Antara Kualitas Perusahaan dan Prospek Industri, Mana yang Lebih Menarik bagi Investor?

Disertasi karya I Gede Nyoman Yetna (2021), salah satu direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan keputusan investor saat berinvestasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Des 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 20:00 WIB
20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor memiliki berbagai preferensi yang dapat mempengaruhi keputusannya dalam investasi, termasuk memilih saham perusahaan saat pre IPO.

Pada situasi tersebut, investor kerap dihadapkan pada pertimbangan untuk mencermati prospek industri perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), atau fokus menelisik kinerja Perusahaan.

Merujuk disertasi karya I Gede Nyoman Yetna (2021), salah satu direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan investor ternyata lebih mempertimbangkan kualitas perusahaan dibandingkan dengan prospek industrinya.

“Hasil penelitian antara lain: investor ternyata lebih mempertimbangkan kualitas perusahaan dibandingkan dengan prospek industrinya,” terang Nyoman dalam keterangan tertulis, Jumat (31/12/2021).

Kualitas organisasi yang menjadi pertimbangan di antaranya yakni, model bisnis (business model) yang mengkapitalisasi teknologi dan inovasi, reputasi dari pemegang saham pengendali dan juga reputasi dan kompetensi CEO.

Meskipun investor mengharapkan perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan, investor lebih mengutamakan perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola risiko khususnya legal dan liquidity risk.

Selanjutnya hasil studi ini menyimpulkan membangun kepercayaan investor semata tidak cukup dalam rangka meningkatkan minat awal partisipasi investor dalam pre-IPO. Membangun trust dan confidence secara bersama-sama akan berpotensi menarik minat investor untuk berinvestasi.

"Hasil penelitian lain yang menarik adalah diperlukannya revitalisasi fungsi utama dari underwriter sehingga dapat menjalankan amanahnya sebagai - a certifying agent, as a transmitter information, offering price setter, and sender signal of long-run firms performance atas perusahaan yang di-underwrite,” imbuh Nyoman.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dikukuhkan sebagai Doktor

Kerjasama Pengembangan Kewirausahaan di Lingkungan Kampus UI
Wakil Rektor Bidang SDM dan Kerja Sama UI dan Dedi Priadi DEA dan Direktur PT BEI, I Gede Nyoman Yetna berukar cinderamata usai penandatanganan kerjasama antara UI, kalangan pengusaha dan industri di Kampus UI, Depok, Rabu (5/12). (Liputan6.com/HO/Palar)

I Gede Nyoman Yetna, dikukuhkan sebagai doktor ke-298 setelah dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dalam sidang terbuka Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (PPIM FEB UI) pada 28 Desember 2021.

Hasil penelitiannya dinilai memiliki novelty yang diharapkan dapat meningkatkan upaya mendorong jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia dan meningkatkan partisipasi investors di pasar modal.

Nyoman merupakan mahasiswa angkatan 2017 yang mengikuti sidang promosi  dengan disertasi berjudul

"The Effect of Perceived Industrial Prospect and Prospective Company on Investment Prospect, Trust, Confidence and Investors’ Willingness to Buy: an Empirical Research on Pre-IPO on Indonesia Capital”.

Penelitian tersebut bertujuan menggali variable kunci terkait ekspektasi dan psikologi investor pada saat penyampaian minat awal berinvestasi di periode Pre-IPO.

"Investor mempersepsikan perusahaan dalam tahap Pre-IPO sebagai sebuah ‘paket investasi’ dengan potensi pertumbuhan yang menarik. Potensi pertumbuhan ini yang berdampak pada keputusan investasi,” kata Nyoman.

Terdapat dua variabel yang mempengaruhi prospek investasi pada sebuah perusahaan. Variable pertama adalah prospek industri (external environment), di mana perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasionalnya.

Sementara variabel kedua adalah kualitas organisasi (internal organization). Terdapat 67 investor institusi dengan posisi managerial level sebagai responden.

Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan LISREL software.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya