Menengok Arah Bisnis Provident Agro Setelah Lepas Saham Mutiara Agam

Dengan penjualan Mutiara Agam, Provident Agro tidak lagi memiliki kebun sawit sebagai sumber pendapatan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Jun 2022, 06:57 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 12:01 WIB
Paparan publik PT Provident Agro Tbk pada Rabu (1/12/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit I)
Paparan publik PT Provident Agro Tbk pada Rabu (1/12/2021) (Dok: tangkapan layar/Pipit I)

Liputan6.com, Jakarta - PT Provident Agro Tbk (PALM) telah menyelesaikan penjualan seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada PT Mutiara Agam (MAG) dengan harga jual saham sebesar Rp 354,5 miliar pada 23 November 2021.

Harga jual saham tersebut berdasarkan nilai perusahaan (Enterprise Value) MAG sebesar Rp 502,5 miliar yang terdiri dari komponen harga pembelian saham dan kewajiban pelunasan hutang oleh MAG kepada Provident Agro.

Dengan penjualan MAG, Perseroan tidak lagi memiliki kebun sawit sebagai sumber pendapatan. Setelah proses penjualan rampung, PT Provident Agro Tbk akan melakukan perubahan kegiatan usaha sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 Tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

Meski begitu, Presiden Direktur PT Provident Agro Tbk, Tri Boewono mengatakan Perseroan tak serta merta meninggalkan bisnis perkebunan.

Dia menuturkan, jika ada kesempatan menjanjikan di bisnis perkebunan, Perseroan tak kan segan mengeksekusinya. Di sisi lain, technical knowledge yang dimiliki manajemen saat ini memang di ranah perkebunan.

“Jadi kalau ada kebun yang menurut manajemen dan tim itu bagus dan layak untuk dikerjakan, bisa jadi di kebun lagi,” kata Tri dalam paparan publik, Rabu (1/12/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bakal Jadi Perusahaan Investasi

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Provident Agro Tbk, Devin Antonio Ridwan menjelaskan Perseroan sedang mempersiapkan serangkaian proses untuk melakukan perubahan kegiatan usaha.

Perseroan juga sedang melakukan kajian terhadap beberapa kegiatan usaha sehubungan rencana perubahan kegiatan usaha tersebut.

“Salah satu target PT Provident Agro Tbk adalah menjadi perusahaan investasi. Saat ini kami terus melakukan kajian secara komprehensif dan mempelajari setiap ketentuan yang menjadi syarat bagi perubahan usaha tersebut. Harapan kami, perubahan usaha ini akan semakin memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham,” kata Devin.

Terkait dana hasil penjualan MAG, Devin menjelaskan, ada beberapa alternatif penggunaan dana hasil penjualan, yakni untuk melakukan investasi setelah perubahan kegiatan usaha Perseroan, melakukan pembagian dividen interim maupun final dari Sebagian Saldo Laba Perseroan, atau untuk melakukan Pembelian Kembali saham dari pemegang saham.

“PT Provident Agro Tbk akan melihat setiap peluang bisnis yang memiliki prospek positif secara jangka Panjang, sehingga menciptakan pertumbuhan positif terhadap kinerja Perseroan kedepannya,” ujar Devin.

PT Provident Agro Tbk memiliki investasi dalam instrumen ekuitas di PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) sebanyak 1.386.733.708 lembar saham.

Pembelian dilakukan oleh PT Suwarna Arta Mandiri (SAM), yang seluruh sahamnya dimiliki PT Provident Agro Tbk secara langsung maupun tidak langsung dengan saldo pada tanggal 30 September 2021 adalah sebesar Rp3,50 triliun atau Rp.2.520/lembar saham. Hingga per 29 November 2021, harga saham MDKA berada di posisi Rp 3.740.

“Keputusan PT Provident Agro Tbk untuk melakukan investasi dalam instrumen ekuitas di MDKA sudah menunjukkan hasil yang positif apabila mengacu kepada naiknya harga saham dibandingkan dengan harga pembelian. Hal ini semakin memotivasi kami untuk melakukan investasi di berbagai perusahaan lainnya yang berpotensi menciptakan keuntungan dan kekuatan fundamental Perseroan dalam jangka panjang,” kata Devin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya