Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mendatar pada perdagangan saham Selasa (12/4/2016). Belum nampaknya sentimen positif membuat IHSG cenderung tak bergairah.
"Saat ini fase konsolidasi yang terjadi terlihat masih cukup wajar. Walaupun secara jangka pendek IHSG terlihat dalam kategori sideways yang cukup kuat," kata Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya dalam ulasannya.
‎
Baca Juga
William mengatakan, kondisi itu menjadi peluang bagi investor untuk akumulasi saham. Dia memperkirakan, IHSG bergerak pada support ‎4.756 dan resistance 4.863.
Advertisement
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak pada support 4.760 dan resistance pada level 4.840.
Baca Juga
Lanjar menerangkan, pada perdagangan saham kemarin bursa saham Asia ditutup variatif. Bursa China sendiri mengalami kenaikan cukup signifikan.
‎
"Kenaikan harga minyak di awal pekan ini mendorong beberapa saham minyak China melonjak lebih tinggi pasca menurunnya cadangan stok minyak di AS minggu lalu. Data inflasi China yang masih tidak bertumbuh sesuai ekspektasi tidak menggoyahkan penguatan positif pada bursa saham di China," kata dia.
IHSG turun 59,73 poin atau 1,23 persen ke level 4.786,97 pada perdagangan saham kemarin. Penurunan IHSG didorong oleh aksi jual terutama pada sektor aneka industri dan keuangan.
"Adanya outlook negatif perbankan Indonesia yakni adanya penambahan risiko pada biaya kredit di kuartal I sejumlah bank BUMN membuat investor melakukan aksi jual," jelas dia.
William merekomendasikan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF)‎ untuk dicermati pelaku pasar.