Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah selama dua hari berturut-turut. Pada perdagangan saham Senin 12 April 2021, IHSG mengalami koreksi 2 persen atau turun 121 poin di 5.948. Kemudian koreksi berlanjut pada perdagangan Selasa 13 April 2021, IHSG terpantau mengalami penurunan 0,07 persen atau 21 poin di angka 5.927.
Melihat pergerakan tersebut, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG yang mengalami koreksi masih terbilang wajar.
"Wajar saja, karena IHSG naiknya sudah cukup panjang jadi peluang adanya potensi koreksi terlihat," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (14/4/2021).
Advertisement
Baca Juga
Salah satu faktor pendorong hal ini terjadi ialah laporan keuangan tahunan yang diberikan emiten sepanjang 2020. Beberapa perusahaan besar justru mengalami penurunan pendapatan karena pandemi COVID-19.
"Kita juga tahu laporan keuangan emiten itu juga tidak terlalu menggembirakan. Walaupun kita tahu juga ada yang untung," ujar dia.
Sepanjang kuartal I 2021, Wiliam menyebut bila tantangan masih harus dihadapi. Terlebih roda ekonomi masih belum berputar secara maksimal.
"Kemarin-kemarin bisa sedikit tertolong berada di atas (IHSG-red) 6.000 itu karena musim dividen, jadi itu sedikit menunjang. Sekarang perputaran roda perekonomian masih belum terlalu bergerak, walaupun sudah mulai. Kuartal 1 masih akan tetap menjadi tantangan," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sentimen yang Angkat IHSG
Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah sentimen yang mengangkat IHSG ke 6.000. Sentimen itu mulai dari optimisme perekonomian global, pernyataan bank sentral AS atau the Federal Reserve yang hawkish, kejelasan atau realisasi kebijakan stimulus dari Presiden AS Joe Biden.
Selain itu juga, Nafan menilai program vaksinasi COVID-19 masih menjadi sentimen utama. Selain itu, data penjualan ritel dan inflasi AS juga menjadi sentimen bagi IHSG.
“Proyeksi dari membaiknya data klaim pengangguran AS dan GDP QoQ Tiongkok diproyeksikan terakselerasi 18,3 persen,” ujar dia.
Ia menambahkan, dari dalam negeri, meningkatnya aktivitas konsumsi saat Ramadan juga menjadi katalis positif IHSG.
Advertisement