Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi positif pada perdagangan saham Kamis (23/8/2018).
Pertumbuhan tingkat kepercayaan konsumen pada Asian Games 2018 di Indonesia menjadi faktor mendasar pada pergerakan IHSG.
Analis PT Kresna Securities, William Mamudi mengatakan, IHSG berpotensi bergerak menguat di rentang 5.910-5.980. Mamudi menuturkan, pergerakan indeks masih didominasi oleh sektor perbankan maupun konsumsi.Â
Advertisement
Baca Juga
"Dinamika IHSG masih sangat dominan terpengaruh pergerakan dari sektor perbankan dan konsumer. Dari segi Relative Rotation Grapg (RRG), sektor infrastruktur dan konsumsi sudah kembali golden cross. Perhatikan sektor keuangan yang sudah kembali deadcross," tutur dia, Kamis pekan ini.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi turut prediksi berpeluang di zona hijau hari ini. Menurut Lanjar, IHSG akan mencoba mematahkan level psikologis di kisaran 5.930-6.000
Melihat sentimen internal dan eksternal yang cenderung kondusif pada hari ini, saham-saham yang dipilih para analis antara lain:Â
Mamudi merekomendasikan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Kemudian Lanjar memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PTÂ Lippo Cikarang Tbk (LPCK).Â
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Â
Â
Jelang Libur Idul Adha, IHSG Menguat 52,10 Poin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Rupiah masih menguat jadi penopang IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 21 Agustus 2018, IHSG menguat 52,10 poin atau 0,88 persen ke posisi 5.944,30. Indeks saham LQ45 mendaki 0,89 persen ke posisi 934,38. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 213 saham menguat sehingga angkat IHSG. 157 saham melemah dan 123 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.953,90 dan terendah 5.899,29.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 378.582 kali dengan volume perdagangan saham 7,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun.
Investor asing jual saham Rp 25,64 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.578.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham tambang turun 0,77 persen dan sektor saham infrastuktur susut 0,14 persen.
Sementara itu, sektor saham industri dasar menguat 2,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 2,4 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 2,17 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham ANDI naik 25 persen ke posisi 530 per saham, saham FILM melonjak 13,60 persen ke posisi 1.545 per saham, dan saham ERAA mendaki 11,58 persen ke posisi 2.890 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SDMU turun 15,53 persen ke posisi 87 per saham, saham PYFA susut 10,05 persen ke posisi 170 per saham, dan saham GLOB tergelincir 9,55 persen ke posisi 154 per saham.
Sebagian besar bursa saham Asia menghijau. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,56 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,99 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,09 persen.
Sementara itu, indeks saham Shanghai menanjak 1,31 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,87 persen. Sedangkan indeks saham Thailand turun 0,50 persen dan indeks saham Singapura susut 0,15 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG melanjutkan kenaikan didorong faktor eksternal dan internal.
"Secara internal, pemerintah masih mampu menjaga stabilitas fundamental makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan di tengah-tengah gejolak perekonomian global yang tidak menentu," ujar dia.
Sedangkan secara eksternal, adapun sentimen perang dagang antara AS dan China sudah mulai mereda ketika para pelaku pasar global apresiasi agenda pertemuan antara AS dengan China yang akan berlangsung di Washington pada pekan ini.
"Diharapkan agar hasil perundingan tersebut mampu hasilkan kesepakatan yang komprehensif dalam rangka meredanya tensi perang dagang di antara kedua negara itu," tutur dia.
Â
 Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement