BEI Berharap Unicorn Besar Catatkan Saham Perdana pada 2021

BEI catat ada 29 perusahaan yang masuk pipeline untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Feb 2021, 15:52 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2021, 19:19 WIB
Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan perusahaan rintisan berstatus unicorn besar dapat mencatatkan saham perdana pada 2021.

Berdasarkan data BEI, ada 51 pencatatan saham perdana pada 2020. Pencatatan saham perdana di BEI termasuk tertinggi di ASEAN dan cukup kuat selama pandemi COVID-19.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W.Widodo menuturkan, ada 29 perusahaan yang masuk pipeline atau proses untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Hingga 5 Februari 2021 sudah ada enam perusahaan yang gelar IPO.

“Harapan kami pada tahun ini unicorn besar semoga bisa listing di BEI,” ujar Laksono, dalam diskusi virtual, Kamis, (11/2/2021).

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna  mendorong unicorn untuk masuk pasar modal dengan memperhatikan peraturan.

Update

Ada sejumlah langkah yang dilakukan untuk mendorong penawaran saham perdana unicorn. Salah satunya menyiapkan peraturan yang mempertimbangkan karakteristik unicorn yang baru bertumbuh dan perusahaan teknologi.

“Pada saat ini peraturan bursa fokus kepada tangiable aset wujud bersih. Unicorn intangiable. Tentu kami berikan ruang dan pilihan untuk masuk ke main market bukan tangiable aset. Masukkan unsure lain pendapatan dan market cap. Kami tetap jaga kualitas di main board tetapi tetap perhatikan karakteristik perusahaan yang baru bertumbuh, utlisasi teknolog. Making to making rule, bisa disetujui dan diimplementasikan,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pertimbangkan Sektor dan Sub Sektor

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia menambahkan, pihaknya juga mempertimbangkan sektor dan sub sektor kepada unicorn yang akan tercatat di BEI. Hal ini dilakukan agar bisa dibandingkan dengan kelompok perusahaan yang memiliki keunikan sama.

”Dalam hal unicorn akan masuk bursa, mereka masuk kepada basis teknologi. BEI sudah merilis IDX-IC (industrial classification). Nanti dikomparasikan baru apple to apple, pertumbuhan kinerja berdasarkan dengan peers,” kata Nyoman.

Selain itu, Nyoman mengatakan, BEI sedang mengkaji mengenai kelas saham yang dipegang oleh pendiri dan investor lainnya, terutama dalam mengambil keputusan. BEI pun telah melakukan kajian ke sejumlah bursa saham di ASEAN, Asia dan lainnya.

Namun, Nyoman belum dapat menyebutkan nama unicorn yang akan menawarkan saham perdana ke publik. “Mohon maaf sesuai protokol kami belum sampaikan karena  masih proses,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya