Jurus Jitu Fatayat NU Garut Tangkal Hoaks di Kalangan Emak-Emak

Kalangan perempuan, terutama emak-emak yang minim informasi, kerap menjadi sasaran empuk penebar berita bohong alias hoaks. Kalangan ini perlu diedukasi untuk menekan penyebaran hoaks di tengah masyarakat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 10 Feb 2022, 22:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2022, 22:00 WIB
Para pengurus Fatayat NU Garut, saat launching buletin organisasi Pena Fatayat dan talkshow media 'Hoaks, Perempuan dan Media Power' pentingnya berliterasi.
Para pengurus Fatayat NU Garut, saat launching buletin organisasi Pena Fatayat dan talkshow media 'Hoaks, Perempuan dan Media Power' pentingnya berliterasi. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Untuk menangkal ancaman penyebaran berita bohong atau hoaks, di kalangan perempuan dan emak-emak, Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Garut, Jawa Barat gencar melakukan sosialisasi pentingnya literasi digital, sekaligus peluncuran buletin organisasi 'Pena Fatayat'.

Ketua PC Fatayat Garut Ai Sadidah Addawami mengatakan, pemahaman dan pengetahun literasi digital dinilai penting, untuk menghentikan penyebaran informasi yang menyesatkan alias hoaks di tengah masyarakat.

"Kehadiran pena Fatayat lahir dari keprihatinan kami atas maraknya berita hoax, ujaran kebencian dan propaganda-propaganda yang bias melalui media sosial," ujar dia dalam talk show media Hoaks, Perempuan, dan Media Power sekaligus launching buletin Pena Fatayat, Ahad (6/2/2022).

Menurutnya, kalangan perempuan, terutama emak-emak yang minim informasi, kerap menjadi sasaran empuk penebar berita bohong alias hoaks. Kalangan ini perlu diedukasi untuk menekan penyebaran hoaks di tengah masyarakat.

"Untuk itu kami tergerak memberikan pemahaman literasi ini agar mereka mulai memahami," kata dia.

Dengan semakin meningkatnya pemahaman literasi digital, kalangan perempuan mampu membuat sekaligus menyebarkan informasi yang menyejukkan bagi masyarakat secara utuh.

"Pena Fatayat lahir sebagai wujud tindak lanjut program penguatan kapasitas perempuan dalam komunikasi dan media PC Fatayat NU Garut," ujarnya.

Selain itu, pemahaman literasi yang baik diharapkan mampu menangkal sekaligus menghentikan informasi yang menyesatkan.

"Semoga pena fatayat bisa konsisten hadir dan menjadi media alternatif sebagai penyampai gagasan dan kiprah kader Fatayat di semua tingkatan," ujar dia bangga.

Simak video pilihan berikut ini:

Hindari Latah Informasi

Para narasumber talkshow media 'Hoaks, Perempuan dan Media Power' yang diselenggarakan Fatayat NU Garut saat launching buletin organisasi Pena Fatayat.
Para narasumber talkshow media 'Hoaks, Perempuan dan Media Power' yang diselenggarakan Fatayat NU Garut saat launching buletin organisasi Pena Fatayat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Haryadi Mujianto, salah satu penggiat anti-hoaks mengatakan, masih belum meratanya pemahaman perempuan terhadap literasi terutama digital, menyebabkan mereka latah saat menerima informasi bohong.

"Perempuan itu biasanya bukan sebagai pembuat hoaks, namun justru penyebar hoaks paling ampuh," kata dia.

Tak ayal dalam beberapa hal, informasi bohong alias hoaks yang disebarkan melalui perempuan, kerap menjadi berita besar saat media konvensional atau mainstrem mengambilnya.

"Terkadang karena minimnya informasi serta belum fahamnya literasi tidak ada konfirmasi atau tabayun sehingga langsung saja disebarkan," kata dia.

Haryadi menilai, upaya Fatayat NU Garut melakukan sosialisasi literasi digital, diharapkan mampu menyadarkan kalangan perempuan khususnya emak-emak, untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi.

"Sudah saatnya perempuan terutama emak-emak ini memilah mana informasi baik dan buruk," dia mengingatkan.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya