Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Aksi jual investor asing masih terjadi meski tidak sebesar dalam dua hari kemarin.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (15/11/2016), IHSG turun 39,17 poin atau 0,76 persen ke level 5.076,56. Indeks saham LQ45 turun 0,68 persen ke level 849,06. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 212 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 86 saham menguat dan 94 saham lainnya diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Volume perdagangan saham sekitar 9,27 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,76 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 339.136 kali. Investor asing melepas sekitar Rp 437 miliar di pasar reguler.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.169,35 dan terendah 5.074,49.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham tambang turun 5,5 persen ke level 1.321,24, sektor saham perkebunan merosot 2,23 persen ke level 1.757,77, dan sektor saham perdagangan susut 1,6 persen ke level 825.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SMBR naik 10,26 persen ke level Rp 2.150 per saham, saham KREN mendaki 5,36 persen ke level Rp 472 per saham, dan saham PPRO menanjak 5,02 persen ke level Rp 1.255 per saham.
Selain itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham BUMI turun 9,72 persen ke level Rp 260 per saham, saham WSKT tergelincir 4,8 persen ke level Rp 4.180 per saham, dan saham ADRO susut 8,72 persen ke level Rp 1.465 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen ke level 22.323,91, indeks saham Singapura menguat 0,53 persen ke level 2.802, dan indeks saham Malaysia mendaki 1,05 persen ke level 1.633.
Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,03 persen ke level 17.668,15, indeks saham Shanghai melemah 0,11 persen ke level 3.206,99, dan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,35 persen ke level 1.967,53.
Pengamat pasar modal Reza Priyambada menuturkan, IHSG kembali tertekan karena pasar masih diliputi ketidakpastian. Usai IHSG menguat seiring data ekonomi neraca perdagangan Oktober positif, Reza menuturkan, pelaku pasar segera realisasikan aksi ambil untung.
"Rilis data ekonomi hanya sesaat belum jadi momen untuk berbalik arah," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement