IHSG Turun Jelang Libur Lebaran 2021, Gara-Gara Uang Kripto?

Ada beberapa faktor pendukung terjadinya penurunan IHSG jelang libur bursa untuk peringati Lebaran 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 11 Mei 2021, 15:35 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2021, 14:49 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa (11/5/2021).

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,92 persen ke posisi 5.921. Melihat hal ini, Pengamat Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menjelaskan, ada beberapa faktor pendukung terjadinya penurunan IHSG jelang libur bursa untuk peringati Lebaran 2021.

"Sebenarnya hari ini turun tapi kemarin ada kenaikan indeks, jadi memang pasar lebih hati hati di bulan Mei ini karena memang ini kan menjelang Lebaran," kata Hans kepada Liputan6.com, Selasa, 11 Mei 2021.

Selain itu, Hans menjelaskan bila pasar sempat khawatir dengan pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen dan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Kemudian pekan lalu itu pasar sempat khawatir karena ada statement Janet Yellen dan data Amerika yang bagus, tapi di akhir pekan market reborn lagi. Jadi memang regional dan global masih belum mendukung jadi market tertekan turun ke bawah. ini masih normal," ujar Hans.

Tak hanya itu, Hans juga menyebut mata uang kripto menjadi salah satu pendukung investor ritel beralih ke investasi baru ini. Namun, nilai transaksi karena hal ini tidaklah besar.

"Ada pengaruh kripto, sebagian mungkin tergiur untuk investasi ke sana, tapi juga kerjaan mulai jalan pabrik juga, jadi yang tadinya di rumah ready investasi itu pindah ya," tuturnya.

Sementara itu, Analis PT Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menuturkan, IHSG melemah seiring pelaku pasar mengantisipasi keluar berita negatif sehingga keluar dahulu dari pasar saham. Hal ini mengingat 12 Mei 2021 sudah mulai libur bursa untuk libur Lebaran.

"Karena ada libur jadi takut ada berita dari eksternal yang negatif bisa membuat perdagangan selanjutnya bisa terpengaruh," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sukarno menambahkan, pasar juga melihat inflasi dari Amerika Serikat (AS) karena nanti bisa terpengaruh ke kebijakan moneter. Suku bunga dapat dinaikkan jika inflasi AS dinilai tinggi. "Dari domestik hari ini ada rilis penjualan ritel yang kembali turun 14,6 persen," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penutupan IHSG pada Sesi Pertama 11 Mei 2021

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa, 11 Mei 2021. Investor asing melakukan aksi jual saham.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,92 persen ke posisi 5.921.Indeks saham LQ45 tergelincir 1 persen ke posisi 879,62. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 324 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. 133 saham menguat dan 170 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG berada di kisaran 5.911-5.966.

Total frekuensi perdagangan saham 602.124 kali dengan volume perdagangan saham 8,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 101,13 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.185.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur naik 0,48 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,36 persen. Sektor saham keuangan turun 0,99 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham perdagangan susut 0,63 persen dan sektor saham konstruksi melemah 0,41 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya