Liputan6.com, Pekanbaru - Polresta Pekanbaru bersama Polsek Bukitraya menangkap empat remaja yang diketuai oleh CR. Mereka membentuk kelompok pemotor kecil bernama Tongkrongan Kopi Seduduk dan telah meresahkan warga karena berbuat onar.
Tersangka CR bersama tiga rekannya menganiaya pemuda berinisial IAÂ pada 19 Juni 2022. Korban mengalami luka berat sehingga mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Advertisement
Baca Juga
Pelaksana harian Kepala Polresta Pekanbaru Ahmad Mamora menjelaskan, korban diserang saat duduk di halte Transmetro Pekanbaru. Korban dianiaya memakai stik besi serta potongan kayu.
"Kejadiannya di Halte Aur Kuning, Jalan Kaharuddin Nasution," kata Mamora didampingi Wakapolresta AKBP Hengky, Kasat Reskrim Andrie Setiawan, Kasi Humas Nur Syafniati dan Kanit Reskrim Polsek Bukitraya Iptu Dodi Vivino, Rabu siang, 29 Juni 2022.
Sebelum bertemu korban, para pelaku berkeliling Pekanbaru pada dini hari 19 Juni 2022. Kelompok pemotor ini membawa dendam karena beberapa hari sebelumnya mengaku dikeroyok kelompok pemotor lainnya.
Tiba di halte itu, para pelaku yang menggunakan dua sepeda motor melihat korban tengah duduk. Tanpa basa-basi, korban langsung diserang memakai stik besi dan potongan kayu balok.
"Korban sempat dirawat sehari di rumah sakit, mengalami empat luka jahitan di kepala," jelas Mamora.
Keluar dari rumah sakit, korban melapor ke polisi. Polresta Pekanbaru bersama Polsek Bukitraya serta Polda Riau melakukan penyelidikan hingga akhirnya para pelaku teridentifikasi.
"Para pelaku tertangkap tiga hari usai penganiayaan," kata Mamora.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Salah Sasaran
Hasil pemeriksaan, pelaku tidak kenal dengan korban. Hanya saja korban dituduh sebagai bagian dari kelompok pemotor lainnya yang mengeroyok mereka.
"Mereka ingin balas dendam tapi salah sasaran," ucap Mamora.
Mamora menjelaskan, pelaku mengaku baru sekali menganiaya pemotor lainnya. Pelaku meskipun punya nama kelompok tapi bukanlah sebagai geng motor.
"Sebenarnya mereka ini kayak anak tongkrongan kecil, bukan geng motor tapi seperti kelompok kecil gitu," terang Mamora.
Dalam beberapa pekan belakangan, khususnya akhir pekan, jalanan di Pekanbaru pada dini hari selalu ramai oleh remaja, baik yang ingin melakukan balapan liar, maupun sekadar konvoi bersama kelompoknya.
Oleh karena itu, untuk menghindari kejahatan, Mamora mengimbau agar tidak keluar dini hari. Mamora berharap warga lebih baik di rumah daripada berkeliaran di jalanan.
Menurut Mamora, ramainya orang keluar pada akhir pekan, khususnya pada dini hari, bisa jadi sebagai bentuk euforia karena selama ini gerakannya terbatas oleh pandemi.
"Untuk menghindari tindakan kriminal, Polresta Pekanbaru selalu patroli, baik oleh lalu lintas, Sabhara dan Reserse," jelas Mamora.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement