Krisis Evergrande Berimbas terhadap Investor Kaya hingga Warga Biasa

Evergrande kembali menghadapi pembayaran pada kuartal IV atas produk USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,76 triliun yang dijual melalui perwalian kepada klien dan institusi kaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 07:00 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan ribu rumah tangga di China yang membeli aset investasi dari China Evergrande Group masuk ke dalam jurang krisis. Apalagi setelah pengembang dikejar karena melewatkan pembayaran utang obligasi. Miliaran uang hasil pinjaman tersebut telah terpakai dalam proyek konstruksinya.

Beberapa pemberi pinjaman atau perwalian telah merogoh kantung mereka sendiri untuk membayar kembali atas nama Evergrande. Sebagian lainnya sedang menegoisasikan perpanjang pembayaran dengan Evergrande, demikian berdasarkan sumber, dikutip dari ChannelNewsAsia.

Tidak jelas berapa banyak dana tunggakan perusahaan properti China Evergrande ini. Selain itu, tidak ada pula bukti perwalian memberikan penundaan pembayaran kepada pelanggan yang membeli produk pendapatan tetap.

Keterlambatan pembayaran 40 miliar yuan atau USD 6,2 miliar. Jumlah itu sekitar Rp 88,4 triliun, (estimasi kurs Rp 14.260 per dolar AS) atas produk investasi yang dijual oleh Evergrande sendiri kepada investor ritel telah memicu protes nasional. Alhasil menyebabkan tekanan yang tinggi terhadap Beijing untuk mencari solusi demi menghindari kesemrautan meluas.

Penularan telat bayar kepada perwalian senilai USD 3 triliun pun dapat membahayakan investor lebih banyak. Di samping berdampak mengancam sumber pendanaan non-bank terbesar di sektor properti.

"Pemerintah China akan menempatkan stabilitas sosial sebagai salah satu prioritas," kata Mitra Pendiri Poseidon Capital Group, James Feng,  dikutip dari laman ChannelNewsAsia, ditulis Jumat (1/10/2021).

Evergrande kembali menghadapi pembayaran pada kuartal IV atas produk USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,76 triliun yang dijual melalui perwalian kepada klien dan institusi kaya. Disusul pembayaran lainnya senilai USD 4 miliar atau sekitar Rp 57,24 triliun akan jatuh tempo tahun depan. Keterangan ini diperoleh dari penyedia data Use Trust.

Pemerintah China yang berusaha menjaga stabilitas keuangan negara ikut khawatir melihat kondisi Evergrande. Baru-baru ini, regulator mendesak perusahaan menyelesaikan proyek perumahan yang belum selesai dan mencicil utang investor ritel, sambil menghindari default pada obligasi dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Utang Perseroan

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Chairman Evergrande Hui Ka Yan menyatakan akan melunasi pembelian produk investasi. Dengan utang sebanyak USD 300 miliar dan arus kas yang menyusut, investor resah sebab tidak jelas bagaimana perusahaan melakukannya. Perseroan telah melewatkan tenggat waktu 23 September untuk membayar kupon USD 83,5 juta untuk obligasi USD 2 miliar yang jatuh tempo pada Maret.

Perseroan juga tunduk pada pembatasan terhadap pendanaan banknya karena regulator memastikan menggunakan dana tunai untuk menyelesaikan proyek perumahan dan tidak membayar kreditur. Saham dan obligasi terguncang.

Obligasi Evergrande sebesar 8,25 persen yang jatuh tempo 2022 mengindikasikan ada penurunan 0,5 persen atau 28,4 sen, Senin, 27 September 2021 menurut data Bloomberg.

Ketergantungan pada Trust

Ketergantungan Evergrande pada trust dan produk manajemen aset lainnya mulai tumbuh setelah bank mengurangi pinjaman di sektor properti. Pada akhir 2019, Evergrande menjalin bisnis dengan kurang lebih 68 perwalian di China. Kerja sama itu menyumbang 41 persen dari total pembiayaan perusahaan.

Perusahaan perwalian (The Trust Firms) semakin berhati-hati dengan hanya menerima satu dari lusinan proposal pengembang. Hal ini sebagai respons masalah keuangan Evergrande.

Trust juga mengurangi eksposur ke perusahaan properti lainnya, sebagai efek penularan kesengsaraan Evergrande kepada seluruh industri real estate. Bagi China, hal ini sangat memprihatinkan karena sektor ini menyumbang lebih dari 15 persen perekonomian. Perwalian telah memotong pinjaman luar biasa kepada perusahaan properti sebesar CNY 201 miliar Yuan pada paruh pertama 2021.

"Perwalian tetap menjadi sumber utang langsung terbesar Evergrande, melebihi pinjaman bank dan obligasi. Mereka (perusahaan perwalian) juga merupakan peminjam kepercayaan terbesar di sektor properti," ujar Direktur Senior di S&P Global Ratings, Christopher Yip.

Arahan kepada Karyawan

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Evergrande tidak menghindari taktik penjualan yang agresif. Ketika saham dan obligasi mulai melemah tahun ini, Evergrande mengirimkan arahan yang jelas kepada karyawannya. Arahan menyuruh para karyawan untuk mencari pembeli untuk properti.

Banyak staf yang menurut, tidak hanya membeli produk untuk diri mereka sendiri, tetapi juga mendorong teman dan keluarga untuk melakukan hal yang sama.

Penghimpunan dana tidak mengatasnamakan Evergrande untuk mengesampingkan peraturan dan menyimpan pinjaman dari pembukuannya meninggalkan spekulasi oleh sejumlah analis apakah ada kewajiban tersembunyi yang belum muncul ke permukaan.

Evergrande juga melakukan transfer pekerja ke provinsi Liaoning pada Juli. Tidak lain tujuannya untuk investasi dan uang tambahan membayar utang. Investasi promosi karyawan bernilai 100 ribu yuan (USD15.000) per karyawan hingga 1 juta Yuan untuk eksekutif.

Keresahan Investor Kecil

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pekan lalu karyawan dan investor yang marah bergabung dalam protes setelah pengembang gagal melakukan pembayaran. Beberapa di antaranya menawarkan imbal hasil sebesar 10 persen.

Seorang investor dana, Pak Hu, naik kereta selama 20 jam di kursi tempat tidur yang keras untuk bergabung dengan pengunjuk rasa di luar markas Evergrande di Shenzhen. 

Pekerja pabrik perangkat keras dari provinsi Henan awalnya menginvestasikan 100 ribu Yuan ke Evergrande. Ketika dana 7 persen lunas, dia mengambil pinjaman untuk meningkatkan investasinya menjadi 800.000 Yuan. Hu khawatir tidak akan mendapatkan uangnya kembali.

"Bahkan jika saya pulang sekarang, saya tidak bisa tidur nyenyak dan makan enak. Saya mungkin juga tinggal di sini dan mendukung pengunjuk rasa lainnya," kata dia.

Aset

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Pentolan Evergrande, Hui mendirikan unit investasi terpisah yang dikenal sebagai Evergrande Wealth pada 2015. Alasannya untuk mencari sumber pendanaan baru untuk bisnisnya yang luas, mulai dari kondominium, kendaraan listrik dan air minum kemasan. 

Evergrande Wealth dikenal sebagai manajer kekayaan independen Hui. Oleh karena itu, keberadaannya paling tidak diatur dari sistem perbankan China.

Sebagian besar tidak tersentuh oleh tindakan keras pemerintah terhadap sebagian besar bentuk pembiayaan non-bank, industri ini telah berkembang menjadi sumber utama pendanaan bagi perusahaan-perusahaan China yang kekurangan uang dengan menjual produk-produk berimbal hasil tinggi kepada investor kaya.

Evergrande memanfaatkan peraturan yang longgar, menjual dana kepada sekitar 70.000 investor ritel meskipun instrumen utang ini, yang dikenal sebagai catatan publikasi swasta, biasanya ditujukan untuk investor institusi atau individu dengan setidaknya 1 juta yuan untuk diinvestasikan. 

Evergrande tidak menanggapi permintaan komentar.

Bendera Merah

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Produk imbal hasil tinggi menimbulkan tanda bahaya dari regulator di masa lalu. Ketua pengawas perbankan Guo Shuqing memperingatkan jika ada produk yang menawarkan pengembalian di atas 6 persen harus waspada.

"Jika lebih tinggi dari 8 persen, itu berbahaya. Jika mencapai 10 persen tandanya investor harus bersiap untuk kehilangan setiap sen,” ungkap Shuqing.

Evergrande mengelak pembayaran kembali dilakukan di bulan ini. Kemarahan investor yang dilampisakan di media sosial dan sebagian lainnya datang ke menara Evergrande.

Seorang investor, Wang, telah berada di Shenzhen selama dua hari. Wang menuturkan, dia tidak tahan untuk memberi tahu orangtuanya yang sudah lanjut usia tentang apa yang telah terjadi. Di sana mereka disambut oleh belasan polisi dan petugas keamanan dengan perlengkapan anti huru hara mengacungkan perisai plastik. Dia tidak peduli dengan pembayaran bunga dan hanya berharap untuk mendapatkan kembali investasi 100 ribu Yuannya.

Ketika ditanya tentang opsi pembayaran perusahaan, termasuk properti yang didiskon atau uang tunai yang ditangguhkan selama 30 bulan, Wang hanya bergumam bersama temannya,“Ini penipuan,” tutur Wang.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya