Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada perdagangan saham Jumat (30/11/2018). Investor asing jual saham Rp 500 miliar di pasar reguler.
Pada penutupan perdagangan saham, IHSG melemah 51,04 poin atau 0,84 persen ke posisi 6.056,12. Sementara indeks saham LQ45 turun 1,15 persen ke posisi 966,45. Sebagian besar indeks saham acuan parkir di sona merah.
Ada sebanyak 229 saham melemah sehingga membawa IHSG ke zona merah. Sementara 167 saham menguat dan 134 saham diam di tempat.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 440.560 kali dengan volume perdagangan saham 13,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 15,9 triliun.
Investor asing jual saham Rp 500 miliar di pasar reguler. Posisi Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.281.
Sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham yang mencetak pelemahan tertinggi yaitu industri dasar yang turun 1,89 persen. Disusul sektor saham keuangan dengan melemah 1,52 persen dan sektor saham perdagangan dengan turun 1 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham TFCO menguat 25 persen ke posisi Rp 600 per saham, saham SQMI mendaki 24,76 persen ke posisi Rp 262 per saham, dan saham SURE melonjak 24,55 persen ke posisi Rp 2.410 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham APEX melemah 24,06 persen ke posisi Rp 1.610 per saham, saham IPCM merosot 15,81 persen ke posisi Rp 394 per saham, dan saham SRAJ tergelincir 14,71 persen ke posisi Rp 174 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Meleset
Realisasi gerak IHSG pada hari tidak sesuai dengan prediksi para analis. Sebelumnya, IHSG diprediksi akan berperforma gemilang pada perdagangan saham Jumat ini.Â
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, menilai bahwa spekulasi mengenai ditahannya suku bunga oleh The Fed hingga tahun depan menjadi faktor utama positif naiknya IHSG pada perdagangan indeks. Itu dicerminkan oleh pernyataan dovish dari Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari ini.
"Meski begitu, investor kini bersikap hati-hati menanti hasil pertemuan G-20 diakhir pekan ini dengan Prospek kesepakatan dagang antara dua negara yakni Amerika Serikat (AS) dan China," ujarnya.
Senada, nada dovish oleh Gubernur The Fed Jerome Powell, menurut Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, menjadi sentimen positif bagi para investor.
"kekhawatiran pasar akan berkurang satu, ketika Powell dalam pidatonya menyampaikan nada dovish di sana. Powell menyampaikan suku bunga acuan sudah sangat dekat dengan posisi netral yang dimana tidak mendorong pertumbuhan ekonomi atau menahan," jelas dia.
"Jadi besar kemungkinannya bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 2 hingga 3 kali tahun depan," ia menambahkan.
Advertisement