Sektor Aneka Industri Pimpin Pelemahan, IHSG Dibuka Turun ke 6.109,95

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (10/12/2018), IHSG merosot 23,25 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.103,09.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Des 2018, 09:15 WIB
Diterbitkan 10 Des 2018, 09:15 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada awal perdagangan saham Senin pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 14.520.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (10/12/2018), IHSG merosot 23,25 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.103,09.

Pada pukul 09.00, IHSG susut 17,22 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.109,95. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,17 persen ke posisi 0,34. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 90 saham melemah sehingga menekan IHSG. Kemudian 75 saham menguat dan 116 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.115,09 dan terendah 6.097,43.

Total frekuensi perdagangan saham 16.626 kali dengan volume perdagangan 197 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 236 miliar.

Investor asing jual saham Rp 38 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 14.520.

Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham kontruksi naik 0,48 persen dan sektor pertambangan naik 0,37 persen.

Sektor saham aneka industri tercatat turun 0,57 persen, sektor saham manufaktur melemah 0,31 persen dan sektor saham industri dasar melemah 0,32 persen.

Saham-saham yang mendaki antara lain saham SOTS naik 69,70 persen ke posisi Rp 280 per saham, saham URBN menanjak 50 persen ke posisi Rp 1.800 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir sehingga menekan IHSG antara lain saham NUSA merosot 16,19 persen ke posisi Rp 175 per saham, saham HDTX susut 8,67 persen ke posisi Rp 136 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Analis

IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Sepanjang perdagangan hari ini (30/5), IHSG bergerak pada kisaran 5.693,39 - 5.730,06, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

IHSG diprediksi terbatas pada perdagangan saham Senin (10/12/2018). Memanasnya kembali sentimen global dinilai menahan laju IHSG pada pergerakan indeks hari ini.

Managing Director Jagartha Advisors, FX Iwan mengatakan, meski sentimen eksternal kini kembali memanas, IHSG tetap berpotensi menguat. IHSG bakal melaju ke zona hijau dengan diperdagangkan pada level 6.015-6.250. 

"Investor kini lebih menunggu terkait perkembangan perang dagang US dan China terutama setelah penangkapan petinggi Huawei yang menyebabkan sentimen terus bergulir. Namun saya prediksi IHSG bakal melanjutkan penguatanya," ucapnya kepada Liputan6.com di Jakarta.

Meski begitu, pada perdagangan saham hari ini, Iwan cenderung minimalis dalam merekomendasikan saham-saham yang laik untuk dikoleksi. Kedua saham berikut pantas dibeli investor.

"Pilihan saham yang dapat dijadikan pilihan adalah saham-saham dengan valuasi yang atraktif dan berpotensi mengalami earnings upgrade. Itu antara lain seperti saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR)," ungkapnya.

Setali tiga uang dengan Iwan, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi juga memperkirakan IHSG bakal melaju positif hari ini. Menurutnya, IHSG berpeluang naik di kisaran 6.095-6.200.

Namun, Lanjar menilai sentimen global termasuk suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed tetap patut diwaspadai.

"Gencatan senjata perdagangan AS-China akan terprovokasi dengan adanya penangkapan Chief Financial Officer (CFO) Huawei. Selain itu, investor juga mulai meragukan The Fed akan menahan suku bunga lebih lama ditahun depan setelah pasar tenaga kerja dilaporkan lebih cepat dari ekspektasi," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya