Joe Biden Tak Terapkan Lockdown Antisipasi Omicron, Wall Street Menguat

Wall Street menguat pada perdagangan Senin, 29 November 2021 setelah Presiden AS Joe Biden menuturkan, tidak ada lockdown untuk respons omicron.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Nov 2021, 06:51 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 06:51 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melambung pada perdagangan Senin, 29 November 2021 setelah aksi jual besar-besaran pada Jumat pekan lalu. Wall street menguat setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak memberlakukan penguncian ekonomi sebagai respons terhadap varian COVID-19 Omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 236,6 poin menjadi 35.135,94. Indeks S&P 500 naik 1,3 persen menjadi 4.655,27. Indeks Nasdaq bertambah 1,9 persen menjadi 15.782,83. Indeks kapitalisasi kecil Russell 2000 turun 0,2 persen menjadi 2.241,98.

“Jika orang divaksinasi dan memakai maskernya, tidak perlu lockdown,” ujar Biden dilansir dari CNBC, Selasa (30/11/2021).

Joe Biden juga mengatakan tidak ada pembatasan perjalanan baru. Pada pekan lalu, indeks Dow Jones mencatat kinerja buruk sejak Oktober 2021. Indeks Dow Jones turun 905 poin atau 2,5 persen, indeks S&P 500 susut 2,3 persen dan indeks Nasdaq melemah 2,2 persen.

“Masih ada lebih banyak pertanyaan dari pada jawaban mengenai varian omicron, tetapi setelah apa yang terjadi pada Jumat, pemantulan hari ini adalah pertanda baik,” ujar Ryan Detrick dari LPL Financial.

Ia menambahkan, pihaknya telah melihat varian lain menyebabkan beberapa gangguan pencernaan. Namun, setelah semuanya bisa tenang dan bergerak maju. “Kami optimistis itu akan menajdi pedoman sekali lagi,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Kapitalisasi Besar Menguat

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Saham-saham berkapitalisasi besar hadir sebagai pemenang pada Senin, 29 November 2021. Saham Tesla melonjak 5,1 persen, saham Microsoft mendaki 2,1 persen, saham Amazon naik 1,6 persen, saham Apple bertambah 2,2 persen. Namun, saham Twitter turun 2,7 persen di tengah kabar CEO Jack Dorsey mengundurkan diri sebagai CEO.

Saham terkait perjalan membukukan sedikit penguatan setelah sesi perdagangan yang bergejolak. Saham United Airlines naik 0,7 persen. Saham Royal Caribbean menguat 2,8 persen dan TJX Companies bertambah 1,9 persen.

"Kami akan menjadi pembeli agresif dari penurunan ini. Pandangan kami tekanan akan berjangka pendek dan sementara,” tulis Tom Lee dari Funstrat.

Saham Merck menjadi hambatan terbesar di Dow Jones. Saham Merck turun 5,4 persen setelah Citi menurunkan peringkat saham menjadi netral dari beli. Citi mengatakan, perjuangan pengembangan untuk obat HIV perusahaan telah kurangi potensi jangka panjang Merck.

Dibayangi Omicron

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Organisasi Kesehatan Dunia menyebut strain omicron sebagai varian yang menjadi perhatian. Sementara ilmuwan terus meneliti varian itu, sejumlah besar mutase omicron telah menimbulkan kekhawatiran. Bukti awal menunjukkan strain memiliki peningkatan risiko infeksi ulang, menurut WHO.

Varian ini pertama kali dilaporkan ke WHO oleh Afrika Selatan dan ditemukan di Inggris, Isratel, Belgia, Belanda, Jerman, Italia, Australia dan Hong Kong. Namun, belum ditemukan di AS. Banyak negara termasuk AS membatasi pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan.

Dokter Afrika Selatan yang pertama kali memperingatkan tentang varian baru mengatakan kepada BBC kalau pasien memiliki gejala “sangat ringan” meskipun terlalu dini untuk menentukan bagaimana omicron berperilaku sebelum dipelajari dengan cermat.

“Meski pun terlalu dini untuk memiliki data definitif, data awal yang dilaporkan menunjukkan omicron menyebabkan gejala ringan hingga sedang dan lebih menular. Jika ini ternyata benar, ini bullish bukan bearish untuk pasar,” tulis Bill Ackman dari Pershing Square Capital Management.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun kembali naik di atas 1,5 persen pada perdagangan Senin setelah peralihan aset investor ke obligasi dan menekan imbal hasil lebih rendah. Sejumlah saham bank seperti Wells Fargo dan PNC Financial naik karena kenaikan imbal hasil obligasi.

Salah satu saham yang melanjutkan trennya sejak Jumat adalah Moderna. Saham Moderna naik 11,8 persen setelah menguat 20 persen pada Jumat pekan lalu.

Produsen vaksin telah mengumumkan Langkah-langkah untuk menyelidiki omicron dengan pengujian yang sudah berlangsung. Sementara itu, masih harus dilihat bagaimana omicron merespons vaksin saat ini apakah formulasi baru dperlukan. Chief Medical Officer Moderna Paul Burton menuturkan, vaksin yang diformulasikan ulang terhadap omicron awal tahun depan.

Indeks volatilitas CBOE yang mengukur kekhawatiran wall street melemah setelah melonjak 10 poin pada Jumat pekan lalu. Truist melihat 19 kali sejak 1990 ketika VIX melonjak lebih dari 40 persen dalam satu hari, dan menemukan pasar lebih tinggi 18 dari 19 kali setahun kemudian dengan rata-rata keuntungan 20 persen.

Selain perkembangan COVID-19, investor juga antisipasi data ekonomi utama yang dirilis pekan ini. Di sisi lain, laporan pekerjaan November diperkirakan menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang solid. Ekonom yang disurvei Dow Jones berharap 581.000 pekerjaan ditambahan pada November 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya