Wall Street Bervariasi pada Awal September 2021, Indeks Nasdaq Kembali Cetak Rekor

Wall street beragam pada awal September 2021 seiring saham teknologi memudar dan menanti data laporan pekerjaan.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Sep 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2021, 06:29 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 1 September 2021.Indeks S&P 500 menutup perdagangan pada awal September cenderung mendatar seiring saham teknologi memudar.

Di sisi lain, investor mencerna laporan ketenagakerjaan yang mengecewakan. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 1,41 poin menjadi 4.524,09. Hal itu lantaran sektor saham energi yang melemah tetapi diimbangi kenaikan sektor utilitas dan real estate.

Indeks Nasdaq naik 0,3 persen menjadi 15.309,38. Saham Apple melonjak dua persen ke level tertinggi sepanjang masa, tetapi ditutup hanya naik sekitar 0,5 persen. Indeks Dow Jones susut 48,20 poin atau 0,1 persen menjadi 35.312,53.

Perusahaan AS menciptakan pekerjaan jauh lebih sedikit dari yang diharapkan pada Agustus dengan gaji karyawan swasta hanya naik 374.000. Hal itu berdasarkan laporan perusahaan layanan jasa ADP. Realisasi itu jauh di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 600.000.

“Dengan begitu banyak tekanan pada perbaikan di pasar tenaga kerja yang datang dari the Fed, ini bisa mengirim sinyal pertumbuhan pekerjaan yang stagnan,” uajr Direktur E-Trade, Mike Lowengart, dilansir dari CNBC, Kamis (2/9/2021).

Ia menambahkan, hal itu mungkin baik untuk pasar karena berarti kebijakan pelonggaran moneter berlanjut.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indeks Acuan di Wall Street Menguat Sepanjang Agustus 2021

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Laporan ADP adalah pendahulu dari data resmi non-farm payrolls AS pada Agustus yang akan dirilis Jumat. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 720.000 pekerjaan diciptakan pada Agustus 2021. Tingkat pengangguran turun menjadi 5,2 persen.

Di antara saham individu, saham solar Sunrun melonjak lebih dari enam persen setelah JPMorgan memperkirakan saham itu akan naik lebih tinggi 90 persen.

Saham Zoom Video sedikit naik menyusul penurunan 16 persen pada Selasa, 1 September 2021 setelah Cathie Wood mengungkapkan pihkanya membeli hampir 200.000 saham saat penurunan.

Adapun rata-rata indeks saham acuan menguat pada akhir Agustus 2021. Sepanjang Agustus 2021, indeks S&P 500 naik 2,9 persen, dan membukukan kenaikan berturut-turut selama tujuh bulan dan kemenangan beruntun sejak 2017.

Indeks Nasdaq menguat sekitar 4 persen untuk bulan ketiga secara positif. Indeks Dow Jones bertambah 1,2 persen.

Indeks S&P 500 sepanjang 2021 telah menguat lebih dari 20 persen. Indeks S&P 500 telah ditutup di atas rata-rata pergerakan 200 hari, ukuran tren jangka panjang, selama 296 hari berturut-turut.

Prediksi

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sejumlah ahli strategi sedang mencari koreksi pada September mengingat saham belum mencatat hal signifikan sejak Oktober 2020. Adapun pertemuan the Federal Reserve atau bank sentral AS yang sangat dinanti pada September dan kekhawatiran yang terus berlanjut tentang varian delta COVID-19.

“Meskipun pasar bullish ini telah menghilangkan hampir semua tanda kekhawatiran pada 2021, jangan lupa September secara historis adalah bulan terburuk paada 2021 untuk saham,” ujar LPL Financial Chief Market Strategis Ryan Detrik.

Ia menuturkan, bahkan tahun lalu, dalam menghadapi reli besar dari posisi terendah Maret 2020, pihaknya melihat koreksi hampir 10 persen pada pertengahan Desember.

Ia menambahkan, koreksi apa pun bisa bersifat jangka pendek dan ada kemungkinan 5-8 persen. “Pasar bull ini hidup dan sehat, kami akan melihat potensi kelemahan sebagai peluang,” tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya