Kelebihan Permintaan, Rights Issue BRI Jawab Keraguan Investor

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan Perseroan dalam rights issue seluruhnya terserap oleh pasar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Sep 2021, 22:23 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 22:23 WIB
Dirut BRI Sunarso pada acara IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit R)
Dirut BRI Sunarso pada acara IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit R)

Liputan6.com, Jakarta - Rights issue yang sukses digelar PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dinilai mencerminkan keyakinan investor terhadap pasar modal tanah air. Dalam aksi tersebut, BRI melepas 28.213.191.604 saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan Perseroan dalam aksi ini seluruhnya terserap oleh pasar. Bahkan, ia mencatat terjadi kelebihan permintaan (oversubscribe) 1,53 persen.

"Sebanyak 28,2 miliar saham baru yang ditawarkan telah terserap seluruhnya dengan nilai mencapai Rp 95,9 triliun. Bahkan terjadi oversubscribed 1,53 persen,” kata dia IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen menilai langkah rights issue BBRI mampu menjawab keraguan berbagai pihak. Sekaligus menjadi bukti bahwa pertumbuhan ekonomi juga bisa ditopang melalui sektor ini.

"Ini menjawab keraguan dari Para investor dan keraguan berat juga terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan, bahkan keraguan terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia. Ini sangat luar biasa,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rights Issue Terbesar di Asia Tenggara

Gedung BRI (Dok: Istimewa)
Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Senada, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, rights issue yang dilakukan oleh BRI tercatat sebagai yang terbesar di Indonesia dan tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Serta menduduki peringkat tiga tertinggi di Asia dan masuk tujuh besar di seluruh dunia sejak 2009.

"Ini tentunya suatu pencapaian yang sangat membanggakan terutama di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi covid-19,” kata dia.

Dia menuturkan, hal itu membuktikan antusiasme masih sangat tinggi dari para investor. Baik asing maupun lokal. Serta merupakan bukti dunia luar masih percaya akan prospek ekonomi Indonesia saat ini.

"Semoga dengan dana yang dihimpun dari rights issue ini perseroan dapat lebih mengembangkan ekosistem mikro untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan demi mencapai kesejahteraan bersama,” imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya