Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang tiga bulan pertama 2022. PT HM Sampoerna Tbk mencatat pertumbuhan penjualan tetapi laba bersih menurun pada kuartal I 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (9/5/2022), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat penjualan Rp 26,16 triliun pada kuartal I 2022.
Baca Juga
Penjualan perseroan naik 11,04 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 23,55 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 21,90 triliun pada kuartal I 2022, atau naik 18,25 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,52 triliun.
Advertisement
Laba kotor perseroan turun 15,42 persen menjadi Rp 4,26 triliun pada kuartal I 2022 dibandingkan periode kuartal I 2021 sebesar Rp 5,03 triliun. Perseroan menekan beban penjualan dari Rp 1,42 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 1,36 triliun pada kuartal I 2022.
Sementara itu, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 528,50 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 455,73 miliar. Penghasilan keuangan turun dari Rp 131,47 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 95,16 miliar pada kuartal I 2022.
PT HM Sampoerna Tbk membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,91 triliun pada kuartal I 2022. Realisasi laba itu susut 25,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,58 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar dan dilusi tercatat Rp 16 pada kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 22.
Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 31,12 triliun selama tiga bulan pertama 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 29,19 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 28,71 triliun hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 23,89 triliun.
Perseroan mencatat aset Rp 59,83 triliun hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 53,09 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 17,21 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 17,84 triliun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
HM Sampoerna Investasi Rp 2,38 Triliun untuk Bangun Pabrik Batang Tembakau IQOS
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), afiliasi dari Philip Morris International (PMI), mengumumkan realisasi investasi dengan total nilai sekitar USD 166,1 juta atau sekitar Rp 2,38 triliun (kurs Rp 14.334 per USD).
Investasi tersebut untuk pembangunan fasilitas produksi batang tembakau bagi IQOS dengan merek HEETS, di Karawang, Jawa Barat, Indonesia.
IQOS merupakan produk tembakau inovatif bebas asap tanpa pembakaran yang mengedepankan penelitian ilmiah dan teknologi sehingga mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90 - 95 persen dibandingkan asap rokok.
Fasilitas produksi yang dijadwalkan beroperasi pada kuartal IV 2022 itu akan dialokasikan memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik. Hal ini merupakan bagian dari komitmen Sampoerna untuk menciptakan nilai ekonomi jangka panjang di Indonesia dengan mengedepankan inovasi, penelitian ilmiah, dan teknologi.
Fasilitas tersebut akan menjadi fasilitas produksi ketujuh PMI secara global dan kedua di Asia. Serta merupakan perluasan dari fasilitas produksi Sampoerna yang berlokasi di Karawang.
"Investasi ini merupakan bentuk kepercayaan Sampoerna dan induk perusahaan kami, PMI, atas iklim investasi Indonesia. Sekaligus upaya nyata Perseroan untuk menjadi bagian dari pemulihan perekonomian nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia," ujar Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis dalam keterangan resmi, Selasa (30/11/2021).
Advertisement
Uji Pasar
Mindaugas mengatakan fasilitas ini merupakan bagian dari komitmen global PMI dalam menyediakan produk tembakau bebas asap sebagai alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa.
Perseroan percaya, dengan memanfaatkan inovasi, penelitian, dan adaptasi teknologi dalam manufaktur batang tembakau untuk IQOS, Sampoerna akan berperan aktif mendorong transformasi industri tembakau nasional dengan tetap melibatkan petani tembakau dan peritel sebagai bagian dari mata rantai industri.
"Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah untuk terus meningkatkan daya saing sektor manufaktur tanah air di kancah global melalui peta jalan Making Indonesia 4.0,” tambah Mindaugas.
Di Indonesia, HM Sampoerna telah melakukan uji pasar IQOS secara terbatas sejak Maret 2019 melalui program keanggotaan ‘IQOS Club’ untuk mempelajari potensi pasar dan respons perokok dewasa terhadap produk bebas asap rokok. Saat ini, IQOS dan batang tembakau dengan merek HEETS tersedia di Jakarta, Surabaya, Bali, dan Medan.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan kinerja beragam sepanjang 2021. PT HM Sampoerna Tbk mencatat kenaikan penjualan tetapi laba bersih merosot pada 2021.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT HM Sampoerna Tbk mencatat penjualan Rp 98,87 triliun pada 2021. Kontribusi penjualan itu antara lain ekspor turun dari Rp 218,58 miliar pada 2020 menjadi Rp 154,03 miliar pada 2021.
Sementara itu, kontribusi penjualan dari sigaret kretek mesin naik 6,55 persen menjadi Rp 65,24 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 61,23 triliun. Sigaret kretek tangan naik dari 21,45 triliun pada 2020 menjadi Rp 22,87 triliun pada 2021.
Selain itu, sigaret putih mesin naik menjadi Rp 9,42 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,92 triliun. Sigaret putih tangan naik dari Rp 16,95 miliar pada 2020 menjadi Rp 544,89 miliar pada 2021. Lainnya naik dari Rp 579,02 miliar pada 2020 menjadi Rp 627,92 miliar pada 2021.
Beban pokok penjualan naik 11,27 persen menjadi Rp 81,95 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 73,65 triliun. Namun, laba kotor turun 9,86 persen dari Rp 18,77 triliun pada 2020 menjadi Rp 16,91 triliun pada 2021. Beban penjualan susut 0,88 persen menjadi Rp 6,20 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,25 triliun.
Dengan demikian, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 16,83 persen menjadi Rp 7,13 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,58 triliun. Laba per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 61 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 74.
Total ekuitas susut 3,47 persen menjadi Rp 29,19 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 30,24 triliun. Sementara itu, total liabilitas naik 22,98 persen pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 19,43 triliun.
Total aset Rp 53,09 triliun pada 2021 atau naik 6,87 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49,67 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 17,84 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,80 triliun.
Advertisement