PT INTI Kantongi Keterampilan Tangani Insiden Siber dari BSSN

PT INTI juga tercatat sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor industri pertama yang berhasil mengantongi sertifikasi tersebut dari BSSN.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 05 Agu 2022, 10:12 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 09:38 WIB
PT INTI
PT INTI mengantongi Sertifikasi Pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). (Foto: Humas PT INTI)

Liputan6.com, Bandung - PT INTI (Persero) secara resmi memiliki dasar dan kapabilitas yang tersertifikasi untuk menangani berbagai insiden siber di tengah berjalannya sistem elektronik perusahaan. Hal itu diketahui setelah perusahaan pelat merah itu berhasil mengantongi Sertifikasi Pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

PT INTI juga tercatat sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor industri pertama yang berhasil mengantongi sertifikasi tersebut dari BSSN.

"Tidak hanya sekadar sertifikasi, tapi INTI-CSIRT ini nantinya bisa menjadi modal bagi Perusahaan untuk pengembangan bisnis dan kerja sama strategis, terutama kaitannya dengan cyber security dan sektor industri lain yang memiliki potensi terjadinya insiden siber," kata Direktur Bisnis PT INTI (Persero) Teguh Adi Suryandono, usai Launching INTI-CSIRT, Kamis (4/8/2022).

Dalam implementasi tata kelola teknologi informasi yang baik, setiap organisasi wajib memperhitungkan potensi kerentanan atau celah terhadap keamanan informasi yang ada. Hal itulah yang menjadi urgensi pembentukan Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber INTI atau INTI–CSIRT.

Selain itu, tata kelola teknologi informasi menjadi bagian yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak menuju bisnis digital, terutama untuk mencegah dan merespons potensi terjadinya insiden keamanan informasi di lingkungan INTI Group.

Tak hanya itu, aspek penting sertifikasi pembentukan tim tanggap insiden siber CSIRT tersebut dikaitkan dengan rentannya keamanan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data, yang juga telah disinggung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Pidato Kenegaraan Sidang Bersama DPR dan DPR pada 2019. 

Terbukti, ancaman keamanan siber pun telah secara rutin dialami oleh PT INTI melalui berbagai intrusion attack yang diperkirakan mencapai 4.000-5.000 intrusion attack setiap bulannya, dengan potensi gangguan terhadap jalannya proses bisnis Perusahaan.

“Secara strategis, INTI-CSIRT merupakan penambahan aset yang sangat berharga, khususnya intangible asset sebagai modal dasar untuk berkiprah di industri digital,” ujar Teguh Adi.

Dalam perjalanannya sebelum meraih sertifikasi pembentukan INTI-CSIRT ini, PT INTI telah lama menekuni upaya untuk peningkatan kualitas cyber security perusahaan. Hal tersebut tercatat melalui didapuknya sejumlah penghargaan terkait tata kelola teknologi informasi, di antaranya yaitu IT Governance Terbaik I Kategori BUMN Industri Pengolahan (Manufaktur) dari Kementerian BUMN (2011) dan Top IT Improvement dari Business News (2017).

Kemudian, The Best IT Data Governance, The Best Data Security dan The Best IT Data Infrastructure pada perhelatan Data GovAi Awards (2018).

Penghargaan atas tata kelola teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir tersebut pada akhirnya menjadi bekal bagi PT INTI (Persero) untuk meraih level maturitas penanganan insiden dari BSSN.

“BSSN menyampaikan apresiasi setinggi-setingginya pada PT INTI yang telah berhasil menjadi BUMN Sektor Industri pertama yang memperoleh CSIRT. Kami harap INTI-CSIRT dapat menjadi role model bagi CSIRT BUMN lainnya, sekaligus menjadi embrio positif dalam upaya penanganan insiden siber secara organisasi maupun nasional,” kata Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri BSSN Intan Rahayu.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya