Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan perusahaan rintisan berstatus unicorn besar dapat mencatatkan saham perdana pada 2021.
Berdasarkan data BEI, ada 51 pencatatan saham perdana pada 2020. Pencatatan saham perdana di BEI termasuk tertinggi di ASEAN dan cukup kuat selama pandemi COVID-19.
Baca Juga
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W.Widodo menuturkan, ada 29 perusahaan yang masuk pipeline atau proses untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Hingga 5 Februari 2021 sudah ada enam perusahaan yang gelar IPO.
Advertisement
“Harapan kami pada tahun ini unicorn besar semoga bisa listing di BEI,” ujar Laksono, dalam diskusi virtual, Kamis, (11/2/2021).
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mendorong unicorn untuk masuk pasar modal dengan memperhatikan peraturan.
Update
Ada sejumlah langkah yang dilakukan untuk mendorong penawaran saham perdana unicorn. Salah satunya menyiapkan peraturan yang mempertimbangkan karakteristik unicorn yang baru bertumbuh dan perusahaan teknologi.
“Pada saat ini peraturan bursa fokus kepada tangiable aset wujud bersih. Unicorn intangiable. Tentu kami berikan ruang dan pilihan untuk masuk ke main market bukan tangiable aset. Masukkan unsure lain pendapatan dan market cap. Kami tetap jaga kualitas di main board tetapi tetap perhatikan karakteristik perusahaan yang baru bertumbuh, utlisasi teknolog. Making to making rule, bisa disetujui dan diimplementasikan,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertimbangkan Sektor dan Sub Sektor
Ia menambahkan, pihaknya juga mempertimbangkan sektor dan sub sektor kepada unicorn yang akan tercatat di BEI. Hal ini dilakukan agar bisa dibandingkan dengan kelompok perusahaan yang memiliki keunikan sama.
”Dalam hal unicorn akan masuk bursa, mereka masuk kepada basis teknologi. BEI sudah merilis IDX-IC (industrial classification). Nanti dikomparasikan baru apple to apple, pertumbuhan kinerja berdasarkan dengan peers,” kata Nyoman.
Selain itu, Nyoman mengatakan, BEI sedang mengkaji mengenai kelas saham yang dipegang oleh pendiri dan investor lainnya, terutama dalam mengambil keputusan. BEI pun telah melakukan kajian ke sejumlah bursa saham di ASEAN, Asia dan lainnya.
Namun, Nyoman belum dapat menyebutkan nama unicorn yang akan menawarkan saham perdana ke publik. “Mohon maaf sesuai protokol kami belum sampaikan karena masih proses,” ujar dia.
Advertisement