Liputan6.com, Jakarta - Untuk memperkaya diversifikasi investasi, investor bisa melirik Exchange Traded Fund (ETF) sebagai solusinya. Umumnya, ETF ini cocok bagi investor yang hendak beralih dari reksa dana dan berniat terjun ke investasi saham.
Di Indonesia, ETF berkembang cukup pesat dalam tiga tahun terakhir. Tren tersebut menjadikan ETF Indonesia sebagai yang terbanyak di Asia Tenggara.
"Puncaknya di 2020 kita memiliki 47 produk ETF. Di mana ada beberapa ETF yang memiliki underlying saham-saham berbasis indeks,” beber Kepala Unit Evaluasi dan Pemantauan Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI, Mugi Bayu Pratama dalam diskusi virtual, Rabu (16/6/2021).
Advertisement
Baca Juga
Sebagai perbandingan, Singapore hanya memiliki 30 EFT , Thailand 12 ETF, Malaysia 19 ETF, dan Filipina hanya 1 ETF. Dari sisi penerbit dalam hal ini Manajemen Investasi (MI), Mugi mencatat perkembangannya juga cukup signifikan. Dari semula hanya 2 MI pada 2007, kini sudah ada 22 MI per 2020.
"Untuk perkembangannya lumayan signifikan dari 2007 sampai 2021 itu growthnya lumayan besar dan jumlah MI yang menerbitkan awalnya cuma dua, sekarang 22 MI,” kata dia.
Begitu pula dengan dealer partisipan (DP) yang kini tercatat ada 8, dari smela hanya 2 pada 2007. Adapun under management (AUM) yang dikelola oleh MI saat ini mencapai Rp 14,9 triliun. Sehubungan dengan tren kenaikan itu, Bursa berkomitmen untuk mendorong MI untuk menerbitkan lebih banyak ETF.
"Bursa ada inisiatif berikan insentif kepada MI dalam penerbitan ETF dimana Bursa akan membebaskan biaya pencatatan awal dari penerbitan EFT," kata Mugi.
Bursa juga akan membebaskan biaya penggunaan lisensi yang menjadi acuan ETF dalam satu tahun. Selain itu, bursa juga berikan sosialisasi dan edukasi kepada MI maupun anggota bursa atau broker untuk bisa berperan serta dalam penerbitan ETF ini,” pungkas Mugi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jurus BEI Kenalkan Produk ETF
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan buku bertajuk “#MulaidariETF, Investasi Reksa Dana Gaya Baru yang Efisien, Transparan, dan Fun!”. Hal ini sebagai upaya Bursa untuk mendorong pemahaman masyarakat mengenai produk Exchange-Traded Fund (ETF) yang masih belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Buku tersebut merupakan referensi literatur yang netral mengenai produk ETF atau lebih mudah dikenal dengan istilah Reksa Dana yang diperdagangkan di Bursa. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat berinvestasi pada produk ETF.
"Tujuan dari peluncuran buku ini untuk edukasi ke para investor maupun publik di Indonesia supaya lebih memaham ETF,” kata Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI Ignatius Denny Wicaksono dalam Peluncuran Buku #MulaiDariETF, Kamis, 3 Juni 2021.
Sebagai catatan, Denny menekankan kepada investor untuk terlebih dahulu mengenai profil risiko masing-masing sebelum menentukan investasi. Bagi investor ritel pemula dapat berinvestasi pada ETF karena sifatnya yang mirip reksa dana sehingga dapat digunakan sebagai jembatan sebelum masuk ke produk investasi yang lebih kompleks seperti saham.
"Buat para pemula yang belum berani terjun ke saham bisa juga memilih ETF karena ini terdiversifikasi, dan kita enggak usah pusing memikirkan stock picking nya,” ujar Denny.
Adapun investor institusi maupun investor yang bukan pemula juga bisa menikmati keunggulan dari aspek transparansi maupun efisiensi.
"Ini juga cocok untuk investor yang belum banyak waktu untuk investasi saham bisa melakukan investasi di ETF. Bisa juga untuk investor profesional,” ia menambahkan.
Dengan penerbitan buku “#MulaidariETF, Investasi Reksa Dana Gaya Baru yang Efisien, Transparan, dan Fun!”, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk mengenal lebih dalam mengenai produk ETF dan memanfaatkannya sebagai salah satu produk pilihan investasi untuk meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat melalui Pasar Modal Indonesia.
Advertisement