Kendalikan Populasi, FKH UGM Lakukan Sterilisasi dan Vaksinasi Kucing Liar di Sekitar Kampus

Sebanyak 25 kucing liar yang ada di lingkungan kampus UGM dilakukan sterilisasi dan suntik vaksin rabies secara gratis, Sabtu (28/9) lalu di RSH Prof Soeparwi, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Okt 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2024, 10:00 WIB
19 Kucing Liar Cetak Sejarah, Dinobatkan Sebagai Aset Tetap Hidup Istana Kepresidenan Meksiko
Para kucing liar di istana kepresidenan Meksiko dinobatkan sebagai aset tetap yang hidup. (dok. AP Photo/Eduardo Verdugo)

Liputan6.com, Yogyakarta - Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM sterilisasi dan vaksinasi rabies 25 kucing liar yang ada di lingkungan kampus UGM untuk mengendalikan populasi kucing liar dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi rabies. Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia FKH UGM, Widagdo Sri Nugroho, mengatakan program ini penting untuk mengendalikan populasi kucing liar di UGM dan sebagai salah satu wujud pengabdian kepada masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami menjawab kebutuhan kampus yang mengalami peningkatan populasi kucing liar. Banyak fakultas yang menghadapi situasi ini, di mana jumlah kucing bertambah dengan pesat dan terkadang menjadi gangguan,” kata Widagdo, Sabtu 28 September 2024.

Widagdo menjelaskan program ini memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan hewan peliharaan. Sterilisasi dan suntik vaksin rabies secara gratis, di RSH Prof Soeparwi, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM. “Memberi makan kucing memang hal yang baik, tetapi dengan gizi yang baik, jumlah mereka akan bertambah pesat. Jika tidak dikendalikan, populasi yang terlalu banyak bisa menjadi gangguan,” jelasnya.

Proses sterilisasi kucing liar ini di laboratorium anatomi FKH UGM, dan melibatkan dokter hewan serta mahasiswa koas dan S1 melalui beberapa tahapan, dimulai dari pemeriksaan kesehatan, pemberian infus, premedikasi, hingga bius sebelum operasi dilakukan. Penanganan pasca operasi, merawat luka kucing dengan baik, mahasiswa FKH UGM akan memantau selama satu minggu setelah operasi untuk memastikan kesembuhan.

Aniq Syihabuddin, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut mengatakan bahwa program sterilisasi dan vaksinasi menjadi cara efektif mengendalikan populasi hewan dan meminimalisir penyebaran penyakit rabies. "Sterilisasi membantu mencegah over populasi, sementara vaksinasi mencegah penyakit zoonosis seperti rabies. Kami mengirimkan dokter-dokter praktek untuk bergabung sebagai sukarelawan dalam operasi steril ini," jelasnya.

Ia berharap agar program sterilisasi dan vaksinasi ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap perawatan pasca operasi kucing yang telah disterilkan. “Kami berharap masyarakat dapat lebih aktif dalam mengendalikan populasi kucing, bukan hanya dengan memberi makan, tetapi juga dengan menjaga keseimbangan populasi melalui program sterilisasi,” tambah Aniq.

Kegiatan sterilisasi dan vaksinasi ini diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam pengendalian populasi kucing liar di lingkungan UGM dan pencegahan penyebaran rabies di Yogyakarta. FKH UGM berkomitmen untuk melanjutkan program ini secara rutin dan memperluas cakupannya ke komunitas yang lebih luas di masa mendatang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya