Pemuka Agama Dorong Masyarakat Bangun Ruang Digital Berbasis Toleransi

Manusia yang hidup di dunia memiliki tanggung jawab untuk menerapkan sikap toleransi. Sebab, toleransi diciptakan untuk membahagiakan orang lain dan cara menghormati sesuatu yang berbeda.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 21 Mei 2024, 13:13 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2024, 10:38 WIB
Sosmed
Foto: Unsplash.com/ Aman Pal

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial (medsos) memiliki peran penting dalam membangun toleransi antar umat beragama, baik secara nasional maupun global. Dengan membuat iklim positif di medsos, diyakini mampu memberikan pemahaman kepada umat manusia akan keberagaman yang ada di muka bumi ini.

Peneliti Abdurrahman Wahid Centre for Peace and Humanities, Sarah Monica mengatakan, toleransi seharusnya menjadi salah satu sikap wajib yang dimiliki masyarakat, terutama dalam berinteraksi di ruang digital dan kehidupan nyata.

“Jadikan ruang digital sebagai cerminan yang baik dari realita," ungkap Sarah, saat diskusi bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD), Selasa (20/5/2024).

Ia juga mengingatkan masyarakat, dalam berinteraksi di ruang digital memerlukan etika berinternet. Sikap demikian, tentunya akan menciptakan pesan perdamaian, keberagaman, dan keharmonisan dalam menjalani kehidupan.

Dengan adanya ruang digital, kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain menjadi tidak terbatas, dari segala tempat dan latar belakang. Maka dari itu, media sosial memiliki potensi besar untuk membantu membangun toleransi di masyarakat.

"Keberagaman tetap merupakan hakikat, baik di dunia maya maupun nyata," tambah Sarah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Toleransi Diciptakan untuk Membahagiakan

Literasi Digital
Foto: Kominfo

Hal senada dikatakan, oleh pemuka agama Budha, Bhante Dhirapunno. Ia menilai kehidupan seseorang, di dunia nyata maupun ruang digital tidak bisa dipisahkan terutama dalam menerapkan sikap sopan santun.

Menurutnya, manusia yang hidup di dunia memiliki tanggung jawab untuk menerapkan sikap toleransi. Sebab, toleransi diciptakan untuk membahagiakan orang lain dan cara menghormati sesuatu yang berbeda.

Sebagai pemuka agama, Bhante Dhirapunno juga memiliki tanggung jawab untuk mencotohkan hal yang baik kepada masyarakat. Bahkan, di era digital dirinya juga membuat konten yang kreatif dan positif, agar masyarakat tertarik untuk menontonnya.

"Bangun komunikasi dengan masyarakat dan kolaborasi dengan tokoh serta konten creator untuk menyampaikan hal yang positif,"ungkap Bhante Dhirapunno.

Sementara itu, Yan Mitha Djaksana selaku Wakil Ketua Umum Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia menjelaskan, jika internet merupakan lautan informasi dan konektivitas. Maka dari itu, fungsi ruang digital harus dimanfaatkan untuk menyebarluaskan kebaikan.

Ia juga mengingatkan masyarakat, untuk dapat menghargai keberagaman di era digital terutama dalam menyampaikan informasi. Sebab, sebagai indivindu diharuskan memiliki kecerdasan dan pola pikir, sebelum menggunggah sesuatu di media sosial agar tidak berdampak buruk.

"Sesuatu yang diunggah hari ini, akan menjadi jejak digital di kemudian hari," Yan Mitha Djaksana mengakhiri.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya