Wall Street Kompak Melemah, Inflasi AS Bikin Investor Gelisah

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 107,39 poin atau 0,31 persen setelah hampir sentuh posisi 35.000 sebelumnya.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2021, 06:14 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 06:14 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 13 Juli 2021. Indeks Dow Jones tergelincir dari level tertinggi seiring laporan inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan. Selain itu, musim laporan keuangan dimulai pada Selasa pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 107,39 poin atau 0,31 persen setelah hampir sentuh posisi 35.000 sebelumnya. Indeks Dow Jones ditutup ke posisi 34.888. Indeks S&P 500 ditutup turun 0,35 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,38 persen. Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 melemah hampir 1,9 persen, dan alami kinerja terburuk sejak 18 Juni 2021.

Tiga indeks acuan melemah setelah imbal hasil surat berharga bertenor 10 tahun melompat lebih dari empat poin atau 0,04 persen. Inflasi menguat pada laju tercepat dalam hampir 13 tahun, demikian dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS.

Indeks harga konsumen meningkat 5,4 persen pada Juni 2021. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan lima persen. Inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi melonjak 4,5 persen, angka tersebut paling tinggi sejak September 1991 dan jauh di atas perkiraan 3,8 persen.

"Inflasi Juni membuat pasar gelisah. Kami memperkirakan inflasi ini akan mulai mendingin," ujar Chief Investment Officer Cornerstone Wealth, Cliff Hodge dilansir dari CNBC, Rabu (14/7/2021).

Pada Juni 2020 merupakan titik terendah untuk inflasi inti selama pandemi COVID-19, jadi perbandingannya menjadi lebih ketat dari sini. Harga mobil bekas melonjak 45 persen dari tahun ke tahun yang sepertinya tidak akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Sejumlah Perusahaan Rilis Laporan Keuangan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Presiden the Federal Reserve San Francisco, Mary Daly menuturkan, pihaknya yakin inflasi baru-baru ini akan terbukti sementara. Daly juga mengatakan, pemulihan ekonomi yang kuat dapat memungkinkan bank sentral dapat mengurangi pembelian asetnya pada akhir 2021 atau awal 2022.

Komentar Daly dan data inflasi terbaru muncul setelah bank-bank besar dan PepsiCo mengunggah laporan pendapatan kuartal II 2021 yang melonjak. Akan tetapi, dengan saham pada saham rekor tertinggi dan Dow Jones hanya sedikit di bawah 35.000, harapan kemungkinan berjalan lebih tinggi dari perkiraan resmi yang tercermin.

Saham JPMorgan Chase merosot sekitar 1,5 persen bahkan setelah membukukan pendapatan kuartal II 2021 sebesar USD 11,9 miliar atau USD 3,78 per saham yang melebihi perkiraan USD 3,21 dari analis yang disurvei oleh Refinitiv.

Bank menyisihkan miliaran dolar AS untuk kerugian pinjaman di tengah pandemi COVID-19, tetapi telah melepaskan cadangan itu karena kinerja konsumen lebih baik baik dari yang diharapkan. JPMorgan merilis USD 3 miliar dalam cadangan kerugian pinjaman setelah mengambil hanya USD 734 juta.

Hal itu memberi perusahaan untung USD 2,3 miliar, memungkinkan bank untuk mencatat kinerja dengan melampaui ekspektasi pendapatan. Investor mungkin memberikan kredit lebih sedikit untuk mengalahkan pendapatan JPMorgan karena rilis cadangan kerugian pinjaman ini.


Kinerja Saham

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Saham Goldman Sachs juga turun sekitar 1,2 persne setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartal II USD 15,02 per saham, melampaui harapan analis sebesar USD 10,24 per saham.

Bank membukukan pendapatan perbankan investasi kuartalan terbaik kedua karena serbuah IPO menghantam wall street.

Saham PepsiCo naik 2,3 persen setelah perusahaan melaporkan kinerja melebihi harapan termasuk dari sisi pendapatan. Hal ini didorong kembalinya permintaan restoran. Raksasa minuman dan makanan ringan itu juga menaikkan perkiraannya.

Sementara itu, saham Boeing turun sekitar 4,2 persen sehingga bebani indeks Dow Jones setelah produsen pesawat itu memangkas produksi 787 Dreamliner menyusul deteksi cacat baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya