Bursa AS Anjlok, Kekayaan 6 Miliarder Merosot Rp 268 Triliun

Warren Buffett jadi miliarder dengan penurunan harta paling besar.

oleh Vina A Muliana diperbarui 08 Feb 2018, 19:56 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 19:56 WIB
Bursa Saham AS Tertekan Jelang Rilis Laporan Keuangan
Kegelisahan pelaku pasar terhadap rilis laporan keuangan perusahaan kuartal III mendorong bursa saham Amerika Serikat melemah.

Liputan6.com, New York - Beberapa miliarder dunia harus mengalami penurunan kekayaan dalam jumlah besar setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot pada Senin lalu. Mereka yang mengalami hal ini antara lain Warren Buffett, Mark Zuckerberg hingga orang terkaya dunia Jeff Bezos.

Dilansir dari Forbes, Kamis(8/2/2018),  enam miliarder yang kena imbas akan hal ini mengalami penurunan kekayaan sebesar US$ 18,8 miliar atau Rp 286 triliun dalam waktu satu hari. Warren Buffett jadi miliarder dengan penurunan harta paling besar.

Kekayaan pendiri Berkshire Hathaway ini anjlok US$ 5,3 miliar atau enam persen dari total kekayaan Warren Buffett kini berada di angka US$ 84,6 miliar.

CEO Facebook Mark Zuckerberg juga mengalami hal yang sama. Turunnya indeks saham Amerika Serikat turut mengiris harta Mark Zuckerberg senilai US$ 3,6 miliar. Kekayaan suami dari Priscilla Chan kini bertengger di angka US$ 73,1 miliar.

Selain itu, orang terkaya di dunia dan CEO Amazon Inc Jeff Bezos pun tidak bisa menghindari dari hal ini. Kekayaannya merosot US$ 3,3 miliar ke angka US$ 116,4 miliar lantaran saham Amazon melemah 2,8 persen.

Sementara itu, duo pendiri dan pimpinan Alphabet Inc Larry Page dan Sergey Brin masing-masing kehilangan kekayaan sebesar US$ 2,3 miliar.

Pada senin lalu, indeks Dow Jones turun 1,175 poin atau 4,6 persen. Indeks S&P dan Nasdaq juga turun sekitar 4 persen.

Anjloknya indeks saham disebabkan hilangnya optimisme terkait pemangkasan pajak pada Januari 2018 lalu dan digantikan oleh kekhawatiran mengenai inflasi.

Wall Street terus melemah

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bergejolak hingga akhirnya ditutup melemah. Sektor saham energi dan teknologi mendorong wall street ke zona merah.Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 19,7 poin atau 0,08 persen ke posisi 24.893,07.

Indeks saham S&P 500 susut 13,51 poin atau 0,50 persen ke posisi 2.681,63. Diikuti indeks saham Nasdag koreksi 63,90 poin atau 0,9 persen ke posisi 7.051,98.Indeks saham S&P 500 kembali melemah usai alami volatilitas besar termasuk penurunan terbesar pada perdagangan saham Senin 5 Februari 2018. Diikuti juga indeks saham Dow Jones.

"Pelaku pasar akan melakukan aksi jual, dan sejumlah investor ada yang ambil keuntungan dari penurunan indeks saham. Sekarang semua orang gelisah dan akan melihat volatilitas," ujar Alan Lancz, Presiden Direktur Perusahaan Konsultasi Investasi Alan B.Lancz and Associates, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (8/2/2018).

Penurunan wall street didorong sektor saham teknologi yang susut 0,1 persen sehingga seret Nasdaq ke zona merah. Demikian juga sektor saham energi melemah sekitar 1,1 persen lantaran harga minyak tertekan. Sedangkan sektor saham industri dan keuangan mendukung pasar.

Wall street tertekan didorong kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi atau surat utang dan inflasi lebih tinggi. Ini diperkuat laporan data tenaga kerja pada Jumat pekan lalu sehingga picu kekhawatiran the Federal Reserve atau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya