Tesla Hentikan Sebagian Besar Produksi di Pabrik Shanghai

Tesla Inc hanya produksi kurang dari 200 kendaraan jauh lebih sedikit dari sekitar 1.200 unit yang telah dibangun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Mei 2022, 19:14 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2022, 19:14 WIB
Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Tesla Inc telah menghentikan sebagian besar produksinya di pabrik Shanghai karena masalah mengamankan suku cadang untuk kendaraan listriknya.

Hal itu menurut memo internal yang dilihat oleh Reuters, terbaru dari serangkaian kesulitan bagi pabrik. Melansir Yahoo Finance, Selasa (10/5/2022), pabrik berencana untuk memproduksi kurang dari 200 kendaraan pada Selasa, jauh lebih sedikit dari sekitar 1.200 unit yang telah dibangun setiap hari sejak tak lama setelah dibuka kembali pada 19 April setelah penutupan 22 hari.

Menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut sebelumnya mengatakan masalah pasokan telah memaksa pabrik untuk menghentikan produksi pada Senin.

Shanghai berada di minggu keenam dari lockdown COVID-19 yang intensif telah menguji kemampuan produsen untuk beroperasi di tengah pembatasan keras pada pergerakan orang dan material.

Tesla telah merencanakan hingga akhir pekan lalu untuk meningkatkan output ke tingkat pra-lockdown minggu depan.

Sementara itu, masih belum jelas kapan masalah pasokan saat ini dapat diselesaikan, kata orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena rencana produksi bersifat pribadi.

Meskipun demikian, rupanya pihak Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Asosiasi Mobil Penumpang China dijadwalkan untuk merilis penjualan April untuk Tesla, pembuat EV terbesar kedua di China di belakang BYD, pada Selasa.

Asosiasi otomotif lain mengatakan pekan lalu memperkirakan penjualan mobil secara keseluruhan di China turun 48 persen pada April karena penguncian nol-COVID menutup pabrik, membatasi lalu lintas ke ruang pamer dan mengerem pengeluaran.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Produksi Model 3

Pabrik Tesla di China
Pabrik Tesla

Aptiv, pemasok utama kawat harness Tesla, menghentikan pengiriman dari pabrik Shanghai yang memasok Tesla dan General Motors Co setelah infeksi COVID-19 ditemukan di antara para pekerjanya, dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, Senin.

Pabrik Tesla di Shanghai, juga dikenal sebagai Gigafactory 3, memproduksi sedan Model 3 dan crossover Model Y untuk pasar China dan ekspor.

Tesla melanjutkan sebagian produksi di pabrik Shanghai pada 19 April setelah penutupan 22 hari yang disebabkan oleh lockdown kota akibat COVID-19.

Tesla bertujuan untuk meningkatkan produksi di pabrik Shanghai menjadi 2.600 mobil per hari mulai 16 Mei, Reuters melaporkan sebelumnya.

Pihak berwenang Shanghai telah memperketat lockdown di seluruh kota yang diberlakukan lebih dari sebulan lalu di pusat komersial dengan populasi 25 juta, sebuah langkah yang dapat memperpanjang pembatasan pergerakan sepanjang bulan.

Elon Musk Jual Saham Tesla Rp 121,56 Triliun

Elon Musk
CEO Tesla Elon Musk

Sebelumnya, CEO Elon Musk menjual sekitar saham Tesla senilai USD 8,4 miliar atau sekitar Rp 121,65 triliun (asumsi kurs Rp 14.482 per dolar Amerika Serikat). Aksi jual saham Tesla juga sebagai upaya menjadikan Twitter go private, menurut mengajuan kepada Securities and Exchange Commission.

CEO Tesla dan SpaceX Elon Muskmelepas sekitar 4,4 juta saham Tesla pada perdagangan Selasa, 26 April 2022 dan Rabu, 27 April 2022. Pengajuan baru pada Jumat menunjukkan penjualan tambahan 5,2 juta saham pada Kamis, 28 April 2022.

Penjualan saham Tesla dilakukan Elon Musk pertama kali dilakukan pada Selasa, 26 April 2022. Saham Tesla turun 12 persen pada saat itu. Pada Jumat, 29 April 2022, saham Tesla naik 2,5 persen.

Saat pengajuan diumumkan pada Kamis malam, 28 April 2022, Elon Musk menulis di twitter."Tidak ada penjualan TSLA lebih lanjut yang direncanakan setelah hari ini," tulis dia.

Ia membuat pernyataan itu sebagai tanggapan atas akun yang sangat mempromosikan saham Tesla, produk dan Musk di jejaring sosial.

Tesla dan Elon Musk belum menanggapi permintaan komentar CNBC terkait bagaimana rencana menggunakan hasil penjualan saham Tesla. Selain itu, CNBC juga menanyakan apakah Musk akan menjual saham Tesla setelah 27 April 2022?

 

Elon Musk Beli Twitter, Dari Mana Dananya?

FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
CEO Tesla Elon Musk

Musk menawarkan untuk membeli Twitter dan menjadikan perusahaan media sosial itu go private dengan harga USD 54,20 per saham. Total pembelian Twitter sekitar USD 44 miliar atau sekitar Rp 637,59 triliun (asumsi kurs Rp 14.490 per dolar AS).

Elon Musk mendapatkan komitmen utang USD 25,5 miliar termasuk USD 12,5 miliar pinjaman terhadap saham Tesla-nya.Twitter menerima tawaran awal pekan ini tetapi kesepakatan itu masih membutuhkan persetujuan pemegang saham dan sesuai ketentuan.

Musk harus membayar biaya USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,49 triliun jika ia gagal mendapatkan dana cukup untuk menyelesaikan kesepakatannya untuk beli Twitter.

Di sisi lain, Twitter akan berutang kepada Musk USD 1 miliar jika menerima tawaran yang bersaing, atau jika pemegang saham menolak kesepakatan, menurut pengajuan yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya