Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) prihatin dengan pertumbuhan mata uang kripto (cryptocurrency) yang cepat namun tidak diikuti dengan regulasi.
Data IMF mencatat total nilai pasar dari semua aset kripto melampaui USD 2 triliun pada September tahun ini. Angka ini melompat 10 kali lipat dari level yang terlihat pada awal 2020.
Baca Juga
Wakil Kepala Divisi IMF, Evan Papageorgiou, mengakui jika ekosistem kripto telah tumbuh secara signifikan, pada Oktober 2021.
Advertisement
Artikel tiga alasan IMF Khawatirkan Keberadaan Mata Uang Kripto telah menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel di saham yang dirangkum pada Minggu (26/12/2021):
1.3 Alasan IMF Khawatirkan Keberadaan Mata Uang Kripto
Dana Moneter Internasional (IMF) prihatin dengan pertumbuhan mata uang kripto (cryptocurrency) yang cepat namun tidak diikuti dengan regulasi.
Data IMF mencatat total nilai pasar dari semua aset kripto melampaui USD 2 triliun pada September tahun ini. Angka ini melompat 10 kali lipat dari level yang terlihat pada awal 2020.
Wakil Kepala Divisi IMF, Evan Papageorgiou, mengakui jika ekosistem kripto telah tumbuh secara signifikan, pada Oktober 2021.
Berita selengkapnya baca di sini
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2.Mengintip Saham Emiten Orang Terkaya RI yang Bisa Dilirik Tahun Depan
Forbes merilis 50 daftar orang terkaya di Indonesia. Dalam laporan tersebut, Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia dalam daftar Forbes Indonesia’s 50 Richest.
Hartono bersaudara bertengger dengan kekayaan bersih USD 42,6 miliar. Keduanya adalah penghasil dolar terbesar tahun ini dengan penambahan USD 3,8 miliar, terutama berkat kenaikan saham Bank Central Asia atau BCA (BBCA).
Merujuk laman Forbes, keluarga Hartono membeli saham BCA setelah keluarga kaya lainnya, yakni Salim, kehilangan kendali bank tersebut selama krisis ekonomi Asia pada 1997-1998.
Advertisement
3.IPO Terbesar Kedua di Dunia Tahun Ini, China Mobile Bakal Raup USD 8,78 Miliar
China Mobile merencanakan penawaran umum perdana (IPO) yang disebut bakal jadi terbesar kedua di dunia tahun ini. Momentum ini terhitung hampir setahun setelah perusahaan delisting dari New York Stock Exchange.
Operator jaringan seluler terbesar di dunia berdasarkan pelanggan itu, akan menjual antara 845,7 juta dan 972,6 juta saham. Termasuk opsi penjatahan berlebih untuk memenuhi permintaan investor yang kuat, masing-masing 57,58 yuan di Shanghai.
Perusahaan berpotensi meraup dana segar 56 miliar yuan atau USD 8,78 miliar, setara Rp 124,58 triliun (kurs Rp 14.189 per USD). Dengan angka tersebut, aksi ini akan menjadi IPO terbesar kedua secara global pada 2021.