Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengungkapkan laporan kinerja keuangan untuk periode tiga bulan pertama pada 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 90 juta atau sekitar Rp 1,33 triliun (kurs Rp 14.770 per USD). Naik 1.659 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 5,12 juta.
Raihan itu berasal pendapatan perseroan yang tumbuh 62 persen menjadi USD 489,34 juta pada kuartal I 2022 dari USD 301,95 juta pada kuartal I 2021.
Baca Juga
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya naik menjadi USD 247,34 juta dari USD 181,87 juta di kuartal I 2021. Dengan demikian, diperoleh laba kotor sebesar USD 241,99 juta.
Advertisement
Naik dibanding kuartal I 2021 sebesar USD 120,08 juta. Pada saat bersamaan, beban penjualan, umum dan administrasi tercatat sebesar USD 41,89 juta. Beban pendanaan USD 64,61 juta, dan bebanlain-lain USD 11,21 juta.
Bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat sebesar USD 47,11 jua, pendapatan bunga USD 13,7 juta, dan pendapatan lain-lain USD 2,72 juta. Serta beban pajak penghasilan sebesar USD 96,6 juta. Dari rincian tersebut, perseroan berhasil mencatatkan laba periode berjalan sebesar USD 95,95 juta. Naik 996,82 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar USD 8,75 juta.
Aset Medco Energi Internasionalhingga Maret 2022 tercatat sebesar USD 6,99 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 5,68 miliar. Terdiri dari aset lancar USD 1,59 miliar dan aset tidak lancar USD 5,41 miliar. Liabilitas hingga akhir Maret 2022 tercatat sebesar USD 5,7 miliar, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 4,45 juta.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 1,56 miliar dan liabilitas jangka panjang USD 4,14 miliar. Sementara ekuitas hingga akhir Maret 2022 tercatat naik tipis menjadi USD 1,29 miliar dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar USD 1,23 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pefindo Dongkrak Peringkat Medco Energi Jadi idAA
Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Medco Energi International Tbk (MEDC) beserta obligasi menjadi idAA- dengan prospek stabil.
Kenaikan peringkat mencerminkan ekspektasi Pefindo, leverage keuangan perseroan akan membaik. Yakni dengan proyeksi rasio utang terhadap EBITDA di bawah 3 kali dalam jangka pendek menengah dari sebelumnya 4,6 kali pada 2021.
Hal itu dicermati sebagai dampak dari konsolidasi penuh Corridor PSC dan juga diperoleh dari kenaikan harga minyak, serta mempertahankan pengelolaan yang baik terhadap utang dan belanja modal yang didanai utang.
"Kami memandang, Corridor PSC akan memperkuat portofolio aset MEDC, dengan bauran energi menjadi 78 persen dari gas dibandingkan saat ini sebesar 64 persen, dengan tambahan produksi tahunan sebesar 60-70 ribu barrels of oil equivalent per day (mboepd). Perjanjian penjualan gas Corridor PSC dengan harga tetap dan tenor jangka panjang akan berkontribusi terhadap EBITDA yang stabil di tengah volatilitas harga minyak,” mengutip laman PEFINDO, Selasa (14/6/2022).
Pefindo memproyeksikan rasio cakupan utang MEDC akan berada di level kuat dalam jangka pendek hingga menengah dengan proyeksi rasio dana bersih dari operasi (funds from operations/FFO) terhadap utang sebesar 20 persen, meningkat dibandingkan 7,9 persen pada 2021.
Termasuk asumsi harga minyak sebesar USD 90 per barrel untuk sisa tahun 2022 dan secara bertahap menurun pada 2023-2025, dan belanja modal sekitar USD 275-350 juta per tahun pada 2022-2025 untuk segmen minyak dan gas.
Advertisement
Catatan Pefindo
"Peringkat mencerminkan aset MEDC yang terdiversifikasi, cadangan minyak dan gas yang baik, dan manajemen operasi yang baik. Namun, peringkat dibatasi oleh profil keuangan yang moderat dan risiko-risiko terkait sektor komoditas dan paparan terhadap risiko transisi energi,” jelas PEFINDO.
Catatan saja, peringkat dapat dinaikkan jika perusahaan secara berkelanjutan melakukan upaya pengurangan utang (deleveraging) yang akan menghasilkan profil keuangan yang konservatif. Hal ini perlu didukung oleh upaya untuk meningkatkan umur cadangan dengan mempertahankan leverage keuangan (diluar segmen pembangkit listrik) dibawah 2x.
Sementara peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan berutang lebih dari tinggi dibandingkan yang diproyeksikan tanpa diimbangi penguatan profil bisnis, yang akan melemahkan profil keuangan secara berkelanjutan.
Peringkat juga dapat tertekan jika harga komoditas secara signifikan dibawah yang telah kami antisipasi, yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan profitabilitas.
Komisaris Medco Energi Lepas 1 Juta Saham MEDC
Sebelumnya, komisaris PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), Yaser Raimi Panigoro melepas sejumlah saham perseroan. Yaser menjual 1 juta saham MEDC senilai Rp 614,5 juta.
"Tanggal transaksi pada 7 Juni 2022. Tujuan dari transaksi adalah keperluan pribadi dengan status kepemilikan saham langsung," ungkap Yaser dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (14/6/2022).
Adapun transaksi dilakukan dalam tiga level harga yang berbeda pada hari yang sama. Sebanyak 500 ribu saham dijual pada harga Rp 610 per saham, atau senilai Rp 305 juta. Kemudian 100 ribu saham dijual pada harga Rp 615 per lembar, atau senilai Rp 61,5 juta. Sisanya 400 ribu lembar saham dijual pada harga Rp 620 per lembar atau senilai Rp 248 juta.
Dengan demikian, Yaser mengantongi Rp 614,5 juta dari penjualan 1 juta saham MEDC. Usai transaksi, Yaser kini memiliki 973.203 lembar saham MEDC dari sebelumnya 1.973.203 lembar. Sepanjang tahun lalu, Medco berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 47,02 juta.
Raihan itu berbanding terbalik dibanding tahun sebelumnya, di mana Medco Energi International mencatatkan rugi USD 192,82 juta. Raihan itu ditopang kenaikan pendapatan di 2021 sebesar USD 1,32 juta, naik dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 1,1 juta.
Advertisement