Tenggelam di Kolam Eks Tambang Batu Bara, Bocah Kelas 3 SD Ditemukan Meninggal

Seorang bocah yang masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ditemukan meninggal di kolam bekas eks tambang batu bara.

oleh M Syaifuddin Zuhrie diperbarui 10 Okt 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2022, 15:00 WIB
Kolam Tambang Ilegak
Di kolam eks tambang batu bara ini seorang bocah tenggelam usai berenang bersama teman-temannya.

 

Liputan6.com, Berau - Seorang bocah kelas 3 SD di Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ditemukan meninggal di kolam eks tambang batu bara, Minggu (9/10/2022). Untuk diketahui, bocah tersebut juga sempat dikabarkan hilang pada sore sehari sebelumnya, usai mandi di kolam tersebut.

Adji, saksi mata di lokasi kejadian membenarkan adanya peristiwa itu. Dia mengatakan, informasi penemuan jenazah bocah tersebut diketahuinya pada pukul 11.00 Wita.

"Iya benar. Ada anak ditemukan meninggal di bekas lubang tambang itu. Saya tahunya tadi pagi antara jam 10 atau jam 11 pagi tadi," jelasnya.

Menurutnya, selama dirinya melewati lokasi bekas galian batu bara tersebut, memang sering terlihat banyak anak-anak mandi. Bahkan, sebelum kejadian, dirinya sempat melarang anak-anak tersebut untuk berenang dan bermain di sekitar lokasi itu.

Pasalnya, kolam tersebut cukup dalam dan berbahaya bagi anak-anak.

"Saya dapati sore, sempat saya larang. Karena mereka berenang sambil bercanda di tengah kolam. Itu saya larang, sebelum kejadian. Setelah melarang anak-anak, saya langsung pergi, tidak tahu juga kalau sore itu ada kejadian anak tenggelam," katanya.

Dirinya mengatakan, seharusnya bekas galian itu ditutup dengan tanah, tidak cukup hanya dengan memagar dengan seng. Apalagi pagar sengnya juga sudah rusak.

"Sepertinya yang merusak juga anak-anak yang sering mandi di sana. Sangat rawan, apalagi posisi kolamnya di sekitar kota," tuturnya.

Sementara itu, Lurah Rinding, Misrin mengaku turut prihatin dengan adanya peristiwa itu. Dirinya berharap kolam bekas galian tersebut dapat kembali ditutup, agar tidak menimbulkan korban jiwa lagi.

Apalagi, lokasinya yang berada di sekitar kota dan mudah dijangkau bagi anak-anak.

"Kami turut berdukacita atas kejadian ini. Dan kami dari pemerintah, memang ingin setiap aktivitas yang menimbulkan lubang dalam, dan membahayakan bagi warga itu ditutup kembali. Apapun kegiatannya," jelasnya.

Namun, terkait apakah kolam tersebut merupakan lokasi yang diduga bekas galian batu bara yang banyak disebutkan masyarakat, Misrin belum bisa memastikannya. Pasalnya, dirinya belum melihat secara langsung.

Apalagi, lokasinya juga dipagari dengan seng.

Namun ditegaskannya, apapun kegiatannya, pengelolanya harus bertanggungjawab. Jangan sampai kata dia, setelah digali dan diambil isinya, kemudian ditinggalkan begitu saja.

"Kalau informasi dari masyarakat seperti itu. Tapi itu perlu dipastikan apakah benar, atau hanya dugaan saja. Kalau sudah memakan korban, siapa yang akan bertanggung jawab. Jika memang bekas galian tambang batu bara, pemilik lahan atau kontraktornya harus bertanggungjawab," ujar Misrin.

Simak juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya