Top 3: Alasan IMF Khawatirkan Keberadaan Mata Uang Kripto

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu, 26 Desember 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Des 2021, 08:28 WIB
Diterbitkan 26 Des 2021, 08:28 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) prihatin dengan pertumbuhan mata uang kripto (cryptocurrency) yang cepat namun tidak diikuti dengan regulasi.

Data IMF mencatat total nilai pasar dari semua aset kripto melampaui USD 2 triliun pada September tahun ini. Angka ini melompat 10 kali lipat dari level yang terlihat pada awal 2020.

Wakil Kepala Divisi IMF, Evan Papageorgiou, mengakui jika ekosistem kripto telah tumbuh secara signifikan, pada Oktober 2021.

Artikel tiga alasan IMF Khawatirkan Keberadaan Mata Uang Kripto telah menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel di saham yang dirangkum pada Minggu (26/12/2021):

1.3 Alasan IMF Khawatirkan Keberadaan Mata Uang Kripto

Dana Moneter Internasional (IMF) prihatin dengan pertumbuhan mata uang kripto (cryptocurrency) yang cepat namun tidak diikuti dengan regulasi.

Data IMF mencatat total nilai pasar dari semua aset kripto melampaui USD 2 triliun pada September tahun ini. Angka ini melompat 10 kali lipat dari level yang terlihat pada awal 2020.

Wakil Kepala Divisi IMF, Evan Papageorgiou, mengakui jika ekosistem kripto telah tumbuh secara signifikan, pada Oktober 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2.Mengintip Saham Emiten Orang Terkaya RI yang Bisa Dilirik Tahun Depan

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Forbes merilis 50 daftar orang terkaya di Indonesia. Dalam laporan tersebut, Robert Budi Hartono dan Michael Hartono mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya di Indonesia dalam daftar Forbes Indonesia’s 50 Richest.

Hartono bersaudara bertengger dengan kekayaan bersih USD 42,6 miliar. Keduanya adalah penghasil dolar terbesar tahun ini dengan penambahan USD 3,8 miliar, terutama berkat kenaikan saham Bank Central Asia atau BCA (BBCA).

Merujuk laman Forbes, keluarga Hartono membeli saham BCA setelah keluarga kaya lainnya, yakni Salim, kehilangan kendali bank tersebut selama krisis ekonomi Asia pada 1997-1998.

Berita selengkapnya baca di sini

3.IPO Terbesar Kedua di Dunia Tahun Ini, China Mobile Bakal Raup USD 8,78 Miliar

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

China Mobile merencanakan penawaran umum perdana (IPO) yang disebut bakal jadi terbesar kedua di dunia tahun ini. Momentum ini terhitung hampir setahun setelah perusahaan delisting dari New York Stock Exchange.

Operator jaringan seluler terbesar di dunia berdasarkan pelanggan itu, akan menjual antara 845,7 juta dan 972,6 juta saham. Termasuk opsi penjatahan berlebih untuk memenuhi permintaan investor yang kuat, masing-masing 57,58 yuan di Shanghai.

Perusahaan berpotensi meraup dana segar 56 miliar yuan atau USD 8,78 miliar, setara Rp 124,58 triliun (kurs Rp 14.189 per USD). Dengan angka tersebut, aksi ini akan menjadi IPO terbesar kedua secara global pada 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya