Investor Asing Jual Saham Rp 9,1 Triliun pada 9-13 Mei 2022, Ini Penyebabnya

Investor asing melakukan aksi jual saham pada 9-13 Mei 2022. Ini kata analis

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Mei 2022, 14:52 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2022, 06:00 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi jual saham oleh investor asing melanda pasar modal Indonesia dalam sepekan, tepatnya 9-13 Mei 2022. Analis menilai, investor asing yang melakukan aksi jual saham tersebut dipicu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/5/2022), investor asing beli saham Rp 34,82 triliun dan jual saham Rp 43,93 triliun. Dengan demikian, aksi jual bersih oleh investor asing sekitar Rp 9,1 triliun. Pada penutupan perdagangan, Jumat, 13 Mei 2022, investor asing jual saham mencapai Rp 2,29 triliun. Dengan demikian, aksi beli saham oleh investor asing sepanjang 2022 mencapai Rp 63,05 triliun.

Pada pekan ini, investor asing melepas saham bank. Mengutip data RTI, aksi jual oleh investor asing di seluruh pasar pada pekan ini untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp 3,5 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 1,6 triliun, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai Rp 927,1 miliar.

Analis Erdikha Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan menuturkan, terkait investor asing yang cenderung melakukan aksi jual  disebabkan oleh the Fed yang menaikkan suku bunga pada minggu lalu. Tercatat kenaikan suku bunga the Fed sekitar 0,50 persen dan saat itu bursa saham Indonesia libur. Dengan demikian, pasar saham Indonesia menyesuaikan pada pekan ini.

"Karena ketika suku bunga dinaikkan di suatu negara maka akan menyebabkan obligasi di negara tersebut akan menjadi menarik karena imbal hasil yang naik. Wajar dari dalam negeri terjadi capital outflow setelah The Fed menaikkan suku bunganya,” ujar Ivan, ditulis Sabtu, 14 Mei 2022.

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI), menurut dia masih baru berencana menaikkan suku bunganya. Hal itu akan berdampak kepada saham-saham di sektor perbankan, properti, dan otomotif.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Faktor Lainnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia menambahkan, faktor lainnya disebabkan oleh yield obligasi Amerika Serikat (AS) yang juga terjadi kenaikan. Hal itu juga menjadi salah satu faktor pendorong investor asing menarik dana ke negara asalnya.

Di tengah inflasi AS yang tinggi akan mendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga nya agar inflasi bisa stabil. Menurut dia, hal itu menyebabkan pasar saham Indonesia menjadi kurang menarik. "Faktor yang menjadi pendorong asing melakukan aksi jual salah satunya akibat dari kenaikan suku bunga the Fed yang akan menyebabkan emerging market tidak menarik," ujar dia.

Hal senada dikatakan Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis. Kenaikan suku bunga the Fed memicu aksi jual saham di pasar modal Indonesia. Selain itu, aksi jual saham oleh investor asing juga dipicu perang Rusia-covid-19. Demikian juga kasus COVID-19 di China masih bayangi pasar saham sehingga turut memicu aksi jual investor asing.

“Kenaikan suku bunga The Fed, perang Rusia-Ukraina, serta kasus COVID-19 di China menjadi faktor utama membuat asing capital outflow dari market kita saat ini,”  Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 13 Mei 2022.

Meski investor asing melakukan aksi jual saham, Abdul menilai,pasar saham indonesia juga masih menarik didukung fundamental ekonomi.

“Pasar saham indonesia masih menarik di mana sebenarnya fundamental indonesia masih solid,” kata dia.

Penutupan IHSG Jumat 13 Mei 2022

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak pada perdagangan Jumat (13/5/2022). IHSG sempat menghijau berbalik arah melemah dan aksi jual investor asing masih masif.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 0,03 persen ke posisi 6.597,99. Indeks LQ45 naik 0,26 persen ke posisi 995,97. Sebagian besar indeks acuan kompak menguat. IHSG sempat berbalik arah menghijau pada sesi perdagangan, dan berada di level tertinggi 6.633,01. IHSG sempat berada di level terendah 6.509,87 jelang akhir pekan ini.

Sebanyak 302 saham menguat sehingga tahan pelemahan IHSG. 234 saham melemah dan 149 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.415.266 kali dengan volume perdagangan 22,7 miliar saham.  Nilai transaksi harian saham Rp 18,7 triliun. Investor asing lepas saham senilai Rp 2,29 triliun.

Sebagian besar sektor saham menghijau yang dipimpin indeks sektor saham IDXenergy 2,10 persen dan IDXtransportasi 2,10 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menanjak 2,07 persen dan indeks sektor saham IDXindustry menguat 1,82 persen. Indeks sektor saham IDXtechno melemah 3,81 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance melemah 0,92 persen.

Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing pada 13 Mei 2022

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham SLIS melonjak 24,29 persen

-Saham INDX melonjak 23,08 persen

-Saham LTLS melonjak 17,27 persen

-Saham ESTA melonjak 14,63 persen

-Saham PURI melonjak 14,04 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham BBHI melemah 6,97 persen

-Saham WINR melemah 6,94 persen

-Saham ARTO melemah 6,86 persen

-Saham SKBM melemah 6,83 persen

-Saham KICI melemah 6,80 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor antara lain:

-Saham ADRO senilai Rp 77,5 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 58,9 miliar

-Saham AMRT senilai Rp 54,1 miliar

-Saham HRUM  senilai Rp 48,2 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 32,2 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 571,3 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 333,6 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 298,2 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 257 miliar

-Saham INTP senilai Rp 112,6 miliar

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya