Laba Mitratel Melesat 129 Persen, Ini Kata Analis

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) membukukan pertumbuhan pendapatan 2021 sebesar 11 persen menjadi Rp 6,87 triliun dibandingkan 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Mar 2022, 05:00 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 05:00 WIB
Tower telekomunikasi
Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mencatat laba bersih Rp 1,38 triliun pada 2021. Raihan laba bersih itu naik 129 persen dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 602 miliar.

Perolehan laba tersebut diikuti margin laba bersih Mitratel yang meningkat mencapai 20,1 persen tahun lalu, dari sebesar 9,7 persen pada 2020. Capain ini melampaui ekspektasi analis.

"Pencapaian kinerja MTEL tahun lalu itu melebihi ekspektasi kami. Karena kami perkirakan sedikit di bawah itu. Tapi secara umum sangat bagus bagi MTEL untuk memulai tahun 2022,” kata Analis senior pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi, ditulis Selasa (22/3/2022).

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan 2021 sebesar 11 persen menjadi Rp 6,87 triliun dibandingkan 2020 sebesar Rp 6,18 triliun. Dayamitra Telekomunikasi juga meningkatkan EBITDA pada 2021 mencapai Rp 5,18 triliun, meningkat 23,9 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp 4,18 triliun.

Selain itu, Dayamitra Telekomunikasi juga melakukan banyak efisiensi, terutama dari depresiasi. Sehingga perseroan mampu menciptakan kenaikan laba bersih yang signifikan.

Merujuk pada fundamental yang solid, Yosua menilai saham MTEL memiliki potensi bagus untuk dikoleksi. “Saham MTEL layak dikoleksi di harga sekarang,”

"Kalau saya lihat, secara fundamental cukup oke dan masih ada ruang bagi saham MTEL bergerak naik. Itu karena saham MTEL cukup murah di harga sekarang secara valuasi," imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IPO Mitratel

Menteri Erick Thohir Peran Mitratel untuk Wujudkan Indonesia Digital Sangat Krusial
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Tahun lalu, MTEL memperoleh dana initial public offering (IPO) sebesar Rp 18,8 triliun. Dengan dana IPO sebesar itu, Yosua menilai akan sangat mudah diolah oleh MTEL untuk memperoleh menara baru guna mendapatkan pundi-pundi pendapatan ke depan. Pada 2022 ini, MTEL juga berencana mengakuisisi menara lagi.

"Itu yang kita tunggu-tunggu. Apalagi sekarang MTEL memiliki dana besar setelah IPO puluhan triliun, itu akan dipakai untuk akuisisi. Saya pikir, ini sangat baik dan bagus untuk kinerja MTEL," kata Yosua.

MTEL tahun lalu mengakuisisi 8.139 menara Telkomsel dan 798 tower Telkom. Hal ini membuat pendapatannya tumbuh. Pendapatan itu didapat MTEL dari penyewaan kontrak menara dengan durasi sekitar 10 tahun.

"Ini sangat bagus untuk ke depannya. Jadi otomatis, dalam 10 tahun ke depan, MTEL mendapatkan pendapatan sebesar yang didapat tahun 2021. Nah, untuk menambah pendapatan dan laba bersih, MTEL cukup menambah sekitar 500 -750 menara baru per tahun. Itu sudah sangat oke," ujar dia.

Yosua menambahkan, konsolidasi yang dilakukan oleh Grup Telkom membuat MTEL sangat kuat. Jika dibandingkan dengan yang lain, MTEL menjadi salah satu yang terbesar, sehingga daya beli dan daya tawar MTEL cukup kuat apalagi didukung oleh Grup Telkom, dimana Telkomsel menjadi tulang punggung dari pendapatan MTEL. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya