Bursa Asia Menguat Sambut Kesepakatan Utang AS

Wall street menguat usai Presiden AS Donald Trump sepakat dengan kongres soal pembahasan utang yang berdampak positif ke bursa Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Sep 2017, 08:51 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2017, 08:51 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penguatan bursa saham Asia ditopang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan kongres yang setuju memperpanjang batas waktu pembahasan plafon utang pemerintah AS hingga Desember. Ini mengurangi risiko berhentinya operasional pemerintahan.

Bursa saham Asia sebagian menguat. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,6 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,6 peren. Kemudian indeks saham Australia menguat 0,4 persen.

Penguatan bursa saham Asia ini juga diikuti bursa saham Amerika Serikat atau wall street. Indeks saham S&P 500 menguat 7,69 poin atau 0,31 persen. Didorong kenaikan sektor saham energi.

Presiden AS Donald Trump bersama anggota kongres baik partai Demokrat dan Republik untuk menaikkan batas utang AS dan memberikan dana pemerintah AS hingga 15 Desember. Ini menunjukkan Trump juga merangkul lawan politiknya.

"Batas akhir plafon telah diperpanjang hanya tiga bulan.A kan tetapi akan kembali menghantui pasar lagi hingga akhir tahun ini. Namun, pasar menyukai karena kita tidak perlu khawatir mengenai hal itu (batas utang dan dana pemerintah AS) untuk saat ini," ujar Masahiro Ichikawa, Analis Senior Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (7/9/2017).

Sentimen itu juga mendorong imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun naik 2,101 persen dari level terendah dalam 10 bulan di kisaran 2,054 persen. Akan tetapi ketegangan politik mengenai program nuklir Korea Utara membayangi pasar keuangan terutama di Jepang dan Korea Selatan.

Sedangkan kabar wakil ketua the Federal Reserve Stanley Fischer akan mengundurkan diri karena alasan pribadi mengingatkan investor terhadap pemerintahan AS.

Di pasar uang, dolar AS kembali menguat ke posisi 109,24 terhadap yen. Euro berada di posisi US$ 1,1925 menjelang pertemuan kebijakan moneter bank sentral Eropa.

Harga minyak Amerika Serikat turun 0,1 persen ke level US$ 49,12 per barel. Harga minyak Brent susut 0,3 persen ke posisi US$ 54,03 per barel.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya