Astra International Bukukan Laba Bersih Rp 15,1 Triliun

Pendapatan Astra Internasional tercatat Rp 181 triliun atau turun 2 persen dari tahun sebelumnya Rp 181,1 triliun.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Feb 2017, 11:34 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2017, 11:34 WIB
Astra Internasional
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih sebesar Rp 15,1 triliun pada 2016. Laba meningkat 5 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14,4 triliun. Laba bersih per saham naik 5 persen dari Rp 357 menjadi Rp 374.

Pendapatan perseroan pada 2016 tercatat sebesar Rp 181 triliun atau turun 2 persen dari tahun sebelumnya Rp 181,1 triliun.

"Sepanjang tahun 2016 kinerja grup otomotif cukup baik dengan pencapaian pertumbuhan pangsa pasar mobil dan sepeda motor," kata Presiden Direktur ASII Prijono Sugiarto dalam keterangan tertulis seperti dikutip Selasa (28/2/2017).

Sektor otomotif mencatatkan laba sebesar Rp 9,1 triliun atau meningkat 23 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 7,4 triliun.

Sementara alat berat dan pertambangan mencatatkan laba bersih Rp 3 triliun atau naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 2,3 triliun. Laba agribisnis naik dratis sebanyak 224 persen menjadi Rp 1,5 triliun.

"Kinerja penjualan alat berat dan pertambangan terpengaruh secara negatif oleh rendahnya harga batu bara, pada sebagian besar periode tahun 2016 meskipun terjadi perbaikan pada kuartal terakhir. Agrobisnis mendapat keuntungan dari peningkatan harga CPO walaupun dampak dari iklim kurang bagus membatasi produksi dan penjualan semester pertama tahun lalu," jelas dia.

Infrastruktur dan logistik juga mencatat pertumbuhan laba 35 persen dari 2015 yang mencapai Rp 195 miliar menjadi Rp 263 miliar.

Namun beberapa sektor mengalami penurunan laba. Laba bersih jasa keuangan turun 78 persen dari Rp 3,5 triliun menjadi Rp 789 miliar.

Kemudian, teknologi informasi susut 4 persen menjadi Rp 196 miliar. Sementara properti turun 47 persen menjadi Rp 111 miliar.

"Sebagian besar unit bisnis grup jasa keuangan menunjukan kinerja positif kecuali Bank Permata yang meningkatkan pecadangan atas kredit bermasalahnya secara signifikan, sehingga menurunkan kontribusi sebesar Rp 3,0 triliun," pungkas dia. (Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya