Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang giat melakukan sosialisasi pasar modal sebagai instrumen pembiayaan. Pasalnya, selama ini pembiayaan pasar modal masih dinilai sangat minim.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad menjelaskan, OJK saat ini sedang berambisi untuk mengalahkan Malaysia untuk melakukan pendalaman pasar modal. "Kita sekarang kejar-kejaran sama Malaysia, untuk jadi nomor 2 di ASEAN kalau Singapura jauh. Tugas kami mendorong. sosialisasi kami perbanyak investor, IPO surat utang. Masalahnya belum banyak yang paham. Kalau mendengar pasar modal yang rumit, ruwet, padahal mudah. Itu mesti disosialisasikan," katanya di Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Muliaman mengaku optimis target tersebut bakal tercapai. Bukan tanpa alasan, pihaknya meyakini ada kecenderungan pembiayaan yang selama ini ke perbankan bergeser ke pasar maodal karena terbatasnya modal dari bank.
"Ada kecenderungan pembiayaan bank ke pasar modal, karena terutama limitasi yang dimiliki bank. Kami memperkuat pasar modal. Kami punya agenda tidak hanya SDM, tapi membangun kepercayaan, enforcement, IT," paparnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito dalam ASEAN Broker Conference & Networking 2015 menerangkan blok ekonomi ASEAN berpotensi menghasilkan PDB sekitar US$ 7 triliun di tahun 2030 mendatang. Diperkirakan dalam beberapa dekade ke depan, blok ekonomi ASEAN akan mampu mempertahankan pertumbuhan tinggi tersebut karena beberapa faktor pendukung yakni demografi penduduk muda, pasokan tenaga kerja yang terampil, upah pekerja yang kompetitif, serta posisi geografis yang strategis.
Meski demikian, untuk mencapai target tersebut blok ekonomi ASEAN membutuhkan modal berskala besar. Salah satunya adalah kebutuhan minimum belanja infrastruktur untuk 2015 sampai dengan 2030 yang diperkirakan jumlahnya mencapai US$ 7 triliun. Maka, dia mengatakan pasar modal mesti digenjot untuk memenuhi belanja infrastruktur tersebut.
"Disinilah pasar modal berperan sebagai sumber pendanaan untuk pembiayaan faktor-faktor pendukung percepatan pertumbuhan ekonomi ASEAN," terang Ito. (Amd/Gdn)
Pasar Modal Malaysia Jadi Rival Bursa Indonesia
Blok ekonomi ASEAN berpotensi menghasilkan PDB sekitar US$ 7 triliun di tahun 2030 mendatang.
Diperbarui 20 Mar 2015, 14:03 WIBDiterbitkan 20 Mar 2015, 14:03 WIB
Suasana aktivitas di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (22/10/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Penjualan Termahal Manchester United Sepanjang Masa: Nomor 1 Transfer Cristiano Ronaldo ke Real Madrid
Biang Keladi Banjir di Bandar Lampung, Gelombang Rossby Ekuator
Ketika Musik Menyentil Institusi: Peran Band Sukatani Membangun Polri
Prabowo Meluncurkan Danantara, Mampu Dongkrak Ekonomi Indonesia?
Apa Itu Streisand Effect? Saat Sesuatu yang Ingin Ditutupi Malah Viral
Kejagung Tetapkan Dirut Pertamina Patra Niaga dan Dirut Pertamina Shipping Tersangka Korupsi
Pilihan Warna Menawan untuk Bibir Sempurna, Lip Glaze Ini Tahan Lama Hingga 24 Jam
Hotman Paris Naik Jet Pribadi ke Singapura untuk Pemeriksaan Tambahan, Hemoglobin Anjlok Jadi 9,7
Arti Mimpi Makan Babi: Tafsir dan Makna Spiritual
Angkat Suara Soal Masa Depan Trio Bintang Liverpool, Status Luis Diaz di Anfield Juga Tidak Jelas
Jelang Ramadan, Bagaimana Ketersediaan Gas Melon di Garut?
Sinopsis dan Daftar Pemain Kejar Mimpi Gaspol di Vidio: Perjalanan Asri Welas Sebagai Ibu yang Menggapai Impian