Bank Besar Cetak Laba Positif pada Kuartal I 2017

Analis menilai ada penurunan biaya pencadangan dan efisiensi dukung kinerja keuangan bank pada kuartal I 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2017, 14:42 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 14:42 WIB
Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bank besar yang dilihat berdasarkan aset sudah menyampaikan kinerja keuangan kuartal I 2017. Bank-bank tersebut mencatatkan laba pada kuartal I 2017.

Analis menilai, kinerja keuangan positif itu didukung dari ada penurunan biaya pencadangan dan efisiensi.

Mengutip sejumlah laporan keuangan perseroan dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Selasa (2/5/2017), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan laba bersih naik 21,03 persen menjadi Rp 594,38 miliar. Pendapatan bunga naik 9,2 persen menjadi Rp 4,38 triliun.

Pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 13,47 persen menjadi Rp 1,99 triliun hingga kuartal I 2017.

Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat laba naik 8,83 persen menjadi Rp 3,25 triliun hingga kuartal I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,98 triliun.

Perseroan mencatatkan pendapatan bunga bersih menguat 12,3 persen menjadi Rp 7,75 triliun pada kuartal I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,90 triliun. Pendapatan non bunga naik 14,2 persen menjadi Rp 2,23 triliun hingga kuartal I 2017.

Dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya juga mencetak kinerja positif pada tiga bulan pertama 2017. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba naik 6,9 persen menjadi Rp 4,1 triliun.

Kenaikan laba didorong pertumbuhan kredit 14,2 persen. Kredit Bank Mandiri tumbuh menjadi Rp 656,2 triliun hingga kuartal I 2017.

Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencetak laba bersih naik 5,5 persen menjadi Rp 6,47 triliun hingga kuartal I 2017. Perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit 16,4 persen menjadi Rp 653 triliun.

Tak hanya bank BUMN, sejumlah bank swasta juga mampu dulang laba hingga kuartal I 2017. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba naik 10,7 persen menjadi Rp 5 triliun. Perolehan laba didorong dari pendapatan bunga bersih dan operasional lainnya yang naik 5,3 persen menjadi Rp 13,5 triliun pada kuartal I 2017.

Outstanding kredit perseroan tumbuh 9,4 persen menjadi Rp 409 triliun pada akhir Maret 2017.

PT Bank CIMB Niaga Tbk membukukan laba bersih naik 138,02 persen menjadi Rp 639,54 miliar pada kuartal I 2017. Pendapatan bunga bersih perseroan naik 9,14 persen menjadi Rp 3,09 triliun. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham perseroan naik menjadi 25,45 pada kuartal I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 10,69.

PT Bank Permata Tbk (BNL) pun akhirnya mencatatkan untung Rp 452,64 miliar pada kuartal I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 376,25 miliar.

Kinerja perseroan yang membaik ini didukung dari upaya perseroan menurunkan non performing loan (NPL) atau rasio kredit macet, pendapatan dari bisnis utama yang tetap berjalan baik.

Perseroan mencatatkan npl gross 6,4 persen per 31 Maret 2017. Ini turun dari 8,8 persen pada Desember 2016. Sedangkan rasio npl net tetap di kisaran 2,2 persen.

Perseroan yang masih fokus meningkatkan pengelolaan risiko dan npl sebagai upaya kurangi risiko dan menata kembali portofolio kredit, membuat penyaluran kredit melambat. Tercatat kredit turun 22 persen menjadi Rp 95,4 triliun.

Bank Permata juga meningkatkan saldo current account dan saving account (CASA) atau komposisi dana murah 13 persen sehingga CASA naik menjadi 46 persen pada kuartal I 2017 dibandingkan 38 persen pada tahun lalu.

Penurunan kredit perseroan menjadi penyebab utama dari net interest margin (NIM) lebih rendah menjadi 3,5 persen.

Kredit Masih Positif pada Kuartal II

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, laba bank swasta naik di tengah penyaluran kredit melambat. Bima menuturkan, NPL secara industri hingga Maret 2017 turun jadi 3,04 persen dibandingkan Februari 2017 sebesar 3,16 persen. Ia menilai, kenaikan laba bank swasta ini didorong penurunan biaya pencadangan dan efisiensi.

"Kalau dilihat rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menyusut jadi 81,7 persen dari 84,2 persen," kata Bima saat dihubungi Liputan6.com.

Senada dengan Bima. Harry menuturkan, laba bank meningkat didorong dari biaya pencadangan yang menyusut. Sisi lain biaya kredit juga turun. "Ini menetralisir tren penurunan net interest margin (NIM), dan mendorong kenaikan laba," kata Harry.

Sedangkan laba bersih bank BUMN, menurut Bima didorong dari penyaluran kredit bank BUMN mencapai dua digit. Ini ditopang dari proyek-proyek pemerintah.

Bima perkirakan, penyaluran kredit bank masih positif pada kuartal II 2017. Ini didukung dari penyaluran kredit karena ada efek Lebaran. Namun, Bima prediksi laba bank stagnan.

"Ini alasannya karena biaya dana untuk tahun ini akan naik karena ketatnya likuiditas di pasar. Kenaikan biaya dana ini kalau saya lihat tidak biasa diimbangi dari pertumbuhan pendapatan bunga kredit," kata Bima.

Untuk rekomendasi saham, Bima menyatakan beli saham PT Bank Tabungan Negara Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. "Target harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk sebesar Rp 2.690 dan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebesar Rp 1.360," ujar dia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya