Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Akan tetapi, penguatan IHSG cenderung terbatas di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (1/3/2018), IHSG menguat tipis 8,83 poin atau 0,13 persen ke posisi 6.606,05. Indeks saham LQ45 naik 0,15 persen ke posisi 1.101,88.
Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX melemah 0,59 persen.Ada sebanyak 176 saham menguat sehingga mengangkat laju IHSG ke zona hijau. 185 saham melemah sehingga menyeret IHSG naik terbatas.
Advertisement
Baca Juga
Namun, 111 saham lainnya diam di tempat.Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.630,12 dan terendah 6.596,87. Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 471.581 kali dengan volume perdagangan 13,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,3 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 649,21 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar AS berada di kisaran Rp 13.751.Sebagian besar sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham industri dasar melemah 0,78 persen.
Sektor saham konstruksi susut 0,68 persen. Sementara itu, sektor saham pertanian menanjak 4,23 persen, dan catatkan penguatan terbesar.Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham SIMP naik 19,05 persen ke posisi Rp 625, saham GZCO melonjak 11,43 persen ke posisi Rp 78, dan saham LSIP menanjak 6,83 persen ke posisi Rp 1.485 per saham.
Sedangkan saham BGTG melemah 5,52 persen ke posisi Rp 137, saham MEDC tergelincir 4,76 persen ke posisi Rp 1.500 per saham dan saham BSDE susut 4,39 persen ke posisi Rp 1.850 per saham.
Sebagian besar bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,65 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,44 persen.
Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,56 persen, indeks saham Singapura merosot 0,12 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,27 persen.
Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG menguat secara teknikal. Penguatan IHSG terjadi di tengah pelemahan rupiah. "IHSG menguat di tengah rilis kinerja emiten banyak oke dan inflasi terkendali," kata William saat dihubungi Liputan6.com.Ia menuturkan, inflasi Februari tercatat 0,17 persen pada Februari 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Menguat di Sesi Pertama
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG naik 25,83 poin atau 0,39 persen ke posisi 6.623,05. Indeks saham LQ45 menguat 0,51 persen ke posisi 1.105,91.
Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.Ada sebanyak 179 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 149 saham melemah. 107 saham lainnya diam di tempat.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.629,90 dan terendah 6.595,87. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 267.925 kali dengan volume perdagangan 6,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,2 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 141,27 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 13.771. Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor tambang turun 0,06 persen. Sektor saham pertanian naik 2,74 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Sementara itu, sektor saham perdagangan menguat 1,01 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,77 persen.Saham-saham yang menguat antara lain saham KMTR naik 25 persen ke posisi Rp 605 per saham, saham TKIM melonjak 13,15 persen ke posisi Rp 7.100 per saham, dan saham ARMY menguat 6,25 persen ke posisi Rp 340 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham BGTG melemah 7,59 persen ke posisi Rp 134, saham ENRG turun 5,8 persen ke posisi Rp 260 per saham, dan saham TAXI tergelincir 4,84 persen ke posisi Rp 59.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,20 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,84 persen, dan catatkan penurunan terbesar, indeks saham Singapura melemah 0,71 persen, dan indeks saham Taiwan merosot 0,17 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai menguat 0,28 persen.
Advertisement