Ini Sentimen Bikin IHSG Terus Perkasa hingga ke 5.600

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik 6,7 persen sepanjang 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Apr 2017, 20:48 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2017, 20:48 WIB
Ilustrasi IHSG
IHSG menguat 45 poin ke level 5.651 pada penutupan perdagangan saham Selasa (4/4/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan level tertinggi dalam dua hari ini sejak awal April. IHSG tembus di level 5.600. Aksi beli investor asing dan sentimen komoditas mendorong penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (4/4/2017), IHSG naik 45,03 poin atau 0,80 persen ke level 5.651. Indeks saham LQ45 menguat 1,06 persen ke level 940,86. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 616,3 miliar pada Selasa pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.326. Sepanjang 2017, aksi beli investor asing mencapai Rp 9,4 triliun.

Pada perdagangan kemarin, IHSG telah menguat 38,68 poin atau 0,69 persen ke level 5.606,76. Secara year to date (ytd), IHSG telah menanjak 6,7 persen ke level 5.651,82.

Ada pun penguatan IHSG ditopang dari sejumlah sektor saham antara lain sektor saham tambang naik 14,23 persen ke level 1.581, sektor saham industri dasar menguat 11,69 persen dan sektor saham keuangan menguat 8 persen.

Dalam laporan PT Eastspring Investments Indonesia kemarin, IHSG kembali tembus level tertinggi didorong dari aliran dana investor asing yang cukup deras. Ini karena optimisme di pasar modal Indonesia meningkat ditopang membaiknya laba perusahaan. Selain itu, memudarnya kekhawatiran terkait kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve

Sebagian besar perusahaan sudah melaporkan kinerja keuangan penuh pada 2016, laba tercatat naik 11,7 persen dibandingkan 2015 sebesar 10,4 persen.

Sektor terkait komoditas mencatatkan kinerja baik ditopang pulihnya harga komoditas. Ditambah pertumbuhan sektor telekomunikasi dan konsumsi lebih baik.

Katalis positif lainnya dari investor asing mencatatkan dana masuk Rp 10,1 triliun ke pasar saham. Ini membuat aliran dana sejak awal tahun tercatat masuk Rp 8,3 triliun ke pasar saham.

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, penguatan IHSG didorong sektor saham tambang. Hal itu mengingat harga batu bara naik berdampak positif untuk saham emiten tambang. Sejumlah saham emiten tambang dan terkait sektor tambang pun menurut Aditya cukup mempengaruhi bobot IHSG. Saham-saham itu antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

"Kenaikan harga batu bara dunia sekitar 5-6 persen didorong kondisi tidak mengenakkan di Australia (ada angin topan debbie) yang dapat menganggu suplai ekspor batu bara," kata Aditya saat dihubungi Liputan6.com.

Aditya menuturkan, selain itu, aliran dana investor asing masuk ke pasar saham juga turut mendukung IHSG. Investor asing melihat fundamental ekonomi termasuk pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiskal.

"Meski dalam 2-3 tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5,4 persen tetapi dari segi fiskal membaik. Postur Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga sehat. Investor melihat itu," kata Aditya.

Ia menambahkan, credit default swap (CDS) atau indikator potensi gagal bayar surat utang suatu negara menurun. Ini didukung dari imbal hasil obligasi atau surat utang Indonesia menurun. Saat ini menurut Aditya, pasar menunggu kenaikan rating atau peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional S&P. "Dengan kenaikan peringkat membuat investasi cukup kencang," ujar dia.

Dengan melihat kondisi itu, Aditya menargetkan IHSG ke level 6.000 pada akhir 2017 dari target awal 5.850.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya