Mengenal 4 Penyakit yang Ditularkan Melalui Unggas, Yuk Simak dengan Seksama

Flu burung adalah salah satu jenis penyakit yang ditularkan melalui unggas, walaupun jarang

oleh Arie Nugraha diperbarui 02 Jul 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 07:00 WIB
Flu Burung
Virus Flu Burung (Foto: Fox News)

Liputan6.com, Bandung - Unggas merupakan hewan yang sering dikosumsi oleh manusia meski tidak semua jenisnya biasa dijadikan santapan.

Namun ternyata dalam hewan unggas terdapat bahaya penyakit yang harus diwaspadai. Penyakit ini berisiko menular kepada peternak dan orang yang tinggal disekitar peternakannya.

Sebutan medisnya adalah zoonosis atau penularan penyakit yang ditularkan melalui hewan, merupakan hal yang lumrah terjadi, termasuk pada unggas.

Beberapa penyakit yang ditularkan oleh unggas sebenarnya dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri. Memelihara unggas untuk konsumsi pribadi atau produksi massal bisa jadi hal yang menguntungkan.

Tetapi harus tetap diingat Anda harus waspada terhadap penyebaran penyakit dari hewan-hewan ini. Terdapat 4 penyakit zoologis yang dicuplik dari Good Doctor, Rabu, 26 Juni 2024, di antaranya adalah:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Flu Burung, Campylobacter, E.Coli, dan Salmonella

1. Flu burung

Avian influenza atau flu burung adalah salah satu jenis penyakit yang ditularkan melalui unggas, walaupun jarang. Jenis penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan disebabkan oleh virus influenza.

Beberapa virus influenza yang terdapat pada hewan dapat menginfeksi manusia dalam kasus tertentu. Kondisi ini disebut dengan infeksi virus ‘novel’, meskipun demikian, tidak semua virus yang ada pada unggas dapat menginfeksi manusia.

Virus flu sangat menular, karena kamu bisa terinfeksi hanya melalui kontak dengan air liur, sekresi dari hidung dan kotoran dari hewan terinfeksi. Infeksi juga bisa terjadi ketika ada kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus, kandang unggas dan babi.

Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi dari penyakit yang ditularkan melalui unggas ini bisa berlangsung saat kamu menyentuh hewan yang terinfeksi lalu menyentuh mata, hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Penyakit yang ditularkan melalui unggas ini sangat jarang tersebar ke manusia. Meskipun demikian, setiap orang bisa terkena flu ini.

Anak-anak berusia 5 tahun, ibu hamil, orang tua di atas 65 tahun serta kamu yang memiliki imunitas lemah merupakan kelompok yang berisiko terkena komplikasi flu ini. Jika Anda bekerja atau memiliki unggas dalam jumlah besar, maka rentan terkena flu ini.

Gejala dari penyakit yang ditularkan melalui unggas ini mirip dengan flu biasa yang biasanya terjadi pada manusia. Anda bisa mengalami gejala seperti demam, kehilangan nafsu makan hingga batuk-batuk.

Selain itu, Anda juga bisa menderita mata merah, mual-mual, nyeri di sekitar perut, diare hingga muntah-muntah.

Yang paling parah dari penyakit ini adalah Anda bisa menderita komplikasi seperti inflamasi di jantung, otak atau jaringan otot. Selain itu, penyakit ini dapat mengakibatkan kegagalan di beberapa organ seperti gagal ginjal dan pernapasan.

2. Infeksi bakteri campylobacter

Penyakit ini biasa disebut dengan campylobacteriosis. Infeksi bakteri ini disebabkan oleh bakteri Campylobacter. Penyakit yang ditularkan melalui unggas ini dapat menyebar ke hewan atau manusia melalui kotoran hewan yang sudah terinfeksi, makanan yang terkontaminasi hingga lingkungan sekitar.

Anda bisa terinfeksi kalau kamu tidak mencuci tangan setelah kamu menyentuh hewan tersebut atau kotorannya, makanan mainan, kandang atau peralatan yang berada di sekitar unggas-unggas ini.

Setiap orang bisa terkena penyakit ini, tapi anak-anak berusia di bawah 5 tahun serta orang tua di atas 65 tahun dan orang yang memiliki imun lemah lebih berisiko terkena penyakit ini.

Jika Anda terkena penyakit ini, maka gejala umum adalah diare, demam dan kram di wilayah perut. Diare yang terjadi bisa disertai dengan darah, mual dan muntah. Gejala biasanya dimulai dalam 2-5 hari setelah infeksi dan dapat berlangsung selama 1 minggu.

3. Infeksi E.coli

Infeksi bakteri Escherichia coli (E.coli) dapat menjadi salah satu penyakit yang disebarkan melalui unggas. Bakteri ini biasa ditemukan di lingkungan, makanan serta usus setiap orang dan hewan.

Meskipun mayoritas bakteri ini tidak berbahaya, namun beberapa di antaranya dapat menyebabkan orang sakit.

Penyebaran bakteri ini ke manusia dan hewan terjadi melalui kotoran dari hewan yang terinfeksi, makanan yang sudah terkontaminasi atau dari lingkungan. Anda dapat terinfeksi jika kamu tidak mencuci tangan setelah menyentuh hewan atau barang yang terkontaminasi.

Setiap orang bisa terkena penyakit yang ditularkan melalui unggas ini, tapi anak-anak berusia di bawah 5 tahun serta orang tua di atas 65 tahun dan orang yang memiliki imun yang lemah lebih berisiko terkena penyakit yang lebih serius.

Tiap gejala terjadi berbeda-beda, tergantung dari jenis bakteri E.coli yang menginfeksinya. Pada bakteri E.coli yang menghasilkan racun shiga (STEC), gejalanya dapat berupa kram perut, diare hingga terkadang diiringi muntah-muntah dan demam ringan.

Gejala biasanya dimulai dalam 3-4 hari setelah infeksi dan berlangsung selama 5-7 hari. Pada beberapa orang yang terinfeksi STEC, bisa juga terkena komplikasi yang dinamakan sindrom hemolytic uremic yang merupakan salah satu tipe dari gagal ginjal.

4. Infeksi bakteri Salmonella

Selalu ada kejadian penyakit yang ditularkan melalui unggas ini tiap tahun. Mereka yang berisiko adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun serta orang tua di atas 65 tahun dan orang yang memiliki imun yang lemah.

Gejala dari penyakit ini adalah diare, demam, dan kram di area perut. Gejala biasanya dimulai dalam 6 jam hingga 4 hari setelah terinfeksi dan dapat berlangsung selama 4 hingga 7 hari.

Berbagai jenis penyakit yang bisa tertular melalui unggas tersebut mungkin dapat meningkatkan kewaspadaan Anda. Jaga selalu kebersihan diri supaya Anda terhindar dari berbagai pernyakit tersebut.

 


Penyakit Zoonosis

Penyakit zoonosis adalah infeksi yang ditularkan secara alamiah oleh hewan kepada manusia. Menurut World Health Organization (WHO), hingga saat ini, diperkirakan ada sekitar 200 penyakit zoonosis di seluruh dunia.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Litbang Kementerian Pertanian, penularan penyakit zoonosis adalah sebagai berikut:

- Kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan yang sedang sakit

- Mengonsumsi produk pangan hewan (ternak) yang sakit- Menghirup udara yang terkontaminasi aerosol dari hewan sakit.

Meski sama-sama ditularkan dari hewan, penyakit zoonosis di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis. Beberapa penyebab utama penyakit zoonosis adalah bakteri, virus, parasit, dan jamur.

Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri bersifat menular. Bakteri bisa bermigrasi ke orang lain meski tanpa disadari. Beberapa penyakit zoonosis di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri adalah:

- Tuberkulosis, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut bisa hidup di tubuh sapi, kambing, dan hewan liar. Gejala utama dari tuberkulosis adalah munculnya gangguan pada sistem pernapasan.

- Salmonelosis, disebabkan oleh bakteri Salmonella, ditularkan oleh sapi, unggas, kucing, dan kuda. Seseorang yang mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang sangat rentan terkena penyakit ini. Salmonelosis memiliki gejala seperti demam dan diare.

- Antraks, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, mudah ditemukan di hewan mamalia pemakan rumput, misalnya sapi. Penularannya bisa melalui kulit yang terluka, udara yang tercemar, atau mengonsumsi daging hewan. Antraks bisa memicu borok yang sulit disembuhkan.

- Leptospirosis, disebabkan oleh bakteri Leptospira sp, ditularkan oleh hewan seperti tikus, sapi, dan anjing. Seseorang bisa terkena penyakit ini dari air seni hewan-hewan tersebut. Pada manusia, leptospirosis dapat memicu komplikasi seperti anemia, meningitis, dan pneumonia.

Selain bakteri, penyakit zoonosis di Indonesia juga bisa disebabkan oleh virus. Penyakit oleh virus diyakini memiliki efek penularan yang lebih cepat. Berikut beberapa penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus:

- Flu burung, disebabkan oleh virus yang diidentifikasi sebagai H5N1, ditularkan oleh unggas seperti burung melalui lendir dan kotorannya. Seseorang yang terkena penyakit ini biasanya mengalami gejala demam tinggi, batuk, nyeri tenggorokan, radang saluran napas, dan nyeri otot.

- Flu babi, disebabkan oleh H3N1 dan virus influenza tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, dan H3N2, satu genus dengan H5N1 (flu burung). Seperti namanya, virus ditemukan pada babi dan menular lewat lendir. Soal gejala, tanda-tandanya mirip seperti flu burung.

- Rabies, disebabkan oleh virus Lyssa dari famili Rhabdoviridae, ditularkan melalui gigitan kucing atau anjing. Gejala klinis pada manusia yang terinfeksi meliputi demam tinggi dan kesemutan pada area bekas luka gigitan.

 


Zoonosis akibat parasit

Jika dibandingkan dengan dua jenis zoonosis di atas, penyakit yang disebabkan oleh parasit cenderung jarang terjadi, namun sangat membahayakan. Berikut beberapa penyakit zoonosis di Indonesia yang dipicu oleh parasit:

- Toksoplasmosis, disebabkan oleh parasit protozoa bersel tunggal bernama Toxoplasma gondii, ditularkan oleh kucing, kambing, babi, dan unggas melalui kontak fisik serta makanan yang terkontaminasi. Toksoplasmosis bisa menyebabkan komplikasi seperti radang otak.

- Skabies, disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Seseorang yang mengidap penyakit ini rentan mengalami gatal-gatal, rambut rontok, hingga muncul kudis di kulit.

- Kaki gajah, disebabkan oleh nematoda parasit cacing gelang Filaria wb. Pengidapnya bisa mengalami pembesaran tungkai kaki dan pembengkakan skrotum.

Penyakit zoonosis di Indonesia akibat jamur

Selain virus, bakteri, dan parasit, zoonosis juga bisa dipicu oleh infeksi jamur. Kurap adalah salah satu penyakit zoonosis paling umum yang disebabkan oleh jamur. Ada banyak jamur penyebab kurap, di antaranya adalah Microsporum canis dan Trichophyton mentagrophytes.

Jamur tersebut mudah hidup di tubuh kucing dan anjing. Namun, pada manusia, jamur juga bisa tumbuh di area tubuh yang lembap. Penyakit kurap biasanya menyerang rambut (tinea ceaptitis), kulit (tinea corponis), sela jari kaki (tinea pedis), dan paha (tinea curis).

Gejala yang ditimbulkan infeksi jamur tersebut bisa berupa bercak merah, luka nanah, dan kerontokan rambut serta bulu.

Untuk meminimalkan risikonya, selalu jaga jarak dengan binatang dan masak hingga matang produk makanan yang berasal dari hewan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya