Liputan6.com, Jakarta - - Saham Alibaba menguat di bursa Hong Kong sebesar 9 persen pada perdagangan Rabu (20/10/2201). Hal ini seiring laporan pendiri Alibaba Jack Ma berada di Eropa dan setelah rilis chip baru.
Penguatan saham Alibaba menjadi terbatas, dan ditutup naik 6,6 persen. Pada Selasa, East Week melaporkan Jack Ma menghabiskan waktunya di Spanyol bersama teman miliader dan partner bisnis untu berlibur, hal itu berdasarkan sumber.
Di sisi lain The South China Morning Post yang dimiliki Alibaba kemudian melaporkan Jack Ma berada di Spanyol untuk tur studi pertanian dan teknologi terkait isu lingkungan.
Advertisement
Alibaba belum memberikan komentar terkait hal itu saat dikonfirmasi CNBC.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Rabu pekan ini, keberadaan Ma telah menjadi topik diskusi yang intens sejak dia keluar dari pandangan publik pada Oktober lalu usai kritik regulator China.
Penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) raksasa financial technology (fintech) milik Ma, grup Ant kemudian ditangguhkan. Sejak itu, sektor teknologi China juga berada di bawah pengawasan ketat dari regulator.
Valuasi perusahaan teknologi China susut miliaran dolar AS. Saham Alibaba yang tercatat di Amerika Serikat turun lebih dari 23 persen year to date.
"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya, Jack Ma tidak lagi hilang setidaknya akan berdampak 10 persen pada saham Alibaba, karena itu telah lama menjadi salah satu ketidakpastian yang dimiliki banyak investor tentang saham tersebut,” tutur Wealth Management GFM Asset Management, Tariq Dennison.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bakal Buka Pusat Data Baru
Pada Januari 2021, ketika Ma kembali muncul untuk pertama kali sejak pidato Oktober, saham Alibaba melonjak pada saat itu. Alibaba juga merilis sejumlah berita terkait bisnis cloud pada pekan ini.
Alibaba meluncurkan chip baru yang dirancang untuk server pada Selasa, 19 Oktober 2021. Chip tersebut upaya untuk meningkatkan kemampuan komputasi awannya.
Cloud dipandang sebagai bagian penting dari pertumbuhan masa depan Alibaba. Saat ini menyumbang 8 persen dari total pendapatan perusahaan.
Raksasa e-commerce itu mengatakan, pihaknya berencana membuka pusat data baru di Korea Selatan dan Thailand pada 2022 untuk melanjutkan ekspansi luar negeri dari bisnis cloudnya.
"Saya melihat pergerakan hari ini hanya sebagai bagian dari pemulihan yang lebih luas atau koreksi terbalik, di mana saham Alibaba sekarang turun dari 30 persen dari posisi terendah awal bulan ini, tetapi masih 35 persen di bawah posisi tertinggi pada Februari,” ujar Dennison.
Advertisement