Multipolar Cetak Laba Bersih Rp 201 Miliar pada 2021, Ini Faktor Pendorong

PT Multipolar Tbk (MLPL) mencatat pertumbuhan pendapatan dan membukukan laba bersih pada 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Apr 2022, 09:22 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2022, 09:22 WIB
PT Multipolar Tbk transformasi perusahaan dengan mengganti nama dan logo (Foto: Multipolar)
PT Multipolar Tbk transformasi perusahaan dengan mengganti nama dan logo (Foto: Multipolar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Multipolar Tbk (MLPL) atau disebut MPC membukukan kinerja positif sepanjang 2021. PT Multipolar Tbk mencatat pertumbuhan penjualan dan mencetak laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/4/2022), PT Multipolar Tbk mencatat penjualan bersih naik 0,31 persen menjadi Rp 10,31 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,27 triliun.

Beban pokok penjualan barang dan jasa naik 2,49 persen menjadi Rp 8,45 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 8,24 triliun. Dengan demikian, laba bruto susut 8,5 persen dari Rp 2,02 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,85 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan pendapatan investasi menjadi Rp 921,73 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesr Rp 831,68 miliar. Beban usaha perseroan turun dari Rp 2,11 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,89 triliun pada 2021.

Beban keuangan susut dari Rp 742,95 miliar pada 2020 menjadi Rp 612,07 miliar pada 2020. Beban lainnya merosot dari Rp 656,56 miliar pada 2020 menjadi Rp 168,34 miliar pada 2021.

Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 201,25 miliar pada 2021. Hal ini berbalik dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 793,09 miliar.

Total ekuitas naik 14,25 persen dari Rp 3,96 triliun pada 2020 menjadi Rp 4,52 triliun pada 2021. Total liabilitas turun 12,6 persen menjadi Rp 10,23 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,71 triliun.

Total aset susut 5,8 persen menjadi Rp 14,7 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 15,68 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 2,43 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kontribusi Kinerja

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mengutip keterangan tertulis perseroan, bisnis teknologi dan digital MPC, di antaranya Multipolar Technology dengan layanan IT system integration dan managed services serta ventura dengan investasi multisectoral regional dlaam bisnis tahap awal menyumbang keuntungan signifikan.

PT Multipolar Technology Tbk melaporkan pendapatan hampir Rp 3 triliun, naik 11,6 persen dari 2020. Sedangkan laba bersih Rp 259 miliar, tumbuh 50,2 persen dari laba bersih 2020.

Multipolar Technology bersama dengan anak-anak perusahaannya, dengan titik-titik layanan pelanggan yang tersebar di banyak pelosok Indonesia, terus mengembangkan bisnisnya dalam bidang cloud computing, big data, artificial intelligence dan layanan berbasis teknologi lainnya.

Bisnis ritel MPC juga mulai menunjukkan perbaikan kinerja, dipimpin oleh Matahari Department Store (LPPF) yang melaporkan penjualan kotor sebesar Rp 10,3 triliun, naik signifikan 19,6 persen dari 2020 dan laba bersih sebesar Rp 913 miliar, berbalik drastis dari kerugian bersih sebesar Rp 873 miliar pada 2020.

MDS juga telah melunasi seluruh pinjamannya per akhir tahun 2021, setelah mencatatkan saldo pinjaman sebesar Rp 1 triliun per akhir 2020.

Matahari Putra Prima (MPPA) telah sukses menyelesaikan rights issue pada Desember 2021 dan berhasil memperoleh dana sebesar Rp720 miliar. Dana itu digunakan untuk memperkuat neraca keuangannya secara substansial serta menyediakan modal yang cukup untuk rencana pertumbuhan bisnisnya.

MPPA dan MDS terus melanjutkan ekspansi jaringan omnichannel-nya melalui platform digital yang dimiliki sendiri serta ratusan toko virtual di berbagai marketplace seperti GoMart, Tokopedia, Grabmart, Shopee, Blibli, dan lainnya.

Di bidang fintech, Bank Nobu (NOBU), tengah berakselerasi dalam evolusinya ke arah digital banking, setelah meluncurkan aplikasi NobuNEO pada 2021 serta terus menambah fitur-fitur dan meningkatkan kapabilitas perbankannya dalam menyediakan layanan digital lengkap kepada para nasabahnya.

Penambahan Modal MPC

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penambahan modal MPC berjalan sesuai rencana, dengan target selesai pada April 2022. Hasil penambahan modal ini akan digunakan untuk membiayai strategi pertumbuhan Perseroan melalui investasi dan akuisisi, serta memperkuat neraca keuangan Perseroan.

CEO dan Presiden Direktur MPC  Adrian Suherman menuturkan, dengan tim manajemen yang kompeten, dukungan yang solid dari para pemegang saham, hubungan yang kuat dengan para partner usahanya, serta pengalaman yang kaya di pasar Indonesia, berada dalam posisi yang unik dalam menangkap peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Disemangati oleh pencapaian tahun 2021, kami bertekad untuk terus mengeksekusi strategi-strategi bisnis Perseroan dan meningkatkan nilai para pemegang saham kami,” ujar dia.

Gerak Saham MLPL

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 1 April 2022, saham MLPL turun 3,33 persen ke posisi Rp 232 per saham. Saham MLPL dibuka naik empat poin ke posisi Rp 244 per saham.

Saham MLPL berada di level tertinggi Rp 246 dan terendah Rp 228 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.211 kali dengan volume perdagangan 1.212.167. Nilai transaksi Rp 28,5 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya