IHSG Berada di Zona Hijau, Cermati Saham Berikut

IHSG berpeluang menguat di kisaran 5.834-5.950.

oleh Bawono Yadika diperbarui 13 Jul 2018, 06:22 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 06:22 WIB
Ilustrasi Perdagangan Saham.
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham akhir pekan ini, Jumat (13/7/2018). IHSG masih berpeluang naik untuk jangka panjang.

"Untuk jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend (kenaikan) dengan potensial upside yang cukup besar," tutur Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya dalam ulasanya, Jumat.

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi turut mengatakan IHSG bakal menguat untuk hari ini. Ia memprediksi IHSG berpeluang menguat di kisaran 5.834-5.950.

Berbeda, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji meramalkan IHSG berpotensi koreksi. Nafan menyebutkan IHSG koreksi di range 5.845 hingga 5.962.

Untuk saham pilihan, William memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Kemudian Lanjar mencermati saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Dan Nafan Aji menyarankan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Pp Persero Tbk (PTPP), dan juga PT United Tractors Tbk (UNTR).

Penutupan Kemarin

Perdagangan Saham dan Bursa
Pekerja berswafoto dengan latar belakan papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski sempat melemah pada awal perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (12/7/2018), IHSG menguat 14,51 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.907,87. Indeks saham LQ45 menanjak 0,04 persen ke posisi 930,34. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 219 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 164 saham melemah dan 117 saham diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.931,51 dan terendah 5.837,04.

Total frekuensi perdagangan saham 372.694 kali dengan volume perdagangan saham 8,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 160,56 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.373.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 1,06 persen, sektor saham perdagangan susut 0,26 persen dan sektor saham manufaktur merosot 0,41 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur menanjak 1,45 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi mendaki 0,96 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 0,78 persen.

Saham-saham pendatang baru catatkan penguatan terbesar. Saham NUSA naik 69,33 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham NFCX melonjak 49,73 persen ke posisi Rp 2.770 per saham, dan saham MGRO menanjak 49,56 persen ke posisi Rp 338 per saham.

Sedangkan saham BPTR turun 22,92 persen ke posisi Rp 148 per saham, saham MLPT tergelincir 17,84 persen ke posisi Rp 760 per saham dan saham IDPR merosot 15,13 persen ke posisi Rp 645 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,60 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,19 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 1,17 persen dan catatkan penguatan terbesar.

Disusul indeks saham Thailand melonjak 0,10 persen, indeks saham Shanghai menguat 2,16 persen, indeks saham Singapura naik tipis 0,12 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,58 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG mampu menguat meski dibayangi ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Secara eksternal pelaku pasar global juga apresiasi langkah China untuk meminimalkan dampak besar dari perang dagang itu dengan melakukan pendekatan bisnis terhadap pelaku investor asing.

"Secara domestik, para pelaku pasar mengapresiasi keberhasilan langkah pemerintah Indonesia melalui PT Inalum untuk akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya