Bawang Merah dan Tomat Jadi Penyumbang Inflasi di Sumsel

Di penutup 2023 lalu, terjadi inflasi di Sumsel yang disumbangkan dari komoditas bawang merah dan tomat karena dampak dari fenomena El Nino.

oleh Nefri Inge diperbarui 05 Jan 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi Bawang Mewah
Ilustrasi bawang merah (dok. Pixabay.com/costanzimarco/Putu Elmira)

Liputan6.com, Palembang - Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm) di Desember 2023 kemarin, yang disumbangkan dari beberapa komoditas.

Beberapa di antaranya yakni inflasi yang disumbangkan dari bawang merah, tomat, angkutan udara hingga perhiasan emas.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan (Sumsel) Ricky P Gozali mengatakan, inflasi Sumsel berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel yang merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 kota di Sumsel.

“Inflasi di Sumsel lebih rendah dari bulan sebelumnya, yang mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm),” katanya, Rabu (3/1/2023).

Lima komoditas utama penyumbang inflasi di Desember 2023 yang bawang merah sebesar 0,046 persen (mtm), angkutan udara sebesar 0,044 persen (mtm), tomat sebesar 0,038 persen (mtm), gula pasir sebesar 0,034 persen (mtm) dan perhiasan emas sebesar 0,024 persen (mtm).

Tekanan inflasi pada angkutan udara, disebabkan oleh periode high season HBKN Natal dan Tahun Baru 2024.

Lalu, kenaikan harga gula pasir disebabkan oleh harga global yang tinggi sementara permintaan domestik juga terus meningkat di tengah HBKN Natal dan Tahun Baru. Adapun kenaikan harga emas sejalan dengan kenaikan harga emas global.

“Kalau inflasi pada bawang merah dan tomat, disebabkan oleh dampak fenomena El Nino, yang mengakibatkan penurunan produksi,” ungkapnya.

Realisasi inflasi gabungan 2 kota IHK di Sumsel sebesar 3,17 persen (yoy), yang lebih rendah dari bulan sebelumnya. Di mana, sejalan inflasi nasional yang menurun dan tercatat sebesar 2,61 persen (yoy).

Lalu, realisasi inflasi gabungan 2 kota IHK di Sumsel pada Desember 2023 lalu, berada dalam sasaran inflasi Nasional yaitu 3±1 persen.

 

TPID Sumsel

Tomat
Ilustrasi Tomat Credit: pexels.com/pixabay

“Inflasi Sumsel yang terkendali di tahun 2023 tidak terlepas dari koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel melalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif,” ucapnya.

Pada Desember 2023, ketersediaan pasokan dilakukan antara lain melalui pelaksanaan sidak dan monitoring pasar serta panen raya komoditas cabai di daerah sentra.

Untuk memastikan keterjangkauan harga, dilaksanakan pasar murah secara intensif di 17 (tujuh belas) kabupaten/kota di Sumsel jelang HBKN Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Pengendalian inflasi Sumsel juga dilakukan dengan memastikan kelancaran distribusi komoditas, yakni melalui optimalisasi pemanfaatan BTT untuk keperluan subsidi ongkos angkut.

“Kita juga melakukan komunikasi yang efektif melalui publikasi kegiatan pengendalian inflasi, himbauan belanja bijak kepada masyarakat melalui media massa, media sosial, maupun media elektronik, komunikasi kepada masyarakat untuk menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi, dan High Level Meeting TPID,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya