Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total perolehan dana dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) mencapai Rp 32,14 triliun. Hal itu berdasarkan data BEI hingga 16 September 2021.
Total dana tersebut diperoleh dari 38 perusahaan yang IPO. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, nilai dana yang diperoleh itu termasuk terbesar yang dihimpun perusahaan melalui IPO dalam 44 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia.
Baca Juga
“Nilai tersebut merupakan perolehan dana terbesar yang dihimpun perusahaan melalui IPO sejak Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada 1977,” ujar dia kepada wartawan, Jumat (17/9/2021).
Advertisement
Nyoman menuturkan, pencapaian terbesar sebelumnya pada 2010. Total dana yang dihimpun melalui IPO mencapai Rp 29,67 triliun dari IPO 23 perusahaan.
Sepanjang tahun berjalan 2021, ada 38 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dari 38 perusahaan itu, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) meraup dana terbesar dari IPO yang mencapai Rp 21,9 triliun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
26 Perusahaan Sedang Proses IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan 26 perusahaan sedang proses melakukan penaawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Dari 26 perusahaan itu, dua merupakan anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Hingga 16 September 2021, 38 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dan terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, ada satu perusahaan yang tergolong ke dalam startup atau perusahaan rintisan dan merupakan hasil dari binaan dari IDX Incubator.
"Perusahaan ini telah berada di sektor teknologi dan sub sektor. Software dan IT Services, sebuah perusahaan teknologi informasi incubator startup yang membangun produk perangkat lunak,” ujar dia kepada wartawan, Jumat (17/9/2021).
Nyoman mengatakan, proses IPO perusahaan tersebut masih dalam proses book building dalam rangka pembentukan harga belum selesai dilakukan.
Selain itu, ada dua anak usaha BUMN yang sedang proses IPO. “Dari pipeline 26 tersebut ada dua anak usaha BUMN,” ujar dia.
Berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:
-4 perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar
-7 perusahaan aset skala menengah atau aset di antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar
-15 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp 250 miliar
Rincian sektor antara lain:
-1 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
- 3 Perusahaan dari sektor Industrials;
- 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics;
- 6 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
- 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
- 1 Perusahaan dari sektor Technology;
- 3 Perusahaan dari sektor Energy;
- 3 Perusahaan dari sektor Financials.
- 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.
- 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement