Wall Street Anjlok Tersengat Ketegangan Rusia-Ukraina Kembali Memanas

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones pun mencatat kinerja harian terburuk pada 2022

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Feb 2022, 07:03 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2022, 07:03 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Kamis, 17 Februari 2022. Wall street merosot di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina sehingga investor melepas aset berisiko dan beralih ke obligasi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones pun mencatat kinerja harian terburuk pada 2022. Indeks Dow Jones turun sekitar 622,24 poin atau 1,8 persen menjadi 34.312,03. Indeks S&P 500 susut 2,1 persen menjadi 4.380,26. Indeks Nasdaq melemah 2,9 persen menjadi 13.716,72.

“Dalam jangka pendek, pasar hanya bergerak ke indikasi dengan melihat keluar dari Rusia,” ujar Chief Investment Strategist BMO Wealth Management, Yung-Yu Ma dilansir dari CNBC, Jumat (18/2/2022).

Pada pekan lalu, wall street anjlok setelah Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan memperingatkan Rusia dapat menyerang Ukraina “kapan saja sekarang”. Akan tetapi, awal pekan ini, wall street pulih setelah ketegangan tampaknya mereda dengan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan mulai menarik kembali pasukan dari perbatasan Ukraina.

Pada Kamis pekan ini, ketakutan kembali ke pasar. Presiden AS Joe Biden memperingatkan ancaman Rusia yang invasi Ukraina “sangat tinggi” mengatakan serangan bisa datang dalam beberapa hari ke depan.

Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan konflik telah mencapai “momen penting” dan Rusia sedang bergerak menuju "invasi yang akan segera terjadi”. Ukraina menuduh separatis pro-Rusia menyerang sebuah desa di dekat perbatasan.

ETF VanEck Rusia yang melacak saham perusahaan yang terkait dengan negara itu turun sekitar 5 persen pada Kamis pekan ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Aksi Jual Saham

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Aksi jual saham terjadi yang dipimpin saham teknologi pada Kamis pekan ini. Saham konsumsi yang cenderung stabil mencatat kenaikan hampir 1 persen.

Saham Walmart memimpin kenaikan setelah laporan kuartalan yang melampaui harapan dan menegaskan kembali panduan. Saham Walmart naik 4 persen.

Di sisi lain, harga emas berjangka naik lebih dari satu persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun di bawah dua persen karena harga obligasi naik.

Investor juga mencerna banyak laporan laba perusahaan. “Pasar tidak hanya mencoba menavigasi ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, tetapi juga mencoba menavigasi kinerja,” uje CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Saham Palantir merosot 15,8 persen setelah perusahaan menyampaikan kinerja meleset dari harapan laba. Sahma Nvidia turun 7,5 persen meski laporan laba lebih baik dan perkiraan panduan margin kotor kuartal I sedikit lebih rendah dari perkiraan analis.

Saham Cisco naik 2,7 persen setelah perseroan melampaui perkiraan kinerja dan meningkatkan panduan. Saham Doordash melonjak 10,7 persen.

Dari data ekonomi, klaim pengangguran mingguan berada di 248.000 naik dari minggu sebelumnya dan di atas perkiraan 218.000, menurut perkiraan Dow Jones.Izin perumahan pada Januari menunjukkan peningaktan yang mengejutkan tetapi perumahan mulai tertinggi dari harapan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya