Imbal Hasil Reksa Dana Saham Melebihi IHSG

Sejumlah produk reksa dana saham mampu memberikan imbal hasil mencapai 20% di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Mei 2014, 12:44 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2014, 12:44 WIB
IHSG JELANG PEMILU
IHSG JELANG PEMILU (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Imbal hasil reksa dana saham mampu di atas kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date hingga April 2014. Hal itu ditopang dari manajer investasi yang mampu mengalokasikan portofolio di sektor dan saham memiliki prospek bagus.

Berdasarkan data PT Infovesta Utama, kinerja IHSG naik 13,24% secara year to date (ytd) pada 30 April 2014. IHSG ditutup naik 20,46 poin (0,42%) ke level 4.840,14 pada akhir April 2014. Sementara itu, indeks Infovesta Equity Fund naik 16,06% secara year to date.

Analis PT Infovesta Utama, Viliawati mengungkapkan, kinerja reksa dana saham ini tinggi dibandingkan IHSG didorong dari manajer investasi mampu memilih sektor dan saham yang memiliki pertumbuhan baik.

"Secara historis, reksa dana saham memiliki kecenderungan bergerak lebih agresif dibandingkan dengan IHSG di saat bursa saham menguat, dan sebaliknya. Selain itu, fleksibilitas manajer investasi dalam mengalokasikan portofolio pada sektor saham dan saham prospektif juga menjadi salah satu menopang unggulnya reksa dana saham dibandingkan IHSG," kata Viliawati.

Akan tetapi, kinerja IHSG hanya naik tipis menjadi 1,51% pada April 2014. Hal ini juga diikuti kinerja reksa dana saham yang hanya mampu naik 1,65%.

Adapun  hasil kinerja reksa dana saham di atas 20% antara lain SAM Sharia Equity Fund sebesar 21,73%, Sam Indonesian Equity Fund sebesar 21,07%, RHB OSK Prime Equity Fund sebesar 23,12%.

Lalu ada reksa dana saham RHB OSK Alpha Sector Rotation yang mencatatkan imbal hasil sekitar 22,63%, Prospera Bijak sekitar 21,26%, Pratama Saham sebesar 27,09%, dan Pratama Equity sebesar 24,07%.

Selain itu, imbal hasil kinerja reksa dana NISP Indonesia Sector Leader tercatat 23,08%, Mandiri Asa Sejahtera sekitar 21,81%, dan Dana Pratama Ekuitas sekitar 28,44%.

Direktur Utama PT Bahana TCW Asset Management, Edward Lubis mengatakan, sejumlah manajer investasi telah mengantisipasi sejak akhir 2013 dengan memilih sektor saham berprospek baik dan telah mengalami penurunan tajam pada 2013 untuk portofolio reksa dananya.

Pelaku pasar juga mengantisipasi pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) sehingga memilih sektor saham yang diuntungkan dengan pemilu.

Edward mengatakan, pihaknya sejak akhir tahun 2013 telah memilih sektor saham konstruksi, properti, bank dan otomotif untuk portofolio reksa dana saham pada 2014. Pemilihan sektor saham tersebut juga mendorong imbal hasil reksa dana saham Bahana pada 2014.

"Kenaikan suku bunga telah berdampak terhadap sektor saham properti, konstruksi, bank dan otomotif. Sektor saham ini mengalami penurunan, tetapi masih memiliki prospek," kata Edward, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (5/5/2014).

Edward menambahkan, pihaknya masih akan terus memegang sektor saham konstruksi. Hal ini karena Indonesia masih terus melakukan pembangunan proyek infrastruktur.

"Sektor properti kami kurang, tetapi maintain sektor konstruksi, dan juga menaruh portofolio di consumer good, dan sedikit di batu bara dan metal," ujar Edward.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya