Bursa Asia Menguat Jelang Konferensi Bank Sentral Dunia

Pasar tetap menghijau di tengah Amerika Serikat dan Korea Selatan yang memulai latihan militer gabungan.

oleh Nurmayanti diperbarui 22 Agu 2017, 08:33 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 08:33 WIB
Bursa Saham Asia 6
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia beringsut lebih tinggi pada pembukaan perdagangan hari ini, mengekor Wall Street. Pasar menghijau di tengah kewaspadaan investor menjelang konferensi tahunan Bank Sentral dunia di Jackson Hole akhir pekan ini.

Melansir laman Reuters, Selasa (22/8/2017), indeks terbesar di Asia Pasifik MSCI di luar Jepang naik tipis 0,1 persen. Sementara indeks saham Korea Selatan bertambah 0,5 persen, meski ada kekhawatiran ketegangan di semenanjung Korea.

Adapun Indeks saham Nikkei Jepang turun 0,1 persen, dan saham Australia menguat 0,2 persen.

Pasar tetap menghijau di tengah Amerika Serikat dan Korea Selatan yang memulai latihan militer gabungan pada Senin, meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara. Latihan ini disebut langkah "ceroboh" yang bisa memicu konflik perang nuklir.

Sebelumnya, Wall Street menguat dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik 29,24 poin, atau 0,13 persen ke posisi 21.703,75. Sementara indeks S & P 500 menguat 2,82 poin, atau 0,12 persen menjadi 2.428,37 dan Nasdaq Composite turun 3,40 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.213,13.

Sementara indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap mata uang negara lain, pada hari ini stabil di posisi 93,108. Euro mendatar pada posisi US$ 1,1815. Terhadap mata uang Jepang, dolar menguat 0,1 persen menjadi 119,11.

Dolar baru-baru ini menghadapi tekanan dari kondisi dalam negeri Amerika. "Dolar menjadi pecundang terhadap yang lainnya dan saya pikir secara luas itu mencerminkan ekspektasi yang memudar dari apa yang Fed mungkin lakukan," kata Bill Northey, Kepala Bank Private Client Group di Helena, Montana.

Pasar dikatakan masih menanti hasil dari konferensi tahunan Bank Sentral dunia di Jackson Hole, Wyoming.

Ketua Fed Janet Yellen dijadwalkan berbicara di konferensi tersebut. Namun, pengamat bank sentral tidak berharap ini akan memberikan panduan mengenai kebijakan baru.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya