang disanggah keramik putih sebagai ciri khas Kampung Toleransi RW 04 tersebut.

Sikap rukun beragama di Gang Luna sebenarnya sudah ada jauh sebelum pendeklarasiannya sebagai Kampung Toleransi. Praktik toleransi di Gang Luna bukan semata hadir setelah peresmiannya, melainkan sudah tertanam sejak dahulu kala.

2. Kampung Toleransi Paledang

Kampung toleransi kedua di Kota Bandung adalah Kampung Toleransi RT 02 RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong. Kampung toleransi ini diresmikan oleh Penjabat Wali Kota Bandung Muhamad Solihin pada Jumat, 11 Mei 2018.

Kampung Toleransi Paledang merupakan kampung toleransi kedua telah diresmikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Sebelumnya, Pemkot Bandung juga telah meresmikan Kampung Toleransi Cibadak.

Kampung toleransi ini berada di sebuah gang bernama Ruhana yang berada di Jalan Lengkong Kecil. Di dalam kampung, rumah-rumah berdinding torehan mural berisi gambar dan pesan-pesan mengenai toleransi. Sementara di bagian ujung gang ada sebuah masjid yang berdiri bersebelahan dengan vihara.

Adapun tujuannya adalah sebagai upaya pemerintah menjaga keberagaman di Kota Bandung yang telah sekian lama dihuni oleh warga bermacam suku bangsa, ras, dan agama maupun kepercayaan. Atau dengan kata lain, keberadaan kampung toleransi dimaksudkan untuk memperkuat kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama di Kota Bandung.

3. Kampung Toleransi Dian Permai

Satu lagi kampung toleransi di Bandung yang bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk bergaul antar umat beragama adalah di RW 12 Kompleks Dian Permai, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay.

Secara demografi, penduduk kawasan ini beragam. Tak hanya etnis Sunda, di kawasan ini juga dihuni oleh etnis lainnya seperti etnis Tionghoa. Agama yang tumbuh di kampung ini di antaranya, Islam, Kristen, Budha, dan Hindu.

Dengan keberagaman latar belakang, kampung ini mampu mengumpulkan uang sebesar Rp25.000 per rumah. Uang tersebut digunakan untuk membantu kebutuhan bagi keluarga yang kurang mampu.

Adapun komposisi penduduk yaitu muslim 30%, kemudian 70%-nya diisi oleh warga berkeyakinan Hindu, Buddha, Kristen, dan Katolik. Tingginya toleransi terlihat dari berbaurnya masyarakat dan gotong royong antar umat beragama. Misalnya, ketika perayaan Iduladha, panitia penjagaan diisi oleh warga non muslim.

Kampung Toleransi Dian Permai diresmikan Wali Kota Bandung Oded M. Danial pada Kamis, 18 Oktober 2018.

4. Kampung Toleransi Balonggede

Berbicara soal keunikan daerah-daerah yang ada di Bandung memang tidak pernah ada habisnya. Salah satunya Kampung Toleransi Balonggede yang berada di RW 04 & 05 Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol.

Kampung toleransi Balonggede ini secara demografi memiliki penduduk yang beragam. Seperti umat muslim, kristiani dan keturunan Tionghoa yang menganut agama Buddha.

Di Kelurahan Balonggede terdapat Masjid As Salam. Di samping itu juga ada tempat ibadah pemeluk agama lainnya seperti wihara dan gereja. Jaraknya saling berdekatan. Akan tetapi, antar umat saling menghormati dan mendukung ketika ada kegiatan keagamaan masing-masing.

Sebelum diresmikan menjadi kampung toleransi, warga dan organisasi keagamaan di sini sudah guyub. Warga saling bergotong royong saling membantu. Seperti saat Jumatan, jalan ditutup untuk salat. Yang muslim beribadah, yang menjaga jalan dan keamanan dibantu oleh warga non muslim. Nah di situ terasa kebersamaan.

Kampung Toleransi Balonggede diresmikan Wali Kota Bandung pada saat itu, Oded M. Danial pada Selasa, 9 Juli 2019.

5. Kampung Toleransi Kebon Jeruk

Kampung toleransi kelima di Kota Bandung berada di RW 08 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir. Kampung Toleransi Kelurahan Kebon Jeruk ini punya keanekaragaman latar belakang penduduk, khususnya dari agama yang mereka anut. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya empat rumah ibadah dari masing-masing agama.

Untuk mengakses kampung toleransi ini, kita bisa masuk dari Jalan Kelenteng, tepatnya di seberang Vihara Satya Budhi. Selain Vihara Satya Budhi, beberapa meter saja dari situ sudah ada rumah ibadah untuk masyarakat beragama Hindu dan juga Vihara Tanda Bhakti.

Sekitar 100 meter, belok kiri dari persimpangan, anda akan menemui Masjid Al Hasanah. Letaknya di pinggir jalan dan kubah masjidnya pun terlihat sejak belok kiri dari persimpangan jalan.

Tidak sampai 200 meter setelah masjid, ada Gereja Bethel Tabernakel. Empat rumah ibadah yang ada dalam satu kawasan ini hidup damai dan saling berdampingan. Bahkan, warga di kampung ini selalu saling bantu saat salah satu agama sedang merayakan hari besar keagamaan.

Pelaksana Tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana meresmikan prasasti Kampung Toleransi RW 08 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir pada Rabu, 19 Januari 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya