Menteri Sosial Temui Anak dengan Penyakit Berat di Sukabumi, Tawarkan Bantuan Usaha

Empat anak dengan kondisi penyakit berat disambangi Menteri Sosial Tri Rismaharini, di pusat rehabilitasi dan perlindungan sosial Phala Martha Sukabumi. Risma juga menawarkan bantuan kepada orangtua anak-anak tersebut untuk membuka usaha.

oleh Fira Syahrin diperbarui 28 Des 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2023, 14:00 WIB
Kemensos Tri Rismaharini di Kabupaten Sukabumi saat berikan sepeda kepada salah satu anak yang menderita penyakit berat betha thalasemia, Aisyah Azzahra (9) asal Lebak Banten (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Kemensos Tri Rismaharini di Kabupaten Sukabumi saat berikan sepeda kepada salah satu anak yang menderita penyakit berat betha thalasemia, Aisyah Azzahra (9) asal Lebak Banten (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Menteri Sosial, Tri Rismaharini meninjau kondisi terkini empat orang anak dengan penyakit berat, mereka adalah Rizky Putra Irawan (9) asal Sukabumi yang mengalami kelumpuhan, Fahrul (6) asal Indramayu mengalami Aneurisma otak, Iffa Astila Rahma (9) asal Sukabumi mengalami kelainan kulit, dan Aisyah Azzahra (9) asal Lebak Banten mengalami betha thalasemia.

Kegiatan Kemensos yang berlangsung di Sentra Phala Martha, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (27/12/2023), Risma berbincang bersama orang tua dan anak tentang upaya pengobatan yang telah dilakukan. Kendala biaya, dan jarak akses fasilitas kesehatan yang cukup jauh jadi salah satu sebab penanganan kesembuhan anak-anak ini kurang optimal.

Menanggapi hal itu, Risma menilai, pengobatan yang dijalani keempat anak ini tidak cukup dengan sekali tindakan seperti operasi. Perlu penangan khusus, atau pemulihan lebih lanjut.

“Karena anggaran kami terbatas maka kemudian kami Kemensos minta bantuan kepada kitabisa untuk dicarikan donasi karena rata rata mereka pengobatannya tidak bisa cuman sekali selesai, enggak. Jadi mereka butuh waktu yang panjang untuk perawatannya,” ucap Risma.

Saat berbincang, Risma menyebut jaminan sosial saja tak cukup untuk membantu para penerima manfaat lewat bantuan usaha bagi orang tua anak sehingga berdampak lanjut. Bantuan tersebut juga akan kembali pada peninjauan tim terhadap peluang yang ada di wilayah, seperti usaha peternakan atau berdagang.

“Paling banyak Rp300-Rp400 ribu tergantung dari kondisi keluarga. Karena itu tadi saya tawarkan kepada mereka bagaimana untuk menambah income usaha, staf kita akan turun untuk assessment usaha apa yang bisa mereka lakukan,” jelasnya.

 

Fasilitasi Terapi Saraf Motorik

Menteri Sosial Tri Rismaharini di Kabupaten Sukabumi saat berbincang dengan orang tua salah satu anak penderita penyakit berat  Aneurisma otak, Fahrul (6) asal Indramayu (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Menteri Sosial Tri Rismaharini di Kabupaten Sukabumi saat berbincang dengan orang tua salah satu anak penderita penyakit berat Aneurisma otak, Fahrul (6) asal Indramayu (Liputan6.com/Fira Syahrin)

Fahrul (6) asal Indramayu mengalami Aneurisma otak yang berdampak pada motorik tubuhnya menyebabkan tak berfungsi. Tri Rismaharini menyampaikan, akan memberikan fasilitas terapi selama dapat memberikan pemulihan bagi saraf motorik anak. 

"Kalau enggak, tubuh mereka enggak bisa berfungsi dengan baik karena mereka selamanya antara di sini dengan saraf motoriknya nggak bisa konek. Mudah-mudahan bahasa-ku enggak salah, ini bukan dokter. Sehingga dibutuhkan terapi cuma ini memang harus rutin," ungkapnya. 

Pada momen tersebut, dia juga mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang sudah turut berkontribusi bagi keempat anak penderita penyakit berat. 

"Karena anggaran kami terbatas maka kemudian kami, Kemensos minta bantuan kepada kitabisa untuk dicarikan donasi karena rata-rata mereka pengobatannya tidak bisa cuman sekali selesai, enggak. Jadi mereka butuh waktu yang panjang untuk perawatannya," ucapnya. 

Lebih lanjut, Co Founder Kitabisa Alfatih Timur menuturkan, para anak penerima manfaat mendapatkan bantuan berbeda-beda. Yakni, Fahrul (6) mendapatkan bantuan Rp41 juta, Aisyah Azzahra Rp36 juta, Rizky Putra Irawan (9) sebesar Rp35 juta dan Iffa Astila Rahma (9) sebesar Rp27 juta. 

"Akan dibuka terus mungkin sampai beberapa bulan ke depan, dan masing-masing tadi penerima juga bisa mencairkan secara bertahap tergantung kebutuhan. Mereka tinggal request langsung dicairkan, jadi setiap pasien ada kebutuhannya masing-masing," kata Alfatih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya