50 Pepatah Bahasa Jawa Berikut Artinya, Seru dan Bermakna

Berikut ini pepatah dan peribahasa bahasa Jawa yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan yang bisa menjadi inspirasi

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Agu 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2022, 13:00 WIB
Kata-Kata Mutiara Bahasa Jawa yang Romantis dan Menyentuh Kalbu
Ilustrasi Surat Cinta Credit: pexels.com/Stevi

Liputan6.com, Yogyakarta - Pepatah bahasa Jawa yang sudah ada sejak berpuluh tahun lalu pun nyatanya masih bisa memberikan banyak makna untuk kehidupan saat ini. Kata-kata pepatah Jawa juga memiliki makna yang kaya akan nilai-nilai moral, sehingga cocok dijadikan sebagai penuntun dalam bersikap.

Tak hanya sebagai inspirasi, menggunakan kata-kata pepatah Jawa juga menjadi langkah untuk melestarikan kebudayaan Jawa. Berikut ini pepatah dan peribahasa bahasa Jawa yang memiliki makna mendalam bagi kehidupan yang bisa menjadi inspirasi:

"Mikul dhuwur mendhem jero." Menjunjung tinggi derajat orang tua atau pendahulu.

"Becik ketitik, ala ketara." Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga.

"Dhemit ora ndulit, setan ora doyan." Berupa doa dan harapan agar selalu diberi keselamatan, tidak ada suatu halangan dan rintangan.

"Kakehan gludug kurang udan." Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.

"Desa mawa cara, negara mawa tata." Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.

"Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan." Meskipun tidak ada ikatan darah, namun terasa sudah seperti bagian dari keluarga, yang jika ada duka, ikut merasa sedih dan kehilangan.

"Ngajari bebek nglangi." Pekerjaan yang tidak ada manfaatnya.

"Adigang, adigung, adiguna." Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya.

"Sepi ing pamrih, rame ing gawe." Melakukan pekerjaan tanpa pamrih.

"Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah." Hidup rukun pasti akan hidup sentosa, sebaliknya jika selalu bertikai pasti akan bercerai.

 

Nabok Nyilih Tangan

"Nabok nyilih tangan." Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam.

"Urip iku urup." Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan, jangan sampai menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

'Ngono ya ngono ning aja ngono." Boleh saja engkau berperilaku sekehendak mu, namun jangan sampai melanggar nilai atau norma sehingga merugikan orang lain.

"Sapa sira sapa ingsun." Janganlah menggurui, memerintah, serta mencampuri urusan orang lain tanpa izin, apalagi memaksakan kehendak. Bbiarlah masing-masing memiliki prinsip, pandangan, keyakinan, serta pemikiran.

"Surga manut neroko katut." Kehidupan seorang istri ditentukan dari baik-buruknya agama suami.

"Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman." Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan manja.

"Aja kuminter mundak keblinger, aja cidra mundak cilaka." Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

"Mangan ora mangan sing penting ngumpul." Makan tidak makan yang terpenting adalah bisa berkumpul.

"Kena iwake aja nganti buthek banyune." Berusahalah mencapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan.

"Ana dina, ana upa." Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata.

 

Bibit Bebet Bobot

"Kacang ora ninggal lanjaran." Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.

"Kebo mulih menyang kandhange." Sejauh-jauh seseorang pergi, akhirnya akan pulang ke kampung halamannya.

"Bathok bolu isi madu." Menggambarkan orang dari kalangan bawah, tapi kaya ilmu pengetahuan.

"Anak polah bapa kepradah." Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk membuat orang tua ikut terdampak buruk, pun sebaliknya. Jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.

"Busuk ketekuk, pinter keblinger." Orang bodoh atau pandai suatu saat sama-sama akan mengalami keusulitan.

"Pitik trondhol diumbar ing padaringan." Orang yang diberi kepercayaan barang berharga, pada akhirnya hanya bisa menghabiskannya.

"Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang."P erkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk.

"Bibit, bebet, bobot." Menilai kualitas berdasarkan asal muasal, peranan, dan kiprah yang telah diperbuat.

"Dhuwur wekasane, endhek wiwitane." Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan

"Diobong ora kobong, disiram ora teles." Menjadi pribadi yang ulet, tekun, tangguh menghadapi segala ujian dan rintangan, hingga berhasil merengkuh kemuliaan serta kejayaan

Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira." Terjadinya dirimu karena diciptakannya ibu bapakmu, sehingga kedua orang tua harus dimuliakan.

 

Asu Rebutan Balung

"Jaman iku owah gingsir." Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah.

"Kaya banyu karo lenga." Tidak pernah rukun ibarat air dan minyak.

"Nguyahi banyu segara." Melakukan suatu perbuatan yang sia-sia belaka, ibarat menggarami lautan.

"Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran." Hidup itu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan

"Manunggaling kawula gusti." Manunggalnya atau bersatunya antara kawula (hamba) dengan sifat-sifat Tuhannya.

"Gupak pulute ora mangan nangkane." Sudah ikut berjuang susah payah, tapi tidak ikut menikmati hasilnya.

"Lambe satumang kari samerang."Orang yang sudah berkali-kali dinasehati, tapi tak juga didengarkan.

"Wani ngalah, luhur wekasane." Berani mengalah demi kepentingan bersama adalah sikap yang luhur. Begitulah watak kesatria yang berjiwa besar dan lapang dada.

"Wani silit, wedi rai." Seorang pengecut yang hanya berani di belakang layar, namun takut ketika behadapan secara langsung.

"Asu rebutan balung." Manusia berkonflik untuk memperebutkan suatu hal yang sifatnya sepele atau remeh temeh.

 

Witing Tresna Jalaran...

"Beda-beda pandumaning dumadi." Tuhan Yang Maha Adil memberikan anugerah yang adil kepada seluruh makhluk ciptaanNya.

"Kebo nyusu gudel." Kaum tua menimba ilmu atau berguru kepada kaum muda

"Crah agawe bubrah." Pertentangan atau konflik menyebabkan perpecahan atau kerusakan.

"Krido lumahing asto." Hamba yang mengemis dan peminta-minta.

"Kutuk marani sunduk." Mendekati mara bahaya.

"Lamun sira durung wikan alamira pribadi, mara takona marang wong kang wus wikan." Jika engkau belum memahami alam pribadimu, hendaknya engkau bertanya kepada yang telah memahaminya.

"Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran." Manusia itu memiliki sifat Tuhan.

"Witing tresna jalaran saka kulina." Awal mulanya tumbuh bibit cinta itu karena terbiasa

"Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi." Jadilah engkau pribadi yang mempunyai prinsip, tegas, dan tidak ragu ragu.

 

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya