Deretan Emiten yang Siap Gelar Rights Issue

Sejumlah emiten mengumumkan akan menambah modal melalui rights issue. Yuk simak ulasannya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jun 2021, 16:54 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2021, 16:54 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten mengumumkan rencana untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Beberapa di antaranya bahkan telah mengantongi restu dari pemegang saham.

Teranyar, ada rencana super jumbo dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang akan gelar rights issue 28,67 miliar saham. Aksi korporasi itu sehubungan dengan pembentukan holding BUMN ultra mikro atas BRI, Pegadaian dan PNM.

Merujuk prospektus Perseroan dalam keterbukaan informasi BEI, dana hasil rights issue ini setelah dikurangi seluruh biaya emisi akan digunakan untuk pembentukan holding BUMN ultra mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham perseroan.

Melalui rencana inbreng, BRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada Pegadaian dan PNM. Analis menilai, aksi korporasi ini akan berdampak positif bagi kinerja Perseroan. Rencana ini dibahas dalam RUPSLB Perseroan pada 22 Juli 2021.

Selain BRI, ada sejumlah emiten lainnya yaitu PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (BRPT), dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA).

Direktur PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang menuturkan, rights issue menjadi salah satu alternatif pendanaan yang murah. Oleh karena itu, rights issue menjadi salah satu pilihan emiten. Hal itu juga didukung sentimen suku bunga rendah dan potensi pemulihan ekonomi.

"Cost lebih murah. Suku bunga rendah, ada perbaikan ekonomi. Emiten itu juga sudah ada stand by buyer, terutama ada kebutuhan mendesak,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Jumat (18/6/2021).

Berikut sejumlah emiten yang akan gelar rights issue :

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rights Issue TPIA hingga BABP

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

-PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

Emiten bergerak di bidang petrokimia juga merencanakan penambahan modal lewat right issue dengan melepas sebanyak-banyaknya 7.166.479.740 atau 7,16 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 200. Perseroan akan memakai dana hasil rights issue ini untuk belanja modal. Dana tersebut untuk menambah kapasitas produksi perseroan dan entitas anak perseroan.

 -PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT)

Perseroan berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 3,57 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 20 per lembar saham. Jumla itu mewakili sebanyak-banyaknya 62,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah right issue.

Rencana right issue ini akan dimintakan restu kepada pemegang saham pada RUPSLB Perseroan 27 Juli 2021. Keseluruhan dana hasil right issue ini setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan untuk pembelian mesin sebagai fasilitas produksi dan modal kerja Perseroan dalam rangka pengembangan usaha di masa yang akan datang.

-PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP)

Selain BBRI, ada pula PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang akan menggelar Penawaran Umum Perdana (VIII) dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Rencana tersebut telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang digelar pada 9 Juni 2021.

Melalui aksi korporasi itu, Perseroan optimistis dapat meraup dana segar Rp 4 triliun. Sehingga Bank MNC Internasional bisa masuk ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III atau bank dengan modal inti di atas Rp 5 triliun.

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 14,23 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebesar 33,33 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT VIII.

Sementara harga penawaran saham baru belum ditetapkan. Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham yang berasal dari portepel dan akan dicatatkan di BEI. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama sepuluh hari kerja mulai 16 Agustus 2021-30 Agustus 2021. 

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari PUT VIII setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank secara digital dan akuisisi pengguna untuk mendukung pertumbuhan, dan mendukung pengembangan aplikasi MotionBanking.

Rights Issue BCIC hingga ZBRA

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

- PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC)

Perseroan berencana rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham Seri C dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham. Atau 46,60 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah right issue.

J Trust Co., Ltd., Jepang selaku pemegang saham pengendali dan pemegang saham utama perseroan telah menyatakan akan melaksanakan sebagian HMETD dengan penyetoran dalam bentuk selain uang yakni dengan melakukan konversi pinjaman subordinasi II senilai Rp 400 miliar, yang telah dikonversi menjadi dana setoran modal Rp 200 miliar, atau seluruhnya sebesar Rp 600 miliar dan sisa HMETD yangbeum dilaksanakan akan diserahkan kepada J Trust Asia Pte Ltd., Singapura.

J Trust Asia Pte Ltd., Singapura telah menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya dan yang akan diterima dari J Trust Co., Ltd., Jepang dengan penyetoran dalam bentuk selain uang. Yakni dengan melakukan konversi pinjaman subordinasi yang saat ini dicatat sebagai dana setoran modal dalam modal inti utama perseroan sebesar Rp 495,5 miliar, dan pinjaman subordinasi sebesar Rp 251,62 miliar atau seluruhnya sebesar Rp 747,12 miliar.

Sementara PT JTrust Investments Indonesia menyatakan akan melaksanakan HMETD yang akan dilakukan dengan penyetoran dalam bentuk selain uang dengan melakukan konversi pinjaman subordinasi sebesar Rp 15 miliar. Pelaksanaan penambahan modal dilakukan setelah mendapat persetujuan RUPS yang akan digelar 23 Juli 2021.

- PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA)

Perseroan melepas sebanyak-banyaknya 1.712.266.018 saham Seri B yang akan diterbitkan dari dalam portepel dengan nilai nominal Rp 100 per saham, atau sebanyak-banyaknya sebesar 200 persen dari jumlah saham sebelum pelaksanaan PMHMETD II. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp 812 per sahamnya, artinya perseroan akan mendapatkan dana segar maksimal Rp 1,39 triliun.

PMHMETD II ni menjadi efektif setelah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK. Rencana ini telah direstui oleh RUPSLB pada 7 Mei 2021.

PT Trinity Healthcare (THC) selaku pemegang saham utama dan pemegang saham pengendali Perseroan dengan kepemilikan 77,70 persen akan melaksanakan HMETD yang dimilikinya sebanyak 1.106.483.423 dan mengalihkan sebagian haknya kepada PT European Hospital Development (EHD) sebesar 105.621.603 saham,  PT Jade Green Equities (JE) sebesar 105.288.635 saham dan PT Holistic Ventures (HV) sebesar 12.978.607 saham, yang seluruhnya akan disetorkan dalam penyetoran dalam bentuk lain selain uang, berupa penyerahan (inbreng) 7.351.700.400 lembar saham atau setara dengan 99,00% dari seluruh modal yang telah dikeluarkan dan disetor penuh dalam DNR.

HMETD akan dicatatkan pada BEI dan dapat diperdagangkan baik di dalam maupun di luar BEI selama tidak kurang dari lima hari kerja, mulai tanggal 28 juni sampai 2 juli 2021.

Pencatatan saham baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di BEI pada tanggal 28 juni 2021 tanggal terakhir pelaksanaan HMETD adalah tanggal 2 juli 2021. Setelah tanggal tersebut, maka HMETD tidak dapat digunakan untuk membeli saham perseroan atau gugur demi hukum.

Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari hasil HMETD ini setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan sekitar 77,7 persen untuk pengambilan sebanyak 7.351.700.400 saham atau setara dengan 99 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam DNR milik pemegang saham DNR senilai Rp 1,08 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya