Antisipasi Kabakaran di TPA, Pemulung Diberi Pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja

Dalam pelatihan tersebut, para pemulung diberikan pemahaman dan pengetahuan tentang cara mengantisipasi dan mencegah kebakaran di TPA, seperti larangan merokok di area TPA.

oleh Tim Regional diperbarui 02 Feb 2024, 20:43 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 22:33 WIB
Sebanyak 300 pemulung mengikuti pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/1/2024).  (Liputan6.com/ ist)
Sebanyak 300 pemulung mengikuti pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/1/2024). (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 300 pemulung mengikuti pelatihan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tangerang, Banten, Senin (15/1/2024). Para pemulung juga mendapatkan pemahaman mengenai pencegahan kebakaran di TPA tersebut.

Pelatihan ini diadakan oleh Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) dengan dukungan dari Pemerintah Kota Tangerang dan produsen air mineral dalam kemasan, Danone Aqua Indonesia.

Ketua Umum IPI, Pris Polly Lengkong, menjelaskan bahwa pelatihan ini belajar dari kejadian terbakarnya TPA Rawa Kucing pada 20 Oktober 2023. Pada saat itu, sekitar 80 persen dari luas TPA seluas 34 hektare tersebut, termasuk bangunan gudang timbang, mengalami kebakaran.

"Agar peristiwa kebakaran itu tidak terulang, para pemulung diberikan pelatihan tentang K3 dan pencegahan kebakaran," ujarnya.

Dalam pelatihan tersebut, para pemulung diberikan pemahaman dan pengetahuan tentang cara mengantisipasi dan mencegah kebakaran di TPA, seperti larangan merokok di area TPA. Selain itu, mereka diimbau untuk menjaga keselamatan diri dengan menggunakan perlengkapan kerja yang memadai.

"Kami menyediakan alat pelindung diri (APD) dan sepatu boot kepada para pemulung, agar mereka lebih terlindungi saat bekerja. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan para pemulung," katanya.

Di TPA Rawa Kucing ada sekitar 400 pemulung yang menggantungkan hidup dari pengolahan sampah. Meskipun seharusnya pemilahan sampah dilakukan di tingkat Tempat Pemilahan Sampah, sistem yang diterapkan oleh Pemerintah masih belum maksimal, sehingga banyak sampah yang bocor ke TPA. Pemulung memanfaatkan kebocoran ini untuk melakukan pemilahan sampah.

TPA Rawa Kucing, yang beroperasi sejak 1992 di desa Neglasari, Kota Tangerang, dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang. Meskipun seharusnya hanya dapat menampung 900–1.000 ton sampah per hari, saat ini sampah yang dibuang mencapai 1.400 ton per hari.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pengolahan Sampah DLH Kota Tangerang, Iwan mengapresiasi peran pemulung di TPA Rawa Kucing yang membantu mengurangi sampah di tempat tersebut.

"Saya berharap pemulung dapat ikut menjaga keamanan dan ketertiban di TPA Rawa Kucing, terutama dari risiko kebakaran, seperti tidak merokok di TPA," jelasnya.

Sementara itu, Senior Manager Packaging Circularity Danone Indonesia, Jeffri Ricardo, menegaskan pentingnya edukasi ini untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan pemulung. Pihaknya terus berupaya meningkatkan pasokan kemasan plastik untuk didaur ulang.

"IPI dengan jaringan pemulung merupakan salah satu bagian dari rantai pasok untuk meningkatkan daur ulang kemasan plastik dan mendorong percepatan ekonomi sirkular," ia menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya